part 15

115 9 0
                                    


          "Lo mau bukti?? Nih"

Angin pagi sore mulai menusuk kulit, kabut mulai menutup penglihatan namun tak mematahkan semangat galang untuk mengecek pekerjaan anggota nya agar nanti saat mencari jejak tidak terjadi apa-apa.
"Aman semua galang!"

  "Coba cek takut ada yang iseng menaruh bendera di tepi juarang" ucap galang, orang tersebut hanya mengangguk.
Galang terus berjalan menyelusuri tepian jurang mengecek bendera agar tidak ditaruh di sana.
"Nah... ini dia, pasti kerjaan nya si kunyuk arlond!" Ucap galang memindahkan bendera tersebut.
  Dilain sisi kamera sedang mengintai aktivitas galalang entah jebakan atau keisenagan.
"Bagus!" Ucap orang tersebut berbisik.
"Mampus lo galang!" Lanjut nya.

.
.
.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Thea yang melihat vidio tersebut manahan amarah, rasa percaya atau tidak percaya menyelimuti benak nya. Pertanyaan
'kenapa galang melakukan itu?'
Tercipta dipikiran nya.
Begitu juga galang, entah kapan vidio itu di buat, walau sepenuh nya dia tidak melakukan hal tersebut tapi tetap saja bukti ada,
Galang hanya mengepal lengan kuat menahan emosinya.
"Udah terbuktikan?? Selama ini yang jahat itu dia! Tapi semua kejahatan dia di sudutkan ke aku" ucap arlond.
Thea menatap marah bahkan tak percaya.
"Lo tega galang! Gua kira lo baik, ternyata lo masih dendam sama gua!" Ucap thea dingin

"Gua benci sama lo! Gua benci! Hiks....hisk....hiks...." teriak thea diiringi isak tangis.

"Apa yang di kata arlond itu salah! Gua benci sama lo, tapi gua ga sejahat itu!" Ucap galang

"Gua minta lo pergi! Gua bisa ngurusin diri gua sendiri! Gua ga mau lihat muka lo lagi!"

"Oke kalau begitu" ucap galang melangkah menuju pintu namun,

"Galang? Lo mau kemana??" Ucap seseorang dari arah berlawanan seketika suasana hening. Namun galang tak menghiraukan pertanyaan keyla.

"Biar gua yang ngejar dia" seru daniel mengejar galang, keyla hanya menganguk dan menemui galang.

.
.
.
.
◆◆◆◆◆◆◆◆◆
Aku melangkah menuju kantin belakang walau perasaan ku dongkol nya minta ampun tapi tetap saja aku emosi.

"Lang lo kenapa?" Ucao seseorang menghentikan langkah ku, aku hanya menoleh memastikan orang tersebut adalah daniel.
"Lo kenapa ga temenin key??"
"Mereka semua disana! Lo kenapa??"
"Gua sakit hati, benci, pokoknya campur aduk!" Ucapku mengepal tangan ku.
"Lo sakit hati ama siapa??"
Aku hanya menatap daniel pekat. "Gua benci sama thea! Kurang baik apa gua daniel! Semalaman gua jaga dia, semaleman gua khawatir sama dia bahkan gua takut kalo nyatanya thea ga nerima kondisi nya. Tapi sekarang?? Dia lebih percaya sama si bajingan arlond"ucapku tanpa nafas,
"Lo udah mulai suka sama thea galang??" Ucap daniel menyelidik.
"Aku tidak menyukai nya! Hanya saja ga ada sedikit penghargaan untuk pengorbanan gua walau secuil"
Kulihat daniel tertawa geli. Melihat teman di depan nya mengelak.
"Tidak usah sok nyembunyiin! Gua tau ko lo udah mulai tertarik ama bulle itu. Yaudahlah ga usah galau lagi! Kita kekantin aja" ucap daniel menepuk bahu ku.
.
.
.
¤¤¤¤
Suasana di kamar rawat tersa aura canggung bahkan keheningan. Setiap orang hanyut dalam perasaannya masing masing.
"Lo berantem lagi sama galang?" Lula angkat bicara

"Hey... saya nanya! Sumpah suasana begini bikin gua gereget" ucap lula kembali.

"Lula shut-up!"ucap keyla

"Eh... gua tau ya... pasti biang keladi nya arlond donal bebek! Sampai kapan sih lo itu diem ga gangguin si galang kutukupret!" Ucap diva. Thea hanya menatap diva purau.

"Kalian semua kenapa sih, selalu nyalahin arlond! Kalian ga tau kalo arlond itu ga seperti kalian bayangkan. Hiks....hiks... galang.. galang yang menyebabkan aku begini!" Ucap thea, semua yang ada disitu hanya diam tak mengerti apa yang di ucapkan oleh thea tersebut.

I LOVE YOU (Benci Kok cinta?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang