Roh Pendendam 3

1.9K 159 4
                                    


Selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang tamu yang sebelumnya sudah dibereskan. Sakura dkk memulai interogasi mereka lagi. Tenten hanya diam mendengarkam karena ia tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Tanpa sepengetahuan orang lain, Hinata sempat mengaktifkan kembali byakugannya untuk melihat dimana grudge itu berada. Grudge itu masih ada di kamar besar itu. Sepertinya roh itu sedang tidak minat malakukan apapun. Tiba-tiba grudge itu melihat ke arahnya dan menggerakkan mulutnya.

'Tolong aku. Keluarkan aku dari rumah ini.'

~*~*~*~*~*~

Hinata tertegun sejenak begitu paham dengan apa yang diucapkan grudge itu. Ia menonaktifkan lagi byakugannya dan menatap Asuma.

"Sebaiknya kau jujur saja. Ada apa dengan kamar itu?" Tanya Sasuke.

"Tidak ada apa-apa di sana! Sudah ku bilang lantai kamar itu rapuh." Jawab Asuma. Walau berusaha tenang, tapi mata tak bisa berbohong. Asuma mulai panik.

"Kalau tidak ada apa-apa di sana, kenapa kau selalu datang ke kamar itu setiap 1 minggu sekali? Ada pintu di luar rumah ini yang akan mengantarmu ke kamar itu kan?" Tanya Hinata. Oke, sekarang sakura benar-benar penasaran bagaimana Hinata bisa tahu itu semua. Jangan-jangan Hinata punya kemampuan melihat masa lalu? Kesabaran Sakura juga mulai habis. Ia tidak suka interogasinya berjalan lama karena yang diinterogasi terlalu keras kepala.

"Tidak ada pintu seperti itu di sini." Asuma tidak mau jujur. Bulir-bulir keringat mulai menetes satu persatu.

"Mau ku tunjukan pintunya? Kebetulan aku tahu dimana pintu itu." Kata Naruto santai. Naruto sempat keluar saat Hinata memberi tahunya tentang pintu itu. Memang benar jika pintu itu langsung menuju ke sebuah kamar besar yang mereka kunjungi tadi, tapi Naruto langsung keluar karena hawa di kamar itu berbahaya. Sebaiknya jika masuk, masuklah bersama-sama.

SRET

"Jawab sekarang juga atau aku akan menggunakan kekerasan." Sakura mengeluarkan pedangnya dan menodong Asuma. Asuma pucat ditodong pedang oleh Sakura. Tenten kaget bercampung bingung. Darimana pedang itu? Sepenglihatannya, Sakura tidak bawa apa-apa tadi.

"Aku...aku... ada istriku di sana." Akhirnya Asuma menjawab. Setidaknya nyawanya selamat.

"Jelaskan!" Sakura menarik pedangnya tapi belum menjauh dari Asuma. Asuma menghela nafas sejenak sebelum membongkar rahasianya.

"Istriku, Sarutobi Kurenai, dia meninggal 3 bulan yang lalu. Aku begitu terpukul akan kepergiannya. Aku belum siap hidup tanpanya. Saat itu ada seorang gadis, aku tidak tahu seperti apa wajahnya, yang kutahu rambutnya sama sepertimu tapi lebih gelap." Asuma menunjuk Sakura. Sakura merasa tubuhnya mulai bergetar.

"Dia bilang aku tetap bisa bersama istriku walau hanya rohnya saja jika aku menempatkan mayat istriku kedalam peti dan menyiramnya dengan air yang diberikan gadis itu. Aku langsung melakuakan apa yang ia jelaskan. Asal aku bersama istriku, tak masalah walau hanya rohnya, aku tak keberatan. Karena itu aku selalu ke kamar itu untuk bertemu istriku tapi aku tak pernah bertemu dengannya. Kamar itu adalah kamarku dan istriku sebelum ku sewakan"

Tenten merinding mendengarnya. Jadi kamar itu isinya mayat? Jadi selaman 1 bulan ini ia dan keluarganya tinggal bersama mayat dirumah ini? Astaga yang benar saja!

Sakura mengepalkan tangan kirinya sampai kukunya menancap di telapak tangannya. Tangan kanannya mencengkeram pedangnya dengan erat. Kepalanya ia tundukkan. Sasuke ingin merengkuh tubuh Sakura tapia ia tahan. Hal itu tidak akan menenangkannya sekarang.

"Lalu kenapa au menyewakan rumah ini?" tany Hinata.

"Karena rumag ini jadi sepi dan terlalu besar untuk ku tinggali sendiri. Aku hanya perlu kamar itu. Jadi ku sewakan agar aku mendapat uang."

Ghost Hunter S2Where stories live. Discover now