Sementara itu di tempat lain."Dok, Sus tolong ade saya." Teriak Lina ketika dirinya dan wanti sudah berada di rumah sakit membawa Drea. Setelah itu ada beberapa suster yang membawa Drea untuk masuk ke ruangan.
Ketika Drea diperiksa Lina dan Kinta tak henti-hentinya berdo'a meminta yang terbaik untuk berdoa. Begitupun ketika dokter keluar Lina dan Kinta langsung menanyakan keadaan Drea.
"Sepertinya Drea terlalu kecapean, namun dari apa yang Drea alami, sepertinya itu termasuk gejala....." hela dokter itu. "Leukimia, untungnya ini baru gejala-gejalanya jadi, harus dijaga pola istirahat dan pola makannya juga." Tutur Dokter.
"Apa dia sudah sadar dok? Boleh kami melihatnya?" Tanya Kinta.
"Sebentar lagi dia akan sadar. Silahkan asalkan jangan menganggu istirahat pasien. Saya pamit dulu ya." Jawab Dokter itu lalu berpamitan untuk memeriksa pasien lain. Lina dan Kinta kini sudah memasuki ruang rawat Drea.
Hening. Itulah keadaan ruangan ini, Lina dan Kinta yang masih tidak berani menatap Drea lihatlah sekarang pun dengan keadaannya yang lemah, pucat, dan tertidur pun dirinya meneteskan air mata namun tetap tersenyum.
Lina dan Kinta pun memberanikan diri untuk menatap Drea. Bagi mereka Drea itu sosok inspirasi mereka, seseorang yang tak pernah memudarkan senyuman ini sangat luka. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa mereka tahu bagaimana sosok Drea yang rapuh. Itu hanya mereka yang tahu.
"Baiklah, setelah ini Drea bakalan tinggal di rumah gue aja. " Ucap Kinta finish.
"Gak bisa gitu dong kin, gue juga pengen." Bantah Lina. Sebenarnya Kinta dan Lina itu sahabat di SMA nya dulu, hanya saja mereka berpisah ketika mereka telah lulus SMA. Tapi takdir mempertemukan mereka kembali ketika Lina mulai bekerja di cafe Renald. Dan soal masalah Kinta pun Lina tahu.
Ngggg
Suara erangan seseorang itu menghentikan debat Kinta dan Lina ternyata Drea sudah sadar.
"Minum." Hanya satu kata yang Drea ucapan karena dirinya benar-benar lemas. Dengan cekatan Lina pun memberikan minum itu kepada Drea karena yang posisinya dekat dengan air itu Lina.
Suasana pun kembali hening setelah dokter memeriksa Drea kembali. namun akhirnya Kinta buka suara.
"Ada yang sakit gak dre?" Tanya Kinta kepada Drea.
"Iya ada." Jawab Drea menahan tawa.
"Apa Dre?" Tanya Kinta dan Lina nyaris bersamaan.
"Ciee barengan." Goda Drea.
"Lina aja yang ngikutin." Bantak Kinta.
"Kamu kali." Bantak Lina balik.
"Udah ah, Drea pengen pulang." Lerai Drea. Sebenarnya dari tadi dia tertawa melihat Kinta dan Lina yang debat.
"Kamu tinggal sama mbak ya, deket juga ke sekolah kamu." Sahut Lina.
"Aku kan udah gak sekolah di SMA Garuda mbak, udahlah aku di kost an aja." Tolak Drea halus.
"Oh iya ya mbak lupa, yaudah kamu kaj sekolah di Herm School jadi, sama Kinta aja ya dia kan deket sama sekolah itu." Usul Lina.
"Iya ya Dre." Bujuk Kinta.
"Gak ah, gak enak aku mbak." Tolak Drea.
"Yaudah kamu anggap aja kalo kamu temenin anak mbak ya, kalo mbak kerja dia suka mbak titipin ke adik mbak itu juga kalo dia gak sibuk. Kalo mbak belum pulang kamu temenin dia ya, umurnya baru 2 tahun kok." Bujuk Kinta lagi.
"Tapi mbak..." Belum sempat dia menjawab Kinta sudah memotongnya.
"Okey, kamu bakal tinggal sama mbak dulu. Nantu barang-barangnya biar kita yang bawa ya." Ucap Kinta finish. Drea menghembuskan nafasnya kemudian menatap Kinta dan Lina lalu tersenyum dna mengangguk. Toh, kalau dia nolak juga bakal didesak terus.
"Yes!!!" Ujar Lina dan Kinta bersamaan, mereka pun tertawa bersama-sama.
Semoga ini selalu terjadi kepadaku. Meskipun nanti nya mungkin aku akan pergi meninggalkan dunia ini. Gumam Drea dalam hati.
Sebenarnya dirinya tahu apa penyakitnya hanya saja lebuh baik dia menutupi itu semua. Daripada menambah beban orang.
Kini mereka sedang berada di dalam kost an kecil dan butut milik Drea ini. Mungkin kost an ini sangat kecil dan butut tapi, banyak kenangan di dalam sini. Dari mulai Drea remaja menginjakkan kakinya disini, mendapat perhatian dari tetang, dan masih banyak lagi.
Lina dan Kinta membereskan baju-baju Drea, mereka terkejut melihat baju-baju Drea disini semua baju rata rata telah sobek dan lecek. Kost an ini juga meskipun butut dan kecil tapi kost an ini sangatlah bersih. Tak ada satu barang pun yang tidak tersimpan di tempatnya. Sedangkan Drea, dia sedang membersihkan kost an nya ini.
"Ini baju-baju kamu Dre?" Tanya Kinta.
"Hehee iya mbak, udah lecek semua ya? Itu tuh mau aku istrika tapi listrik nya gak kuat jadi gak jadi, kemarin aja ya nih mbak pas nyolokin setrikaan lampu pada mati." Tutur Drea lalu terkekeh.
"Dasar kamu ini, terus kenapa gak ke mbak aja?" Tanya Lina.
"Ehh nggak ah ngerepotin." Cengir Drea.
"Yaudahlah ini semua nya udah beres? Yuk kita pulang." Ajak Kinta lalu dia memberhentikan taksi di depan komplek perumahan dekat kost an Drea.
Ketika Drea memasuki taksi dia merasa takjub melihatnya ya maklum lah belum pernah naik yang kaya gini.
"Mbak ini rumah atau mobil, kok bagusan ini ya daripada kost an aku." Kinta meringis ketika mendapat pertanyaan seperti itu dari Drea.
"Kamu ini ada ada aja." Ucap Lina geleng-geleng.
Akhirnya mereka sampai di rumah Kinta. Rumah nya tak terlali kecil tak terlalu besar juga, Rumah Kinta juga termasuk di komplek perumahan karena ada satu alasan.
"Wah, mbak rumahnya gede banget." Ucap Drea takjub ketika dirinya masuk ke dalam rumah.
"Gak ah, mbak antar kamu ke kamar ya, itu biasanya di pake adik mbak kalo nginep disini. Tapi, sekarang dia lagi gak kesini jadi kamu pakai aja." Tutur Kinta lalu mengajak Drea ke kamarnya.
Namun, baru selangkah dirinya masuk ada seseorang meneriaki namanya.
"Kak kemana aja kok baru pulang." Tanya seorang gadis seumuran Drea lalu memberikan qila kepada Kinta yang sudah tertidur pulas. Qila itu anak dari Kinta.
"Oh tadi kakak ada urusan, oh iya nad kenalin ini Drea, Drea ini nadya kalian seumuran kok." Ucap Kinta.
"Hai! Nadya." Sapa Nadya lalu mengulurkan tangannya agar bisa bersalaman dengan Drea.
"Drea." Sapa drea lalu salaman.
"Nah, Nad Drea ini sementara waktu bakalan tinggal disini dulu, dan dia bakalan tidur di kamar kamu. Gak papa kan?" Tutur sekaligus tanya Kinta.
"Iyalah kak gak papa, berarti aku bakalan ada temen dong, oh iya kak aku pamit pulang dulu ya, mamah ufah nelpon tadi salam sama kakak katanya." Ucap Nadya.
"Iya, waalaikumsalam." Jawab Kinta.
"Bye kak, see you Drea. Assalamualaikum." Pamit Nadya.
"Yaudah Dre, kamu tidur sana besok gak sekolah kan? Nah, istirahat di rumah aja. Kalo kerja biar nanti mbak yang ijinin." Ucap Kinta. Pasti kalian bertanya-tanya Lina kemana. Tadi dia sudah turun duluan karena arah rumahnua dengan rumah Kinta berbeda dan juga ini sudah malam jadi dia pamit pulang duluan.
"Iya mbak, aku makasih banget ya sama mbak." Ucap Drea lalu masuk ke kamar.
"Semoga kamu bahagia selalu Dre." Do'a Kinta dalam hati. Lalu dia memasuki kamarnya dan langsung masuk ke dunia mimpi.
***
Rabu, 29 agustus 2018
Jangan lupa tinggalkan jejak🤗
Thanks💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Of Drea [Hiatus]
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat⚠️ Mungkin yang kau tahu aku hanya seorang gadis yang ceria dan memiliki banyak kebahagiaan. Ingatlah! Jangan lihat seseorang dari covernya saja. Aku suka kau menganggapku wanita yang ceria. Tapi, ayolah segala sesuatu tidak da...