29•Camping sekolah•

3.5K 280 135
                                    


KESELLLLLL 😭😭😭
Gais maaf baru bisa update dari kemarin tulisannya ilang terusssss😭
Males nulis, pokoknya ceritanya di part kali ini Kinta sama Derald lagi di indonesia.

•••

Tempat perkemahan yang kali ini dipilih berada di daerah puncak tepatnya di Mandala Kitri Cibodas. Drea dan teman se tendanya sudah memasangkan tenda sejak beberapa menit yang lalu kini mereka sedang duduk di depan tenda mereka sembari beberapa kali mengeluarkan canda tawa nya.

"Boleh pinjem Drea nya?" Tanya Frans membuat Drea diam karena kini posisi nya membelakangi Frans.

"Ah iya kak boleh." Jawab Laura yang kebetulan ada disitu. Drea kemudian berdiri dan tangannya ditarik lembut oleh Frans jangan lupakan orang orang yang menatapnya dengan tatapan heran juga benci.

Tenyata bukan hanya Frans yang sudah menunggunya disana tapi juga Drea, Kevin, dan Zaifa. Drea hanya menghela nafas lelah dia sudah tahu pasti akhirnya akan begini.

Tanpa aba aba, Grea berlari memeluknya erat sembari terisak dan terus mengucapkan rindu pada dirinya. Dia hanya bisa tersenyum miris.

Setelah beberapa menit acara menangis bersama nya. Kini Drea dihadapkan dengan pertanyaan lebih tepatnya pernyataan yang membuatnha ingin pergi jauh saja.

"Pulanglah ke rumah," pinta Frans menatap Drea lirih.

Untung saja, instruksi dari guru sudah terdengar membuat Drea tak usah repot repot untuk menjawabnya. Dirinya tidak bermaksud untuk membiarkan orang lain terluka. Tapi, ia masih belum bisa menyesuaikan dirinya sendiri di kehidupannya yang baru nanti.

"Sekarang kalian boleh kembali ke tenda dahulu untuk beristirahat. Ketika waktu maka siang, kami akan kembali memberi kalian instruksi." Perintah Pak Jeje, guru olahraga sekaligus ketua panitia perkemahan kali ini.

Karena Drea sudah merasa mulai lelah, dirinya memutuskan untuk langsung beristirahat saja dulu di tenda. Laura yang mengerti sahabatnya itu kelelahan mengajak teman teman setendanya untuk berdiam diri di luar dan kembali bercerita banyak hal.

•••

Drea terbangun dengan nafas terengah engah, dirinya baru memejamkan mata beberapa menit yang lalu, tapi bayang bayang perlakuan kedua orang tuanya dulu kembali menghantui dirinya dulu.

Hanya dengan menangis dia bisa meluapkan kekesalannya. Ibu, ayah, aku lelah. Laura datang dengan rasa khawatir dia melihat Drea sedang memeluk kedua lututnya sendiri dengan isakan.

Laura pun memeluk erat sahabatnya itu, dirinya sudah tahu apa hal yang terjadi pada Drea. Drea mendongakkan kepalanya kemudian memeluk erat balik Laura.

"Udah yuk, semuanya udah disuruh kumpul." Ajak Laura, Drea mengangguk lemah sebagai jawabannya.

Drea melihat sekeliling nya kemudian tatapannya bertemu dengan Frans, membuat Drea menghela nafas. Matanya juga masih terlihat bengkak akibat menangis tadi.

Malamnya, ketika acara puncak tiba. Semua orang disuruh berkumpul untuk melakukan sebuah kegiatan. Namun, sebelumnya ada pembagian kelompok terlebih dahulu.

Dan sialnya, Drea sekelompok dengan saudara saudaranya. Dia lelah.

•••

Kini kelompok Drea sudah memasuki hutan. Namun, Drea masih terus menunduk tak berani untuk mengangkat kepalanya karena dia tahu, dirinya akan mendapat tatapan memohon dari saudara-saudaranya itu.

Grea yang menyadari hal itu berjalan menuju sisi Drea dan langsung merangkulnya sembari tersenyum.

"Gak papa, kita gak maksa kamu buat kembali kok. Meskipun kamu akan menolak, kita tetap saudara. Si kembar yang terpisahkan." Ucap Grea terkekeh.

"Grea," lirih Drea.

"Kenapa?" Tanya Grea khawatir. Tiba tiba Drea memeluknya erat, hingga Grea sendiri bisa merasakan rasa rindu yang luar biasa dari kembarannya ini.

"Hei! Kalian kok malah mellow mellow an. Mana di belakang lagi, nanti kalo ada---" Tiba tiba Kevin merusak acara pelukan mereka.

"Apaan sih, gak ada ya yang kayak gituan."

"Ayo." Ajak Frans, kemudian berjalan di belakang Grea dan Drea.

"Shhh." Desis Drea lirih ketika merasakan sakit di kepalanya.

"Dre, kenapa?" Tanya Grea. Namun Drea menggeleng.

"Yaudah sini," setelah itu Grea merangkul Drea.

Belum setengah jalan terlewati, Drea sudah merasa dirinya akan kehilangan kesadaran. Dan, setelah itu kegelapan menyerangnya membuat Gre terjatuh dengan Drea yang sudah tidak sadar.

"DREA!" Teriak Grea membuat beberapa orang yang sudah berjalan lebih dulu dari mereka menghampiri Drea, betapa kagetnya mereka yang juga melihat hidung Drea mengeluarkan darah.

Setelah itu, mereka membawa Drea kembali ke tempat perkemahan dalam gendongan Frans. Sedangkan Grea hanya bisa terisak sembari di rangkul oleh Kevin. Mereka baru melihat bagaimana lemahnya seorang Grea yang tak pernah tanggung untuk membully seseorang.

***

Maaf ya cuman bisa ngasih segini😭
Ini bener2 diluar ekspetasi aku gais, Btw terimakasih sebanyak2 nya atas 100k readers nya😭💜

100k readers? Aku double update ya kalo vote nya bisa sampe 400 dan Comment 100. Budu amat ah, pusing banyak sider🙂


Secrets Of Drea [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang