Happy 21++k readers🤩
•
•
•
Sebelum bacaa jangan lupa vote ya
•
•
•
Happy Reading💕_______________________________
Raffa memutuskan pulang dahulu ke rumah, untuk meminta bantuan ayahnya mencari Drea. Dengan mata yang masih memerah dia membuka pintu rumahnya dengan keadaan lesu.
"Raffa, kenapa?" Tanya Silvi kawatir. Melihat wajah anaknya yang seperti sudah menangis.
"Drea pergi mah." Jawab Raffa lirih.
"Kok bisa? Yaudah, sekarang tenangin diri kamu dulu." Meskipun khawatir dengan keadaan Drea saat ini, Silvi tak mau anak nya ini sakit karena memikirkan kehilangan itu. Dan kali ini juga dia tahu
Bahwa Raffa sudah jatuh ke pelukan Drea.
"Ayo duduk dulu. Sini peluk." Setelah itu terdengar isakan Raffa. Dirinya tak ingin kehilangan Drea.
"Jangan sedih, nanti mamah ngomong sama papa buat bantu kamu nyari Drea ya? Sekarang istirahat dulu, mandi sana. Bau tahu." Ucap Silvi berusaha menenangkan Raffa. Raffa menganguk kecil, lalu bangkit dan pergi menuju kamarnya.
🐾🐾🐾
"Gimana keadaanya sekarang?" Tanya Graha kepada orang orang suruhannya untuk mengawasi Drea.
"Dia gak ada di rumahnya. Kita juga udah berusaha nyari bos, tapi gak ketemu. Waktu itu kita lihat, posisi terakhir di sebuah gubuk rumah di kolong jembatan. Tapi, sekarang udah gak ada bos." Jelas ketua dari mereka itu.
"Arghhhh." Graha mengerang kesal.
"Shit, saya gak mau tahu! Besok pagi sudah harus ada kabar tentang keberadaan Drea dan jangan sampai kalian datang malah membawa berita buruk." Ucap Graha kemudian berlalu pergi.
Graha pergi menuju rumahnya untuk meminta bantuan sang ayah. Tentunya bukan dengan untuk mencari Drea. Tapi sebelum itu dia menelpon ayahnya dahulu.
"Halo yah."
"Ada apa? Tumben kamu nelpon?"
"Aku minta ijin untuk ngelacak sesuatu di ruang intel ayah."
"Memangnya kamu mau melacak apa? Biar ayah aja yang lakuin, atau nggak or---."
"Nggak usah yah, jangan ikut campir urusan aku dulu untuk saat ini. Besok orang orang suruhanku akan datang ke rumah ayah."
"Baiklah."
Graha pun menutup telponnya. Dan bergegas pergi ke apartemen karena niatnya untuk pergi ke rumah ia urungkan.
🐾🐾🐾
Tidak ada kabar dari Drea, Rizky sebenarnya khawatir tapi dia tak ingin menunjukkannya. Karena sudah cukup Drea menjadi bahan bullyan akibat dirinya. Bibirnya sudah gatal ingin bertanya.
"Assalamualaikum, permisi bu." Ujar Nadya di depan pintu kelas.
"Oh Nadya, ada apa?" Bu Reni berjalan menghampiri Nadya yang berdiri di depan kelas.
"Ini bu saya mau ngasih surat ijin nya Drea kebetulan beberapa hari ini dia akan ada acara keluarga."
"Oh iya,"
"Yasudah, saya pamit dulu ya bu." Pamit Nadya kemudian segera pergi sembari menghela nafas.
Laura yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik aneh Nadya pun berusaha menahan diri agar tidak mengejar Nadya dan bertanya lebih.
Berbeda dengan Rizky, dia merasa lega mendengar bahwa Drea baik baik saja. Tidak seperti apa yang dia pikirkan.
Kringggg Kringggg Kringggg
Suara bel tanda jam istirahat kedua terdengar. Membuat sebagian besar murid segera membereskan alat tulis yang berserakan dan bergegas pergi ke kantin untuk makan siang bersama.
Di Harm School ini memang menyediakan makan siang gratis bersama di kantin sekolah yang letaknya khusus dibuat di dekat taman belakang sekolah yang terlihat asri.
Setelah jam istirahat pertama Laura tak menemukan Nadya. Akhirnya di jam istirahat kedua dia bisa menemukannya. Dirinya berjalan cepat menuju ke arah Nadya. Hingga tak ada bahwa dirinya sudah menabrak badan tinggi tegap seorang Frans.
"Ah maaf, saya buru-buru." Laura sudah melupakan dirinya yang menggilai seorang Frans. Bahkan saat tertubruk tadi dirinya yakin 100% bahwa Frans tak menunjukkan ekspresi apapun.
Sedangkan Frans dengan teman temannya hanya bida melongo melihat kejadi tersebut dimana biasanya jika ada yang seperti itu pasti akan mencuri kesempatan untuk meraba dada bidang Frans.
Ck ck ck
Frans hanya diam, dirinya juga kaget tapi dengan cepat dia menetralkan kembali mimik wajahnya.
Nadya duduk sendiri. Dia sedih ketika Drea pergi. Sudah tak ada lagi teman yang akan ada menemaninya. Maksudnya tak akan ada yang bisa menandingi Drea.
"Hei kak," Ujar Laura terengah engah.
"Kenapa? Eh bentar lo kenapa ngos ngosan. Abis dikejar setan?" Tanya Nadya keheranan.
"Drea mana?" Tanya Laura to the point ketika dirinya sudah duduk di samping meja Nadya.
"Eh--it-- kan udah gue kasih tahu dia lagi ada acara keluarga." Jelas Nadya.
"Kalo ngebohong yang pinter dikit dong ah!" Dengus Laura.
"Oke oke! Nanti pulang lo ke rumah gue. Ntar gue jelasin semuanya."
"Oke! Awas aja kalo bohong."
"Eh onta! Lo tadi kenapa ngos ngosan?" Tanya Nadya yang masih penasaran.
"Gini ya! Tahu nggak?"
"Ya nggak lah onta."
"Jadi tadi pas lo ke kelas gu kan curiga ada sesuatu yang lo sembunyiin tentang Drea. Terus gue niat istirahat pertama mau ngemeng sama lo. Tapi lo gak ada. Dan pas istirahat gue liat lo, tapi lagi ngelamun. Saking udah gak sabarnya nanyain tentang Drea, gue lari dan nabrak Frans. Yang biasanya gue heboh banget kalo ketemu dia. Tadi tiba tiba aja kayak gue tuh udah bosen sama tuh makhluk es." Jelas Laura.
"Oh." Jawab lugas Nadya. Kemudian segera menghabiskan makan siangnya dan pergi keluar kantin. Sebelum Laura ngamuk.
"Nadyaaaa." Kesal Laura kemudian ikut menyusul Nadya.
***
Finally, bisa update juga💜
Numpang promo deh ya🤪🎉🤗
Baca juga ya karyaku yang lain, Kalo penasaran lamgsung baca aja yap! Yang the truth untold sad atory sih. Kalo Putri's Diary tuh nggak sad sad banget gitoh😂
Aku tunggu vote kalian di cerita ini, serta ceritaku yang lain💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Of Drea [Hiatus]
Novela Juvenil⚠️Revisi setelah tamat⚠️ Mungkin yang kau tahu aku hanya seorang gadis yang ceria dan memiliki banyak kebahagiaan. Ingatlah! Jangan lihat seseorang dari covernya saja. Aku suka kau menganggapku wanita yang ceria. Tapi, ayolah segala sesuatu tidak da...