6•Flashback Kinta•

5.1K 263 0
                                    


Di minggu pagi, hanya diam yang bisa gadis berambut hitam tebal ini lakukan. Dirinya menatap kosong ke arah buku diary yang selalu menemaninya. Tiba-tiba saja dia teringat tentang hidupnya yang penuh pengorbanan?.

Tak terasa kini cairan bening sudah mengalir di pipi chubby gadis itu. Namun, bibirnya masih tetap tersenyum. Lamunannya buyar mendengar suara ketukan pintu. Buru-buru dia menghapus air mata yang sudah mengalir membasahi pipinya.

"Iya mbak bentar." Sahut Drea lalu membuka pintu yang menampilkan sosok wanita cantik, siapa lagi kalau bukan Kinta.

"Kamu ada waktu gak?" Tanya Kinta.

"Nggak mbak, kenapa emang?" Tanya balik Drea.

"Ada yang pengen mbak kasih tahu sama kamu, yuk ke ruang tamu aja." Jawab sembari ajak Kinta kepada Drea. Sesampainya di ruang tamu mereka hanya diam sedangkan drea sudah bergerak kesana kesini karena tak menyukai situasi ini akhirnya dia membuka suara.

"Ish mbak apaan sih, bikin penasaran aja." Dengus Drea. Tuhkan tadi dia nangis, sekarang udah gitu lagi?. Kinta menghela nafas lalu mulai menceritakan kehidupannya.

Flashback on

Kinta POV

Pagi ini aku tersenyum geli melihat suamiku yang tertidur pulas, suami? Ah, aku geli menyebutnya seperti itu.

Aku bergegas ke dapur yang ada di lantai bawah untuk menyiapkan sarapan untuk keluargaku. Namun, baru saja aku akan turun dari anak tangga terakhir. Ibu mertuaku sudah melarangnya. Alasannya karena disini masih ada maid untuk memasak katanya.

Hufftt, yasudahlah sangat susah merujuk ibu mertua.
Dan setiap pagi aku akan selalu seperti ini. Keluarga kami hangat.

Seminggu setelah aku tinggal di rumah suamiku. Kami pindah ke rumah baru. Ya rumah baru, sudah sejak lama kami mengumpulkan uang untuk membeli sebuah rumah yang akan kami tempati.

Hari ini, tepat 1 tahun pernikahan kami dan hari ini juga tepat 7 bulan kehamilanku. Sangat senang rasanya aku akan melahirkan seorang bayi mungil.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat kini usia pernikahanku sudah menginjak 2 tahun dan anakku sudah berumur 10 bulan. Dan hari ini aku sekeluarga akan merayakan anniv pernikahanku di sebuah restoran. Sebenarnya hanya aku, suamiku dan anakku.

"Halo mas, masih dimana?" Tanya ku ketika mendengar suara dari seberang sana.

"Iya bentar ya, aku lagi diperjalanan nanti aku telpon lagi ya." Ucap mas Derald dari telepon.

Namun, suatu kejadian membuat mas Derald jadi jauh. Mobilnya tertabrak dan alhamdulillah dirinya selamat hanya saja dia mengalami amnesia. Aku sangat terpukul ketika mendengar itu. Bagaimna tidak setelah 1 bulan koma dia tidak mengenaliku. Akhirnya semua keluarga memutuskan semua keputusan kepadaku.

Aku sedih, terpukul, bingung entahlah aku memilih keputusan akan pergi dari kehidupan mas Derald dengan anakku dan memulai semuanya. Namun, semua keluarga menentang keputusanku.

"Bu dengerin aku dulu. Jadi, aku bakalan gak bakalan pergi dari kehidupannya mas Derald. Aku bakalan kerja di cafenya dan aku bakalan tinggal di komplek perumahan yang mas Derald tinggali. Gak ada bantahan ya pliss kali ini aja." Ucapku memelas.

"Baiklah, kami nggak bisa memutuskan apa-apa tapi ingat kalo misalkan ada sesuatu yang membuatmu terganggu atau kau berubah pikiran segera hubungi kami ya." Nasihat ayah mertuaku. Semua nya pun menyetujui apa yang di ucapkah ayah mertuaku.

"Kami semua disini mendukung mu nak, ingtalah Allah selalu bersamamu." Ucap ayahku meyakinkan.

"Sabarlah nak, ini ujian untuk rumah tangga kalian." Kali ini ibuku yang membuka suara.

"Sudah, sekarang kita makan malam dulu besok kita cari rumahnya." Ucap ibu mertuaku.

Akhirnya kami makan dan setelah makan semua keluarga langsung kembali ke kamarnya tapi aku tidak karena baru saja akan tidur Qila menangis. Sepertinya dia rindu ayahnya. Batinku. Tak butuh waktu lama dia sudah tertidur digendonganku.

Mungkin kalian bertanya-tanya dimana sekarang suamiku tinggal. Mas Derald tinggal di apartemen. Apa dia masih mengingat orang tuanya? Dia masih mengingat ibu dan ayahnya hanya saja dia tak mau tinggal dengan mereka alasannya karena dia merasa asing.

Pagi pun tiba, aku dan keluarga sedang berkeliling di perumahan yang sekarang ditempati mas Derald. Dan alhamdulillah nya ada satu rumah yang nggak terlalu gede dan nggak terlalu kecil yang bisa aku tempati. Dan kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk tinggal disitu saja. Eitsss maksudnya Kinya sama anaknya doang.

Besok nya aku melamar kerja di cafe mas Derald ada beberapa pegawai yang kenal aku dan akhirnya aku cerita sama mereka apa yang terjadi. Tanggapan mereka 'sabar ya mbak' 'semangat mbak' dan banyak lagi.

Aku keterima kerja disitu seneng banget deh rasanya bisa deket sama mas Derald lagi. Tapi, sampe sekarang dia belum inget sama aku. Mungkin ada rencana Allah yang lebih baik.

Author POV

Flashback off

"Jadi gitu hikss hikss ceritanya dre." Ucap Kinta sesenggukan akibat menangis. Jangan tanya Drea gimana, dia juga ikutan nangis.

"Hikss hikss mbak aku jadi sedih." Ucap Drea sembari mengusap air matanya.

"Ihh kenapa kamu kalau nangis malah lucu sih." Ucap Kinta lalu menyubit pipi Drea yang agak tembem itu.
*kalo disebut tembem ntar Drea ngambek(author)
*apasih, iya juga sih bakal ngambek(Drea)
*heh, dasar yaa(author)
*Drea cuma nyengir.

Te tottttttt *back to topic

Gak kerasa mereka asik ngobrol dan ngurus Qila sampe lupa waktu. Drea yang mudah berbaur dan Qila yang gak tahu kenapa kalo sama Drea deket banget.

Kini Drea lagi ada di kamar yang sekarang ia tempati,  karena ngantuk dia sampe gak sadar kalo belum ganti baju.

*****

Huhuuuuu aku kambek:"

Jangan lupa vote and komen gais:")
Thanks udah nyempetin baca ceritaku yang maish ancur gini😅

                                                                    10 September 2018



Secrets Of Drea [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang