Happy Reading❤
Happy 30k readers🤧🖤•••
Setelah pembicaraan malam tadi, Raffa mengajak Drea untuk pergi hari ini bersama Devi tentunya. Awalnya Drea menolaknya karena ingin bertemu dengan Nadya terlebih dulu. Tapi, Raffa terus membujuknya dengan alasan untuk mengajak Devi jalan jalan juga. Akhirnya Drea pun mengiyakan keinginan Raffa.
"Devi udah siap?" Tanya Drea sembari menunduk melihat anak itu.
"Udah dong kak. Om Raffa nya mana?" Tanya Devi.
"Nah gitu, nanti juga nyebut nya om Raffa aja ya. Om Raffa nya masih dijalan katanya." Sahut Drea terkekeh kemudian menuntun Devi untuk pergi ke ruang tamu dimana disana sudah ada Nadya yang pagi tadi baru datang.
"Tante Nadya, Hallo!" Sapa Devi girang melihat Nadya. Awalnya dia ketakutan namun setelah beberapa bujukan dari Drea akhirnya dia mau berkenalan dan berbaur dengan Nadya.
"Hallo sayang, kok manggilnya masih tante sih? Kakak ya. Sini coba duduk samping kakak." Ajak Nadya. Drea pun tersenyum mengangguk melihat Devi menatapnya meminta jawabannya.
"Raffa nya belum dateng Dre?" Tanya Nadya.
"Iya nih, gak tahu kenapa susah dihubungin. Lagi ada urusan dulu kali." Jawab Drea. Sejujurnya dia agak kecewa ketika nomer Raffa susah dihubungin. Namun dia berusaha berpikir positif.
Waktu berjalan, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Sudah 5 jam Drea dan Devi menunggu Raffa. Namun, belum ada tanda tanda dirinya datang. Karena tak mau membuat Devi kecewa. Dia berniat menyusul Nadya di cafe dengan membawa Devi.
"Yuk berangkat, maaf ya. Gara gara kakak kamu sampe ketiduran. Yuk, kita berangkat." Ajak Drea kemudian menuntun Devi untuk pergi.
"Loh kok om Raffa nya mana kak?" Tanya Devi.
"Om Raffa nya tadi nelpon kakak katanya gak bisa dateng soalnya ada urusan." Jawab Drea jelas berbohong.
"Gitu ya kak, terus sekarang kita mau kemana?" Tanya Devi.
"Kita ke Cafe kak Nadya ya. Kita makan disana, oke?" Jawab Drea.
"Ayooo kakk ayoo." Ucap Devi semangat kemudian mengajak Devi untuk segera pergi.
Drea dan Devi pergi menaiki ojek online. Tadi dirinya diberi beberapa lembar uang dari Nadya dengan sedikit paksaan. Nadya mengatakan kepadanya untuk jaga jaga bila Raffa tak datang dirinya bisa pergi ke cafe menggunakan uang ini.
Setelah sampai di Cafe, dia melihat Nadya yang sedang membantu pelayan menyajikan hidangan. Karena keadaan Cafe lumayan ramai.
"Aku kalo yang kaya gini sering nya liat doang. Gak berani masuk soalnya gak punya uang, kalo bilang ke bunda kasihan bunda nya." Ujar Devi yang berada di pangkuan Drea.
"Iya kah? Lain kali kita coba ajak temen-temen kesini oke?" Sahut Drea kemudian mengajak Devi menghampiri Nadya.
"Ke ruangan aja, nanti gue nyusul. Mau mesenin buat kalian dulu." Sahut Nadya ketika Drea sudah menghampirinya.
•••
Setelah mengantar Devi ke panti asuhan dengan Nadya, Drea memutuskan untuk langsung kembali saja ke rumah karena tak mau berlama-lama di luar.
Sesampainya disana, ketika mereka berniat untuk tidur. Mereka mendengar suara pintu di ketuk. Nadya yang melihat Drea sudah kelelahan pun akhirnya memutuskan dirinya saja yang membuka pintu dan melihat siapa orang yang datang malam malam begini.
"Raffa?" Bingung Nadya ketika melihat Raffa yang datang dengan kelopak mata lelahnya.
"Drea mana? Gue mau ngomong sama dia." Sahut Raffa.
"Bentar." Nadya pun kembali masuk ke rumah kemudian memanggil Drea untuk segera keluar karena Raffa menunggunya. Awalnya Drea tak mau, dia masih kecewa terhadap Raffa. Namun, Nadya berusaha membujuk Drea yang akhirnya luluh juga. Setelah menghampiri Raffa, Drea pun menyuruh lelaki itu untuk masuk.
"Maaf," lirih Raffa menunduk.
"Hm."
"Tadi ada kerjaan sama tugas kuliah, aku bahkan sampai pusing dan lupa ada janji sama kamu." Ujar Raffa kemudian menggegam tangan Drea.
"Aku kecewa sama kamu, tapi gak tahu kenapa aku susah banget buat benci sama kamu. Aku hanya kecewa karena kamu bukan hanya ngecewain aku tapi juga Devi yang jelas jelas dari semalem dia udah seneng banget ketika aku ajak dia main sama kamu." Jelas Drea kemudian melepaskan genggaman tangan Raffa membuat Raffa terkesiap.
"Maaf maaf." Ucap Raffa, lagi.
"Iya, aku maafin. Tapi maaf aku masih kecewa sama kamu." Jawab Drea kemudian menyuruh Raffa untun pulang karena sudah malam, dirinya juga sudah lelah dengan kehidupannya akhir akhir ini.
Raffa yang melihat rasa kecewa di mata Drea pun mengerti bahwa wanitanya ini sedang tak ingin diganggu bahkan tak ingin bertemu dengannya mungkin.
Setelah memasuki kamarmya, Drea menghembuskan nafas lelah. Dirinya ingin menangis namun tak bisa. Dirinya ingin melampiaskan semua kekesalannya tapi entah bagaiman caranya.
Apa harus?
Dia kembali memendam perasaannya sendiri kali ini?
Bolehkah Drea mengeluh lelah menghadapi hidup ini?
•••
Next chapter masih tentang hubungan mereka ya konfliknya. Bakal lebih greget keknya. Awal bulan April sih pengen cerita ini tamat biar bisa cepet cepet revisi.
Soalnya di awal chapter cerita ini ancur banget, penokohannya gak menentu. Tanda baca masih ancur. Banyak salah paham alur.
DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT FOR SUPPORT ME.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Of Drea [Hiatus]
Teen Fiction⚠️Revisi setelah tamat⚠️ Mungkin yang kau tahu aku hanya seorang gadis yang ceria dan memiliki banyak kebahagiaan. Ingatlah! Jangan lihat seseorang dari covernya saja. Aku suka kau menganggapku wanita yang ceria. Tapi, ayolah segala sesuatu tidak da...