23•Kenapa?•

5K 292 22
                                    


"Aku bukan adik anda! Aku gak pernah punya kaka seperti anda! Saya tak ingin kembali."

Drea tersentak ketika Kinta membangunkan dia dengan raut wajah khawatir. Drea ingat apa mimpinya, Drea takut, takut semua itu menjadi sebuah kenyataan.

"Kenapa Dre?" Tanya Kinta hampir menangis.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kinta baru saja kembali setelah lama menetap di luar negeri, dia berinisiatif untuk pergi ke kamar Drea, ketika akan pergi dari kamar Drea dia mendengar racauan Drea yang terus mengatakan 'tidak mau'.

Drea menggeleng. "Gak apa apa mbak." Drea tersenyum agar mengurangi rasa khawatir Kinta terhadapnya.

"Tidur lagi ya, udah malem. Besok sekolah kan?" Drea mengangguk mengiyakan pertanyaan Drea dan mulai kembali berbaring. Kinta pun menaikkan selimutnya sampai ke dada Drea.

"Mbak." Panggil Drea membuat Kinta menoleh.

"Iya?"

"Makasih."

🐾🐾🐾

Graha menghela nafas lelah melihat setumpuk berkas dihadapannya, belum lagi niatnya hari ini untuk mengajak Drea pulang harus gagal karena berkas berkas ini.

Tok tok tok

"Masuk." Sahut Graha.

"Maaf pak mengganggu, Pak Andre sudah menunggu di ruangannya. Dia ingin bertemu dengan anda." Ucap Sekretaris Graha yang dijawab dengan anggukan. Lalu sekretaris itu pergi keluar dengan wajah kesal.

Selesai merapikan berkas nya yang berserakan, Graha pun segera melangkah pergi untuk menuju ruangan ayahnya.

"Ada apa?" Tanya Graha to the point dengan nada dinginnya.

"Ayah minta maaf, ayah tahu ayah salah, tapi pemikiran kita waktu itu terlalu pendek ha. Kita juga bingung waktu itu." Jawab Andre tulus.

"Intinya aja."

"Ibumu merindukanmu."

Graha hanya tertawa sumbang.

"Rindu? Beda sama 'dia' ya."

"GRAHA!"

"Maaf yah, tapi ini udah keputusan Graha. Graha pergi dulu masih banyak berkas yang harus Graha urus."

Andre hanya tersenyum miris melihat sikap anak tertua yang dulu sering manja pada dirinya kini berubah. Dia tahu, ini salahnya. Tapi dia juga bingung bagaimana cara memberitahu yang lain tentang ini.

🐾🐾🐾

"Rizky jangan ngikutin aku terus dong. Aku kan jadi pusing liat kamu buntutin aku terus." Gerutu Drea lalu mendudukan bokongnya di mejanya.

"Sebagai calon pacar yang baik, aku akan selalu menjaga calon pacar dengan sungguh-sungguh." Jawab Rizky kemudian ikut duduk di samping kursi Drea.

"Jangan ngom___"

Omongan Drea terpaksa harus terpotong karena bu Tika, guru matematika sudah masuk ke dalam kelas.

Selama pembelajaran, keadaan cukup hening. Tapi berbeda dengan Drea, dia terus saja menggerutu ketika Rizky mencubit pipinya atau ketika Rizky menjawil hidungnya dan banyak lagi kejahilannya.

Kringgg kringgg kringggg

Bel tanda pulang sekolah sudah terdengar, Drea bergegas pulang karena tadi Raffa sudah memberikan dia pesan bahwa dirinya sudah menunggu di parkiran.

Sesampainya di parkiran sekolah, dia langsung menghampiri Raffa. Tapi, ternyata dia sedang berbicara dengan seorang wanita. Ah, sepertinya wanita itu seorang guru.

Entah kenapa Drea merasakan rasa tak suka ketika melihat Raffa bercanda ria dengan wanita lain. Dia tak mau jika Raffa lebih bahagia dengan yang lain. Dia hanya ingin Raffa menjadi miliknya.

Tunggu

Apa artinya Drea jatuh cinta?

Drea hanya tersenyum menyadaru bahwa dirinya sudah jatuh pada pesona Raffa.

🐾🐾🐾

Setelah membersihkan badannya, Drea langsung bergegas membersihkan rumah Kinta yang kini ia tinggali. Ngomong-ngomong, dirinya sangat merindukan Kinta.

Apa kabarnya disana?

Andai saja, dirinya mempunyai keluarga yang menyayanginya mungkin hidupnya akan bahagia.

Tapi andai hanyalah andai tak akan pernah jadi nyata.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu beehasil membuyarkan lamunan Drea, dia langsung bergegas membuka pintu. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat siapa yang ada di depannya ini

"Ma-Maaf, ingin mencari kak Gerald? Dia belum pulang dari Malaysia. Dan disini tid___"

"Saya bukan mencari Gerald, tapi saya mencari kamu."

"Hah?"

"Saya sudah tahu semuanya, saya tahu kamu adik saya___"

"PERGI!" Graha kaget dengan bentakan Drea, dia melihat air mata yang luruh di pipi Drea. Drea pun menyadari bahwa dirinya menangis.

Sial.

"Kembalilah."

"Tidak! Aku pernah dibuang dan aku tidak ingin itu terjadi lagi."

"Kembali Dre, kakak sayang kamu." Tanpa aba-qba ternyata Graha memeluk Drea. Tangisa pilu Drea menjadi jadi. Ketika tersadar, Drea langsung melepaskan pelukan Graha.

"Tinggal sama kakak ya? Di apartemen kakak? Kamu gak akan ketemu ayah sama mamah kok."

"Gak. Aku gak akan pergi."

"Kita jadi keluarga utuh, ah bukan keluarga tapi kita. Hanya kita berdua sebagai kakak adik yang bahagia."

"Aku bilang gak mau ya gak mau. Tolong kak jangan paksa aku." Setelah mengatakan itu, Drea langsung berjalan masuk dan menutup pintu dengan keras.

"Dreaaa, Dreee, Dreaa, Athaliaa, buka pintunya. Kakak masih mau ngomong sama kamu."

Graha terus menggedor-gedor pintu. Hingga akhirnya dia pulang berusaha untuk tidak memaksa Drea pulang bersamanya.

Berusaha untuk tidak egois.

-------------------------------------------------

Hallo gaes👋🏻

Happy 7k Readers🌻🖤

Aku mau ngucapin makasih sama kalian yang sering komen atau bahkan ngevote cerita absurd ini.

Awalnya udah putus asa banget ketika cerita w gak ada yang baca. Tapi, kali ini sangat bangga bisa nyampe 7k.

Maaf ya bukannya gak mau bales komen, atau update. Tapi, bulan ini tuh bener2 banyak banget tugas. Hampir setiap hari tugas tuh ada aja.

Maafkan juga diriku baru update, maaf ya seperti nya gak ada double update😘

Ini juga nulisnya subuh subuh😴😂

Oke, segitu aja deh.

Bye bye.

See you in 3 maret gaesss🌻🖤

Promosiin cerita ini dong, biar banyak yang baca, vote, coment dan tentunya biar aku lebih semangat:q

Secrets Of Drea [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang