Kini sesi latihan mereka telah selesai, Haechan dan yang lainnya sibuk mengemas tas mereka dan berjalan keluar ruangan. Hingga hanya Haechan dan Mark yang tersisa, dengan ragu Haechan mendekati Mark.
"Mark hyung..." panggil Haechan pelan.
Mark meliriknya sekilas, "hmm"
"Ini untukmu...semoga kau menyukainya..." sebuah kotak makan terulur dari tangan Haechan.
Mark menatap kotak makan itu dan mengambilnya, "lain kali jangan pernah repot-repot untuk membuatkanku makanan."
Haechan hanya menunduk diam sambil meremat pegangan tasnya.
Setelah Mark selesai mengemas barang-barangnya, ia langsung berjalan keluar tanpa memperdulikan Haechan dan menutup pintunya sedikit kasar.
Hati Haechan mencelos, kenapa sejak hyung nya itu dekat dengan Jaemin ia menjadi seperti ini?
Bukan maksud Haechan untuk berprasangka buruk pada Jaemin, tapi itu benar. Semenjak Mark dekat dengan Jaemin saat acara The Mickey mouse club saat mereka masih trainee, hubungan ia dengan Mark semakin jauh. Seolah olah ada dinding tebal nan tinggi yang membatasi mereka berdua.
Haechan jatuh terduduk, air mata kembali meluncur di pipi gembilnya. Tubuhnya bergetar dan isakan sayup-sayup keluar dari bibirnya.
Rasanya seperti.... Kau memberi makan dan merawat singa, tetapi singa itu malah berbalik menerkammu. Hatinya hancur dalam sekejap, Mark tidak pernah berkata kasar padanya sebelum ini. Dan ia sangat terluka karena ucapan Mark.
"Aaaaa!!!! Kenapa aku tidak mati saja?!!! Hiks.... Tidak ada yang menginginkanku....hiks...bahkan orang tuaku pergi meninggalkanku sendirian sejak aku kecil!!! Kenapa kau tidak adil tuhan???!!! Hiks....kenapa??!! Kenapa kau renggut hyung tersayangku?! Dulu kau mengambil nenek dan kakek dan sekarang kau mengambilnya juga?! Kau jahat!!! Hiks...." Haechan meraung-raung meratapi nasibnya.
.
.
.
Ditempat lain anggota NCT dream kini sudah didalam mobil, tentunya minus Haechan. Tidak ada yang memperhatikan hal itu dan semuanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Nana-ya..ini untukmu, kau pasti lapar kan?" ujar Mark sambil menyodorkan kotak bekal bergambar doraemon pada Jaemin.
"Eh? Gomawo hyung, maaf sudah merepotkanmu.." Jaemin menerima kotak bekal itu dan membukanya. "Sepertinya enak, apa kau yang membuatnya?"
Mark mengangguk, ia berbohong.
Renjun memperhatikan kotak bekal dipangkuan Jaemin dan teringat pada Haechan.
'Bukankah itu milik Haechan?'
"Dimana Haechan??" tanya Renjun tiba-tiba.
Sontak semua member menatapnya dan menggeleng pelan. "Bukannya tadi dia bersama kita?" ujar Jisung.
"Ckk, kalian terlalu cuek dan melupakan teman kalian sendiri!!" Renjun keluar dari van dan berjalan cepat kembali ke gedung SM.
"Hei, bagaimana jika manager hyung mencarimu??"
"Kembali saja duluan!! Kami akan naik bus!!" jawab Renjun tanpa menengok kebelakang.
Ia sedikit berlari karena khawatir dengan Haechan. Meskipun mereka baru bertemu beberapa bulan ini, tapi Renjun sudah menganggapnya sebagai saudaranya sendiri dan ia tidak mau terjadi sesuatu padanya.
Lantai dua sudah sedikit sepi, hanya ada sedikit sayup-sayup suara musik dari beberapa ruangan lain yang dipakai para sunbae nya. Renjun semakin cemas dan mempercepat langkahnya dan berhenti didepan pintu, begitu ia membuka pintu yang ia lihat adalah
Wajah pucat dengan darah yang keluar dari hidung dan jejak air mata milik Haechan.
"Haechan!!!"
To be continue
Dipotong :'v
Kepo tida? Tunggu aja lanjutannya ntar
Ayo share cerita ini ke temen" kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
[End]Unrequited Love
RandomDescription: kisah cinta segitiga yang terjadi diantara Mark, Haechan dan Jaemin. membuat Mark menjadi egois dan tidak pernah mau tau dengan perasaan orang-orang disekitarnya, ia menyukai dongsaengnya yang tengah cedera punggung. Na Jaemin. namun Ja...