Unrequited : 10

9.3K 1.1K 34
                                    

Ciaaa update lagi

.

.


Kini Haechan dan Renjun berada ditaman tempat biasa mereka menghabiskan waktu. Suasana awkward dan keheningan menyelimuti mereka berdua.

Renjun tiba-tiba berdiri, "tunggu disini."

Seusai mengatakan itu ia berjalan cepat menuju minimarket yang terletak tak jauh dari tempat mereka.

Haechan tersenyum tipis, ia mengerti Renjun yang sangat over padanya. Tapi yang tidak bisa ia tebak adalah kenapa Renjun menganggapnya sebagai pacar? Padahal mereka kan tidak jadian.

"Maaf karena membuatmu menunggu lama, ini minumlah." ujar Renjun sambil menyerahkan sebotol minuman dingin pada Haechan.

"Terima kasih." Haechan meneguknya perlahan, saat ia merasakan tangan kirinya digenggam oleh sang sahabat.

"Lain kali berontaklah jika ia menyakitimu seperti ini lagi." ujar Renjun, ia masih kesal dengan perlakuan Mark pada sahabatnya.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa. Jangan khawatir..." Haechan tersenyum manis sambil menyenderkan kepalanya dibahu Renjun.

Renjun meliriknya sekilas, "aku tidak suka dia memperlakukanmu seenaknya. Kau bukan sansak tinju yang bebas ia pukuli seenaknya!! Kau adalah sahabatku!! Tidak seorang pun yang boleh menyakitimu!! Apalagi bajingan itu!!"

"Maafkan aku Renjun-ah...." lirih Haechan.

Renjun mendengus kesal.

Suasana kembali hening, tak ada yang berniat untuk kembali membuka percakapan diantara mereka. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Ini, obati tanganmu." ujar Renjun sembari meletakkan salep dipangkuan Haechan.

Haechan menurut, ia mengoleskan sedikit pada pergelangan tangannya. "Terima kasih."

"Sudahlah... Aku muak mendengarmu terus-menerus mengucapkan terima kasih..." Renjun merotasikan matanya jengah.

Haechan tertawa kecil, sahabatnya ini memang pintar mengembalikan moodnya yang hilang hanya dengan tingkah lucunya.

Renjun mengernyit heran, "kenapa kau tertawa?"

"Bukan apa-apa. Oh ya, kenapa kau bilang aku ini pacarmu Jun?" ucap Haechan sambil menatap Renjun bingung.

"Agar bajingan itu berhenti macam-macam padamu Chan. Jadi, kau harus bertingkah seperti kau itu adalah pacarku ya??" Renjun menatap Haechan lucu. "Ayolah....kumohon..."

Haechan kembali tertawa, "baiklah..terserah kau saja..."

"Yeyyy!!!! Uuu imutnya pacarku ini...." Renjun mencubiti pipi gembil Haechan gemas, yang tentu saja membuat sang empu merenggut tak suka.

"Hei hentikan! Nanti pipiku tambah lebar!!"
Haechan menutupi pipinya dan berlarian kesana-kemari untuk menghindari Renjun.

"Hei kembali!!"

Kini mereka tampak seperti anak kecil yang saling berebut mainan, tertawa terbahak-bahak mengitari taman tanpa peduli dengan tatapan penasaran orang lain.

"Hei kembali!!" -Renjun.

"Tidak!!" -Haechan.

"Sudah ya, aku lelah..." Renjun berhenti berlari dan menumpukan tubuhnya pada kedua lututnya.

Haechan ikut berhenti dan berjalan kembali kearah Renjun. "Apa kau baik-baik saja?"

Renjun menyeringai jahil, "bercanda!!"

Ia lalu memeluk tubuh Haechan dan tertawa puas. Sedangkan yang dipeluk hanya merengut kesal karena telah dibodohi oleh sahabatnya.

"Sialan kau Huang Renjun!!" umpatnya.

Tawa Renjun semakin menjadi saat Haechan merengek seperti anak kecil yang minta dibelikan permen kapas.

"Ini sudah waktunya, ayo cepatlah!" ujar Renjun.

"Kemana??" Haechan mengernyit bingung.

Renjun berdecak, "gereja, bukannya kau ingin pergi kesana kemarin?"

"Ohh benar juga...kalau begitu ayo!!" Haechan menggandeng tangan Renjun dan berjalan cepat menuju pemberhentian bus. Sementara Renjun hanya bisa pasrah ditarik seperti itu.

To be continued

Ciaaa update lagi

Maklum lah lagi galau:')
Adakah yang lagi uas? Semangat ya uasnya
Semoga nilai nya pada Bagus dan soal-soal nya nyambung semua gaada yang ngaco :')

Bonus lagi

Bonus lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End]Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang