Unrequited : 16

9.9K 1.2K 119
                                    

Mending kalian gausah baca part ini deh kalo gak mau ice mochi:')

___________

Sesuai dengan rencana Mark sebelumnya, ia akan menyatakan perasaannya pada Jaemin hari ini. Berpakaian rapi dan tidak lupa hadiah kecil untuk mengesankan Jaemin dibawanya.

Ia tidak tahu bahwa diruang rawat inap Jaemin, Jeno tengah bermesraan dengan orang yang ia sukai. Sebenarnya Mark tidak yakin bahwa perasaannya pada Jaemin adalah rasa suka sesaat atau 'Cinta' yang dikatakan orang banyak.

Ia hanya tahu bahwa dirinya sangat memuja dan menyukai Jaemin hingga ia lupa dengan sekitarnya. Sesampainya ia didepan pintu, tangan yang sudah terulur untuk menarik knop pintu berhenti diudara kosong.

Mark menajamkan pendengarannya untuk mendengarkan percakapan didalam.

"...Jen, bantu aku. Tolong katakan pada Mark hyung aku tidak menyukainya, aku hanya menyukaimu...tolong buat dia tidak mendekatiku lagi..."

"Andai aku bisa Na....kau tahu Mark hyung sangat keras kepala bukan? Akan sulit untuk melakukan itu."

"Aku mohon...aku hanya ingin bersamamu bukan dengan Mark hyung, Jen...apa kau tidak menyukaiku?? Katakan Jeno-ya!!"

"Na, aku sungguh menyukaimu. Tapi...kau tahu bahwa keadaan tidak mengizinkan kita..."

"Aku tidak peduli!! Hiks....aku hanya ingin bersama denganmu!! Hiks...biarkan semua orang tahu...hiks...aku milikmu...kumohon..."

"Baiklah...aku akan berbicara baik-baik mengenai hal ini pada yang lain. Terutama Mark hyung..."

Mark yang sudah tidak tahan untuk mendengar semua itu langsung pergi begitu saja. Wajahnya memerah karena menahan emosi, ia tergesa-gesa menuju gedung SM entertainment dan membuka pintu ruang latihan dengan kasar.

Chenle dan Haechan sontak terkejut melihat Mark yang seperti itu. Meski sudah sering melihatnya marah, tapi ini lebih mengerikan. Mata tajamnya menatap Haechan nyalang, dengan langkah cepat ia menuju tempat namja manis itu berdiri dan membenturkannya ke dinding dibelakangnya.

"Mark hyung!! Apa yang kau lakukan?!" pekik Chenle terkejut, ia bergegas menuju kearah mereka berdua. Mark tidak memperdulikan Chenle dan malah mencengkeram kerah Haechan kuat-kuat.

Suara nafas yang tak teratur dapat Haechan dengar, ia tidak bisa melepaskan cengkraman Mark padanya karena tubuh lemahnya. Ia hanya bisa pasrah dan memohon pada Mark agar melepaskannya.

"Kau...sialan!! Pembawa sial!! Kau tahu?! Karena kau aku ditolak Jaemin!! Karena kau dia tidak suka padaku!! Kau bajingan sialan!!" ujar Mark dengan tangannya yang menunjuk-nunjuk Haechan tepat diwajahnya.

"Mark hyung!! Jaga bicaramu!!" Chenle  berusaha untuk melepaskan Haechan dari cengkeraman tangan Mark, namun tidak berhasil karena tenaganya terlalu kecil.

***

Disisi lain Renjun dan Jisung tengah dalam perjalanan kembali dari cafe yang berada didepan gedung SM. Dengan obrolan ringan yang menemani mereka. Renjun berhenti mendadak membuat Jisung mengernyit bingung.

"Hyung, apa kau baik-baik saja?" tanya Jisung khawatir.

Mata Renjun tidak fokus, "perasaanku tidak enak..." tiba-tiba matanya membulat sempurna. "Haechan!!"

Renjun berlari secepat yang ia bisa, dibelakangnya Jisung mengikuti meski masih merasa bingung dengan tindakan hyungnya itu.

Dari luar mereka bisa sedikit mendengar teriakan Chenle yang terdengar panik, Renjun semakin mempercepat langkahnya dan membuka pintu dengan kasar. Yang membuatnya terkejut adalah Haechan yang sudah ambruk di lantai dengan Mark yang terus memakinya dan melemparkan perkataan yang tidak pantas pada sahabatnya.

Rahang Renjun mengeras, ia memberikan sarapan yang ia beli pada Jisung dan langsung meninju rahang Mark dengan keras. Matanya memerah dan menatap Mark tajam. Sementara Jisung sudah memangku Haechan dan mencoba menyadarkan hyungnya yang pingsan.

Bugh!!..

"Aku sudah memperingatkanmu sialan!! Kenapa kau tidak mendengarkanku hah?! Beginikah caramu bertindak sebagai leader?! Bajingan sepertimu bahkan tidak pantas untuk hidup Mark fucking Lee!!" amuk Renjun.

Bugghh..

Ia meninju wajah Mark dengan brutal dan tanpa ampun. Seolah dia tidak ingin membiarkan lelaki kelahiran kanada itu untuk hidup.

Tepat pada waktu itu Taeyong datang untuk suatu alasan dan menemukan Mark yang tengah dipukuli dan Haechan yang tak sadarkan diri. Ia langsung memisahkan mereka, "Renjun!! Apa yang kau lakukan-"

Renjun mengabaikannya, dongsaengnya itu lebih memilih untuk melihat keadaan Haechan. "Bagaimana keadaannya??" tanya Renjun panik.

"Nafasnya tersengal-sengal hyung, detak jantungnya juga tidak beraturan..." jawab Jisung panik.

Dengan cepat Renjun menggendong sahabatnya itu dan berlari meninggalkan ruang latihan dengan Jisung mengikutinya. "Telpon ambulans!"

Jisung mengangguk setuju dan langsung melakukan perintah Renjun. Begitu mereka sampai di lobby, ambulans sudah datang dan dengan sigap para petugas medis mengambil alih Haechan menuju ambulans.

Ketakutan memenuhi hati Renjun, ia belum siap untuk kehilangan orang yang disayanginya. Meski ia sudah mewanti-wanti hal ini pasti terjadi dan ia harus siap, tapi ini benar-benar terlalu cepat untuknya. Bayangan terburuk yang bisa terjadi pada sahabatnya membuatnya merasa tidak tenang.

Jisung yang berada disampingnya terus menghiburnya dengan mengatakan bahwa Haechan akan baik-baik saja. Tapi Renjun tahu, tidak akan ada kata 'baik-baik saja' untuk Haechan jika sudah seperti ini.

Lima menit kemudian mereka tiba dirumah sakit, petugas medis langsung membawa Haechan ke unit gawat darurat. Meminta Renjun dan Jisung untuk menunggu diluar.

'Kuharap kau baik-baik saja Hyuck...' batin Renjun.

To be continued

Konflik untjh :*
Itu artinya....
Bentar lagi ff ini tamat:'

Vomment✔

[End]Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang