Haechan mulai kelelahan, nafasnya mulai tersengal dan penglihatannya mulai memburam. Ketika tiba-tiba...
"Hyung!!"
Dengan kekuatan yang tersisa ia berlari menuju Mark dan mendorongnya. Dan..
Brakk..
Tubuh Haechan tertabrak truk yang mengalami rem blong hingga ia terpental dan membentur tembok pembatas jalan. Mark berbalik untuk memaki Haechan langsung terkejut melihat hal ini.
"Haechan!!"
Ia berlari dan memangku Haechan yang bersimbah darah, hatinya seketika berdenyut sakit saat melihat orang yang dulu selalu menempel padanya kini terluka parah. Mulutnya mengeluarkan darah, wajah memar, dan kondisi tangan serta kakinya tak jauh lebih baik, darah terus mengalir keluar seolah itu adalah sebuah sungai dan mengotori pakaian serta tangannya. Membuat kedua tangan Mark bergetar hebat.
"Sialan kau Mark Lee!!" Renjun langsung memukul wajah Mark dan memeluk Haechan. Wajahnya khawatir, ia memegang tangan Haechan dan mencoba membuat sahabatnya itu kembali tersadar. "Haechan...hyuck..bangun..hei sadarlah.." tangannya menepuk-nepuk pelan pipinya, ia tidak peduli dengan bajunya yang ternoda oleh darah ditubuh Haechan.
Renjun menangis, suaranya serak. Ia berpaling untuk melihat Mark yang terdiam mematung sembari menatap Haechan tak percaya. "Cepat telpon ambulans bodoh!! Apa yang kau tunggu?!" pekiknya gemas.
Dengan tangan bergetar Mark mengambil ponselnya dan menelepon ambulans sesuai perintah Renjun. Tak lama suara sirine ambulance terdengar dan berhenti didekat mereka diikuti beberapa mobil polisi, petugas medis yang bersangkutan langsung mendekat dan membawa Haechan untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Mark dan Renjun mengikuti dan duduk disamping Haechan yang terbaring. Air mata Renjun tak henti-hentinya mengalir, ia terus memanggil nama Haechan berulang kali berharap bahwa sahabatnya akan tersadar dan tersenyum lembut padanya.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai dirumah sakit dan Haechan langsung dibawa ke ruang operasi. Sementara Renjun dan Mark menunggu diluar, Haechan tengah berjuang antara hidup dan matinya.
Renjun seketika berhenti menangis, ia menatap Mark penuh kebencian dan langsung meninjunya.
Bugh..
"Kau sialan!! Karena kau sahabatku seperti ini!! Rasa sukamu yang membuatmu buta bahwa ada orang yang lebih mencintaimu didunia ini!"
Bugh..
"Apa kau tidak pernah berpikir kau akan melukai orang lain dengan keegoisanmu?! Jawab aku sialan!! Mana kata-kata sinis yang biasa kau tunjukkan pada Haechan?! Mana Mark sialan Lee yang selalu memperbudak sahabatku?!"
Tepat saat Renjun akan memukul Mark untuk yang kesekian kali, para hyung line tiba dan memisahkan mereka berdua. Mata Renjun memerah karena marah, nafasnya tak beraturan. Hingga membuat Johnny serta Jaehyun yang menahannya sedikit kewalahan.
"Renjun! Hentikan! Ini rumah sakit!" Taeil memperingatkan.
"Hyung lepaskan aku!! Bajingan sialan itu harus diberi pelajaran agar ia sadar dengan semua kesalahannya!!" Renjun memberontak dan menatap nyalang pada Mark yang menunduk.
Wajah Mark penuh lebam dengan sudut bibirnya yang sedikit sobek karena tinju Renjun yang cukup kuat, tulang hidungnya patah. Winwin dan Yuta membawanya ke bangku panjang didekat mereka dan membersihkan lukanya.
"Renjun, tenanglah.." Jaehyun mencengkeram bahu Renjun.
Dengan kekuatannya, Renjun menepis tangan Jaehyun dan Johnny untuk melepaskan diri. Ia memandang remeh mereka semua. "Ternyata aku salah. Bahkan Haechan pun salah..."
Ten mengernyit bingung, "apa maksudmu?"
Renjun menjawab dengan dingin. "Seharusnya kami tidak bergabung dengan NCT, dia tidak akan mengalami semua ini jika saja tidak ada anggota yang seperti babi. Sungguh menjijikkan!! Memanfaatkan orang lain untuk mengesankan orang yang disukai? Cih!! Bahkan kau lebih menjijikkan dari sampah!! Untuk apa kau hidup kalau begitu?! Menyusahkan orang lain?! Merasa bahwa kau adalah penguasa dunia ini?! Menjijikkan!!" dengan begitu Renjun meninggalkan mereka yang terdiam mendengar ucapan menohoknya.
Setelah beberapa langkah Renjun berhenti, ia berbalik dan berjalan kembali kearah Mark kemudian berhenti. Ia melemparkan sebuah kotak kecil ke pangkuan Mark
"Terimalah!"Setelah itu ia benar-benar pergi dan meninggalkan mereka yang menatap bingung pada kotak kecil itu.
Mark membukanya dan melihat sebuah kalung dengan liontin berbentuk bulan sabit. Ia mengambil secarik kertas yang terletak dibagian bawahnya.
Selamat ulang tahun Mark hyung, kuharap kau menyukai hadiah dariku. Aku tahu tak sopan memberikan hadiah lewat orang lain, tapi... Mungkin aku tidak akan bisa memberikan hadiah ini jika aku tidak menitipkannya pada Renjun.
Kau tahu hyung? Kalung ini adalah kalung yang sama dengan yang ada di toko aksesoris saat itu. Aku membelinya tiga hari kemudian untuk kuberikan padamu, namun...aku tidak sempat. Ini adalah kalung pasangan, kau memegang satu dan yang satunya bisa kau berikan pada orang yang spesial dihatimu.
Maafkan tulisanku yang jelek hyung, aku sedang terburu-buru. Kuharap kau memakluminya. Sekali lagi selamat ulang tahun babby lion hyung
Full sun
Donghyuck lee
Mark meremat surat itu dan terisak pelan. Itu adalah kalung yang mereka lihat sepulang dari gereja saat bersama Jisung, dulu Mark sangat menginginkannya dan berjanji akan membelinya. Namun saat ia kembali ke toko itu kalungnya sudah terjual, ia tidak tahu bahwa Haechan yang membelinya.
Sekarang ia menyesal karena membuat mataharinya terluka. Ia juga merasa takut kehilangan Haechan. Dihatinya yang paling dalam, ia masih menyimpan tempat untuk namja yang selalu tersenyum kapanpun dan dalam keadaan apapun.
To be continued
Aciaa apdet lagi
Bosen ya liat notip ff ini?
Tenang, udah mau beres kok:'>Vomment✔
KAMU SEDANG MEMBACA
[End]Unrequited Love
RandomDescription: kisah cinta segitiga yang terjadi diantara Mark, Haechan dan Jaemin. membuat Mark menjadi egois dan tidak pernah mau tau dengan perasaan orang-orang disekitarnya, ia menyukai dongsaengnya yang tengah cedera punggung. Na Jaemin. namun Ja...