Unrequited : 15

9.5K 1.2K 78
                                    

Ps:Ceritanya ini dorm nct itu all unit disatuin gaiz

_____________

Jadwal promosi berjalan lancar, kini unit NCT 127 sedang dalam perjalanan kembali menuju dorm. Suasana didalam van yang membawa mereka sangat ramai, terutama Yuta yang terus menerus menggoda Mark tentang perasaannya terhadap Jaemin.

"Apa kau yakin Mark? Lagipula Jaemin sepertinya lebih menyukai Jeno." ujar Johnny.

Mark mengangguk mantap dan tersenyum lebar, "tentu saja! Itu tidak masalah Johnny hyung, aku akan membuat Nana jatuh Cinta padaku! Dan melupakan Jeno."

"Kapan kau akan menyatakan perasaanmu padanya?" tanya Taeyong tanpa basa-basi.

"Ehm...besok. Aku akan ke rumah sakit untuk menyatakan perasaanku." jawab Mark yakin.

"Good luck for you Minhyung lee!" Johnny menepuk-nepuk bahu Mark sementara sang empu tersenyum lebar.

Dibagian belakang van, Haechan menunduk sedih. Mata beruangnya meredup, tak menampilkan binar Indah yang biasanya menghiasi wajahnya. Bibirnya sedikit bergetar saat mendengar percakapan para hyungnya.

Renjun yang disampingnya langsung memeluk Haechan dari samping sambil menyenandungkan lagu penenang untuk sahabatnya itu. Haechan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Renjun, sedikit terisak dan meremat bahu Renjun.

Taeil yang duduk disamping kiri Haechan menatap mereka berdua heran, "Haechan baik-baik saja Njun?"

"Dia kelelahan." jawab Renjun dingin. Sorot matanya menampakkan kebencian terhadap sesuatu yang tidak Taeil ketahui, bahkan nada suaranya juga menjadi sedikit tidak sopan.

"Benarkah? Biar kulihat-"

"Tidak perlu! Biarkan dia tidur dipelukanku." sela Renjun cepat, nadanya mutlak dan tidak ingin di bantah.

Semua orang yang berada di kursi depan menoleh kearah mereka dengan pandangan heran.

"Kau kenapa Renjun? Kenapa kau tidak sopan pada Taeil hyung?" tanya Jaehyun heran, pasalnya yang ia tahu dongsaengnya itu tidak pernah sekasar ini sebelumnya.

Renjun menatap Jaehyun dengan dingin, "bukan urusanmu Yoonoh hyung."

Para hyung line semakin kebingungan dengan sikap Renjun yang sekarang. Tak pernah mereka bayangkan jika salah satu dongsaeng imut mereka berubah menjadi seperti gunung es yang dingin. Keadaan menjadi sunyi setelah Renjun berkata demikian, itu terus berlanjut hingga mereka sampai di dorm. Dengan acuh Renjun menggendong Haechan menuju dorm dan meninggalkan para hyung line yang masih berada diluar mobil van.

Ia bahkan mengabaikan pertanyaan Jisung yang menanyakan kondisi Haechan. Chenle yang penasaran mengikuti Renjun ke kamar, bukan kamar yang ditempati Haechan. Renjun membawanya ke kamar ia dan Jisung.

"Renjun hyung, kenapa Haechan hyung kau bawa kesini?" tanya Chenle penasaran.

"Dia akan tidur disini mulai sekarang." jawab Renjun acuh.

Jisung tersenyum lebar, "benarkah?? Yey!!"

"Jangan berisik Sungie." ujar Renjun dingin, ia menyelimuti tubuh ringkih sahabatnya dan membawa Jisung serta Chenle keluar untuk membiarkan Haechan beristirahat.

Ia bisa melihat para hyung line yang tengah berleha-leha di sofa sambil bersenda gurau, memalingkan wajahnya ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman. Taeyong yang pertama kali melihat Renjun langsung menghampirinya.

"Kita harus bicara Njun." ujar Taeyong tanpa basa-basi.

Renjun meliriknya sekilas, "apa yang ingin kalian bicarakan?" ia tak menggunakan kata 'kau' untuk merujuk pada Taeyong, melainkan 'kalian' untuk para hyung line.

"Kita bicarakan didepan." Taeyong berjalan lebih dulu dan duduk disamping Jaehyun. Sementara Renjun hanya berdiri tegak dengan aura dingin yang mengelilinginya.

"Duduk disini Njun!" ujar Winwin sambil menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya. Renjun hanya mengikuti instruksi Winwin dan duduk disampingnya.

"Sebenarnya ada apa denganmu?" tanya Yuta to the point.

Renjun menatapnya dan berdecih, "ada apa denganku? Kenapa kalian tiba-tiba menjadi peduli?" ucapnya sarkas.

"Renjun, jika ada masalah seharusnya kau beritahu kami-"

"Beritahu?! Apa kalian akan peduli? Bahkan perhatian dan kasih sayang kalian saja tidak sama rata pada kami." sela Renjun dengan menekankan kata 'kami'.

"Kami tidak pernah melakukan hal itu Renjun, mungkin kau-"

"Salah paham? Itu yang ingin kau katakan Taeyong hyung? Bagian mana yang menurutmu salah paham? Apa dengan mengucilkan salah satu dari kami dan membiarkannya menangis itu yang kau maksudku 'salah paham' hyung?" lagi-lagi Renjun memotong ucapan hyungnya dan membalikkan perkataan mereka.

Semuanya terdiam, tak bisa membantah ucapan Renjun. Mereka mengerti apa maksudnya, itu adalah ketika Mark memarahi Haechan tanpa alasan yang jelas hingga membuatnya menangis.

"Tapi-"

"Apa?! Kalian ingin membela bajingan ini?! Cihh!!" sungut Renjun.

"Renjun! Jaga ucapanmu! Kau sudah keterlaluan!" Johnny memperingatkannya.

Renjun tertawa sarkas, "keterlaluan katamu hyung? Lebih keterlaluan mana dengan mempermainkan perasaan seseorang kemudian menuduhnya macam-macam saat kau tak lagi membutuhkannya?"

Mark tercengang dengan ucapannya, "jaga ucapanmu sialan!!"

Renjun mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum remeh, "apa kau tersinggung Mark hyung? Oh? Atau..harus kupanggil Minhyung hyung? Tapi kurasa itu terlalu Bagus untukmu.."

"Renjun, cukup." ujar Taeil.

"Baiklah kalau begitu, kalian juga sudah cukup bersikap 'sok baik' dan lepaskan topeng menyebalkan itu. Terutama kau Mark hyung!" ujar Renjun dingin. Ia bangkit dan masuk ke kamarnya. Dengan pintu yang terbanting cukup keras.

To be continued

Ciaaa apdet lagi ochi

Kolom menghujat bagi yang kesal👇👇👇

Vomment✔

[End]Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang