Unrequred : 4

9.5K 1.3K 75
                                    

Renjun panik, hatinya seperti tersayat saat melihat keadaan Haechan yang seperti ini. Tangannya bergetar dan langsung memeluk Haechan yang tak sadarkan diri.

"Haechan!! Sadarlah!! Bangun Chan!" Renjun panik, ia tidak tahu harus melakukan apa.

Pada akhirnya ia membaringkan tubuh lemah Haechan di sofa dan ia keluar untuk mencari pertolongan. Renjun kalap, ia berlari sepanjang lorong dan mencari seseorang yang dapat membantunya untuk menolong Haechan.

Saat ia hampir frustasi dan hampir menyerah, seseorang datang menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan.

"Renjun?" sebuah suara lembut menghampiri telinganya.

Renjun terkejut dan berbalik untuk melihat orang yang memanggilnya.

"Suho hyung!! Hyung tolong bantu aku!! Kumohon hyung!!" Renjun langsung berdiri dan memegang kedua tangan sunbaenya.

"Ada masalah apa?" Suho mulai khawatir.

"Temanku...dia..." suara Renjun serak.

"Ada apa dengan temanmu??" Suho menjadi tambah khawatir karena Renjun yang tidak menjelaskan masalahnya.

"Lebih baik hyung ikut aku!!" setelah berkata demikian, Renjun langsung menarik tangan Suho dan membawanya ke ruang latihan tempat Haechan berada.

Setelah sampai didepan pintu, Renjun langsung memutar knop pintu dan membawa Suho masuk. Tentu reaksi Suho tak jauh seperti Renjun saat pertama kali melihat keadaan Haechan, matanya membola melihat kondisi hoobaenya yang tak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi padanya?!" tanya Suho cepat.

"Aku tidak tahu, saat aku kembali kesini untuk memeriksanya...dia sudah seperti ini hyung..." Renjun menjawab dengan suara seraknya.

"Kita bawa dia ke rumah sakit!!" Suho langsung mengangkat tubuh lemah Haechan dan berjalan cepat menuju lift bersama Renjun.

Keduanya lalu memasuki mobil pribadi milik Suho, dan melaju meninggalkan gedung SM entertainment menuju rumah sakit terdekat. Setelah sampai, Suho langsung keluar dan meminta bantuan para suster untuk membawa Haechan ke unit gawat darurat. Renjun mengikuti mereka dari belakang, pikirannya kacau sekarang.

.


.

Disisi lain, member dreamis yang lain tengah tertawa terbahak-bahak sambil menikmati waktu santai mereka. Melupakan fakta bahwa dua teman mereka tidak berada diantara mereka.

Kini mereka sibuk menggoda Mark dan Jaemin yang terlihat sangat romantis. Bahkan Mark tak segan-segan untuk melakukan skin ship dengan Jaemin yang bisa dibilang terlalu intim untuk ukuran saudara.

"Oh!!" Jeno teringat sesuatu.

Semua orang melihat kearahnya.

"Ada apa Jeno-ya?" tanya Jaemin.

"Renjun bilang dia akan menyusul kita, tapi ini sudah hampir satu jam dan dia belum datang.." jelasnya.

"Haechan hyung juga!" Jisung menyela

Jeno mengangguk setuju, lain halnya dengan Mark yang berdecak kesal saat mendengar nama itu.

"Ada apa Mark hyung?" Chenle heran, tak biasanya mathyung(?) mereka seperti ini.

"Dia seperti tidak serius untuk masuk kedalam NCT, sejak pertama kita debut selalu saja ada masalah!!" gerutunya kesal.

"Hyung! Apa yang kau katakan?!" Jisung tidak terima.

"Jisung-ah...sudahlah." Chenle menengahi mereka.

Jisung mendengus pelan dan pergi meninggalkan mereka. Ia pergi ke balkon kamarnya dan Jeno, lalu menyalakan handphone nya untuk menghubungi kedua hyung nya yang tidak ada di dorm.

'Nomor yang anda tuju, sedang sibuk. Silahkan coba beberapa saat lagi.'

Pip

Jisung berdecak kesal, kemana hyung kesayangannya? Apa jangan-jangan dia sakit hati karena tadi siang Mark hyung melontarkan kata-kata yang membuatnya sakit hati?

"Sialan kau Mark Lee!!" desis Jisung pelan, ia lalu menghubungi Renjun.

'Yeoboseyo jisung-ah?'

"Hyung!! Akhirnya...dimana kau? Dan dimana Haechan hyung?? Kenapa kalian belum pulang??" Jisung memberondong Renjun dengan serentetan pertanyaan.

Hening.

Tak ada balasan dari Renjun, Jisung merasa seperti ada sesuatu yang janggal diseberang sana. Mungkinkah mereka berdua kencan? Tapi jika mereka kencan pun seharusnya Jisung tahu dari Haechan! Atau....sesuatu yang buruk terjadi??

Entahlah....Jisung hanya bisa berharap kemungkinan yang terakhir itu tidak menjadi kenyataan.

"Hyung kenapa kau diam? Dimana Haechan hyung? Aku ingin bicara dengannya!" Jisung mulai tak sabar.

'Eum.. Itu...dia...dia sedang antri untuk membeli milkshake. Iya! Kami sedang membeli milkshake! Dan Haechan sedang mengantri untuk mengambil pesanan kami!'

"Kenapa nada suaramu terdengar gugup hyung?" Jisung semakin curiga.

'Yakk!! Itu bukan urusanmu! Sudahlah, aku dan Haechan akan pulang sebentar lagi. Jangan khawatir.'

Pip

Telpon diputus secara sepihak oleh Renjun. Kini Jisung kembali merenung, memikirkan tentang masa lalunya dan hyungnya yang lain saat masih trainee.

'Masih ingatkah janji kalian kepadaku hyung?'

Jisung menghela nafasnya dalam dan kembali masuk kedalam kamarnya tak lupa menutup pintu balkonnya.

To be continued

Wanjer lah si markeu
Minta di slepet

Jangan lupa bantu share cerita ini ya:>

[End]Unrequited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang