23.1. Prepare!

8 0 0
                                    

Maaf atas keterlambatan update🙏

Cermat juga dalam BACA POVNYA, biar kalian gak kebingungan saat baca dikarenakan nama mereka yang hampir sama. Terima kasih... 🙏🙏

Happy Raeding.
-----------------------------
Keyla Andita.

Sejak kejadian di restaurant pranciss tidak ada yang membicarakannya. Keyla dan Keyva memilih tidak mengungkitnya. Keyna memilih untuk melupakannya, soalah kejadian di restaurant tidak pernah terjadi.

“Kalian sudah siap?.”

Aku menoleh ke arah samping, dimana Kak Keyna duduk dengan anggukan sebagai jawabannya. 

“Sudah Kak.”

Keyva menyahut dari kursi penumpang belakang mobil. Tidak terlalu keras, cukup terdengar olehku. Aku melirik Keyva dari kaca kecil yang berada di tengah mobil. Keyva masih tetap pada posisinya, melihat ke arah kaca mobil yang berada di sampingnya. Tidak bergerak sedikitpun.

Aku  melajukan mobil kami keluar dari halaman rumah dengan perlahan. Keyva memilih tidak membawa satupun motor kesayangannya, yang sudah memenuhi garasi rumah kami. Aku juga tidak keberatan memberikan Keyva tumpangan di mobilku. Berbeda dengan Kak Keyna yang memang berangkat bersama denganku, hanya di waktu – waktu tertentu Kak Keyna menggunakan kendaraan umum. Sesekali aku  menjemput Kak Keyna saat pulang bekerja, jika rumah sakit dalam keadaan lengang.

“Kakak ingin tujuh hari kedepan kalian sebisa mungkin pulang lebih awal. Semakin awal semakin baik. Banyak yang harus kita persiapkan sebelum berangkat ke Macau.”

“Baik Kak Keyna.”

“Akan aku usahakan Kak.”  Ucapku mantap.

“Bagus. Apa kau sudah memikirkan cara membawa persenjataan kita ke Macau, Keyva?”

Aku melirik ke arah kaca kecil yang berada di tengah mobil bertepatan dengan Kak Nana yang melakukan hal yang sama, melihat keberadaan Keyva yang sejak tadi sudah menekan jari – jarinya di layar Ipad miliknya. Keyva mendongak membalas tatapan yang kami berikan. Seualas senyum simpul Keyva berikan.

Seolah seulas senyum simpul sudah memberikan jawaban yang sangat memuaskan bagi kami. Aku menatap ke arah jalan protokol Ibukota. Mobil kami berjalan dengan perlahan, sejauh mata memandang hanya kendaraan pribadi dan sedikit kendaraan umum yang memenuhi badan jalan.

Kak Nana juga kembali ke aktivitas sebelumnya, menatap layar ponselnya dengan seksama. Aku ingat sesuatu, terbersit rasa penasaran.

“Apa kau juga sudah menyabotase Keyva?”

Entah kenapa, aku merasa Keyva dan Reza sangat luar biasa keren bisa menghacker apapun yang mereka inginkan, tidak sepertiku yang berkutat di ruang operasi rumah sakit.

“Hampir sebagian Kak Lala, hotel tempat kita menginap Keyva sudah menyabotasenya. Keyva juga sudah memesan tipe kamar presidential suites untuk kita. Lalu lintas Macau sudah tiga hari yang lalu Keyva menyabotasenya dan belum mengambil alih secara permanen, Keyva tidak ingin pihak kepolisian Macau curiga jika lalu lintas mereka sudah diambil alih.”

“Bagaimana dengan 1 kilometer di sekitar Kasino, Keyva?.”

“Aku sudah menyabotasenya, hanya sebagian Kak Nana. Sisanya masih Keyva lakukan.”

“Bagaiaman dengan Kasino?”

“Menyebalkan Kak Lala. Keyva sudah mencoba memecahkan kode – kode milik keamanan kasiono tetapi masih belum membuahkan hasil. Tentu saja, pemilik kasino tidak akan menggunakan keamanan rendah, untuk setiap data yang mereka miliki.”

Ladies vs. GentlemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang