14.Seorang Pria

16 2 0
                                    


Sebelumnya aku minta maaf terlebih dahulu, dikarenakan lama enggak update cerita ini hampir satu bulan (kalau tidak salah). Bukan karena aku males nulis melainkan aktvitas kuliahku yang padat dan akunya yang cipeks pakek bingit (Author Alay). Dan satu hal lagi yang menurutku penting, aku gak bisa nulis kalau gak dapet feel dari setiap cerita yang aku tulis. Jadi intinya walaupun aku pengen banget nulis tapi aku gak dapat feelnya terpaksa gak akan aku lanjutin.

Happy Reading!

----------------------

Seorang pria berjalan dengan angkuhnya ke dalam sebuah gedung yang berdiri dengan kokohnya. Semua pegawai yang berpapasan dengannya, akan langsung menunduk hormat kepadanya dan dengan angkuhnya pria itu mengabaikannya. Setelah menaiki lift dan masuk ke dalam ruangannya pria itu duduk di kursi kebesarannya dengan tatapan tajam. Mengintimidasi pegawainya melalui tatapannya.

Hell Office. Tempat pria itu bekerja dan melakukan kekejamannya.Tidak mudah untuk bekerja di Hell Office, hanya orang tertentu yang bisa bekerja disana, dengan sang pemilik gedung yang terkenal dengan sebutan kejam sekaligus loyal disaat yang bersamaan.

":Apa kalian sudah menemukan mereka?". Ucap Pria itu, dengan penuh intimidasi. Melihat semua pegawainya yang sedang berdiri dengan takutnya. Mereka hanya bisa menunduk atau mengalihkan tatapan mereka dari pemiliki Hell Office. Mereka takut, jika sang pemilik Hell Office akan memecat mereka jika salah memberikan informasi.

"Apa kalian tidak punya telinga dan mulut?". Ucap pria itu sekali lagi, dengan nada yang sama.

"It.. itu Tuan. Sebenarnya..". Salah satu pegawainya maju selangkah ke hadapannya. Kemudian menjawab dengan gugup. Lebih memilih menyelamatkan para pegawai lainnya dari amukan sang pemilik Hell Office.

"Sebenarnya apa?". Pria itu sudah tidak sabar mendengar jawaban dari para pegawainya.

"Sebenarrnya kami mendapatkan informasi tentang mereka, tetapi hanya..".

"Hanya apa?". Pria itu menatap dengan tajam, meminta pegawainya mengatakan dengan cepat. Rahang pria itu sudah mengeras. Bibirnya yang mengatup rapat, menandakan bahwa dia sedang marah.

"Sebenarnya mereka sudah tinggal sejak lama di negara ini, akan tetapi kami masih belum bisa memastikan dengan pasti Tuan". Jawab pegawainya dengan cepat, tahu jika pemiliki Hell Office sedang dalam mood yang buruk.

"Kau bilang sejak lama!". Pria itu menaikkan satu oktaf suaranya, membuat para pegawainya bergidik ketakutan.

"I..Iya, Tuan". Jawab pegawainya dengan takut – takut.

"Dan kalian masih tidak bisa memastikannya!". Pria itu menaikkan satu alisnya sambil menatap dengan tajam satu – persatu pegawainya. Membuat suasana di dalam ruangan lebih mencekam.

"Ma...maafkan, kami Tuu..an".

"Aku menggaji kalian dengan tinggi dan kalian belum bisa melacak mereka!!": Pria itu beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan lebih dekat ke arah pegawainya yang sedang berdiri dengan rasa takut yang sudah sangat terlihat.

"Apa aku harus memenggal kepala kalian satu – persatu, baru kalian bisa bergerak dengan cepat?". Pria itu menatap ketujuh pegawai yang sedang berdiri dihadapannya. Mereka semua lebih memilih menundukkan kepala daripada menatap sang pemilik Hell Office atau bahkan menjawab pertanyaan darinya. Bisa – bisa mereka akan dipenggal sekaligus dimutilasi dan nantinya tubuh mereka akan diberikan ke hewan peliharaan pria itu. Jika jawaban yang mereka katakan tidak sesuai yang diinginkan pria itu. Benar – benar menakutkan.

"DAN KENAPA KALIAN MASIH BERDIRI DISNI!". Pria itu berkata dengan lantang dan penuh kemarahan. Suasana di dalam ruangan sudah sangat mencekam. Para pegawai pergi dari ruangan tersebut dengan lari terbirit – birit, takut jika sang pemilik Hell Office benar – benar melaksanakan perkataannya.

Kemudian pria itu, memilih duduk kembali di kursi kebesarannya setelah para pegawainya keluar dengan rasa takut yang nyata. Pria itu mendengus dengan keras, kemudian memutar kursi kebesarannya ke arah jendala yang terpampang dihadapannya. Memperlihatkan aktivitas Ibukota yang padat setiap harinya, setiap jam, bahkan setiap detik sekalipun.

Jika orang yang dicarinya ditemukan, maka tamat sudah riwayatnya. Bukan karena pria itu takut melainkan ada hal yang rumit untuk dijelaskan. Bagaimanapun caranya mereka harus ditemukan. Meskipun aku harus mengorbannkan hidupnya sekalipun.

---------------------

Aku tau ini cuman dikit, tapi aku update lebih dari dua part.

Ladies vs. GentlemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang