23.3. Prepare!

12 3 0
                                        

Balik lagiii... 🖐

Masih dengan cerita yang sama, Ladies vs. Gentlemen..😍

Cermat juga dalam BACA POVNYA, biar kalian gak kebingungan saat baca dikarenakan nama mereka yang hampir sama. Terima kasih... 🙏🙏

Happy Reading!
----------------

Keyna Anditta

DORR..
 
    DORR..

Dua kali tembakan aku arahkan ke dua ekor babi hutan, disusul dengan satu kali tembakan Keyva ke arah satu babi hutan yang baru saja akan keluar dari perlindungannya.

  Sudah empat jam kami berada di posisi masing – masing. Dengan tembakan paling banyak berasal dari milikku, hanya tiga kali tembakan yang tidak tepat di kepala babi – membuat babi hutan menjert kesakitan dan berusaha lari tunggang langgang dengan kaki yang pincang.

Kesempatan itu tidak di sia – siakan oleh Keyla yang kebetulan dekat dengan posisi persembunyiannya. Keyla menambahkan tembakan yang tepat  mengenai jantung ketiga babi dan naas sekali nyawa babi hutan liar itu melayang.

Hasil dari perburuan kami nanti akan kami berikan kepada kepala suku daerah setempat.  Kami tidak akan membawa hasil perburuan pulang ke rumah. Aku melirik arah jarum jam dari jam tanganku. Waktu tersisa tinggal 30 menit lagi. Kami masih berada di posisi masing – masing.

   Aku bisa melihat dengan jelas Keyla yang sering berjongkok karena kelelahan berdiri, salahnya memilih tempat yang kurang strategis berbeda dengan Keyva yang berusaha menyingkirkan nyamuk yang mulai mengerubungi dirinya dengan kejam.

      Aku mulai simpati dengan kedua adikku.

   Aku hanya berharap setelah pulang dari hutan tropis pulau Kalimantan, Keyva tidak terkena demam berdarah. Kami harus berangkat ke Macau tiga hari yang akan datang dan Keyva harus ikut apapun keadaannya.

    “Kita selesai, waktu sudah habis.”

    Aku menyampirkan senjata laras panjang M24, ke arah pungungku. Diikuti oleh kedua adikku yang keluar dari persembunyian mereka. Aku bisa melihat dari posisiku menuruni pohon saat kedua adikku bernfas dengan lega.

   Aku akui, mereka bisa bertahan dengan sangat baik. Lima jam bukanlah waktu yang singkat, kami harus berada di posisi siaga, menatap sekitar dengan tajam, dengan posisi yang sama dan menunggu mangsa yang datang bukanlah hal yang mudah. Membunuh kebosanan adalah hal yang tersulit saat menunggu.

     Keyla dan Keyva mulai mengumpulkan babi - babi hutan yang sudah tertembak. Aku menghampiri mereka melakukan hal yang sama. Setelah dirasa sudah terkumpul semua, kami mulai memeriksa. Setiap peluru yang kami pakai mempunyai tanda yang berbeda – beda, itulah yang nantinya akan menentukan siapa pemenangnya dan pihak yang kalah.

        Untuk satu senjata laras panjang M24 terdapat 10 butir peluru dengan jenis 7,62mm. Senjata M24 memiliki akurasi yang bagus dan miliki kekuatan untuk menetralisir target musuh di jarak menegah. Senjata M24 menjadi salah satu favoritku dari sekian banyak senjata yang aku koleksi – hampir sama seperti Keyva yang mengoleksi beberapa motor kesayangannya.

     “Aku sudah menghitungnya, pemenangnya Kak Keyna.” 

     “Iya kau benar Keyva dan yang kalah sepertinya..”

     “Kau Keyla.”

    Keyla menekuk wajahnya dengan bibir yang cemberut. Punishment yang aku berikan memang setimpal. Setidaknya belanja bulanan untuk 3 bulan kedepan bukanlah hal yang murah, mengingat Keyla harus menanggung biaya bulanan aku dan Keyva.

Ladies vs. GentlemenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang