Empat

314 36 0
                                    


ARKA POV

"kenapa vin nelfon gue?"

"lo masih latihan dirumah gama?" tanya Alvin disebrang sana

"udah selesai, tapi lagi ngomongin lagu sama anak-anak. Kenapa?"

Alving menghembuskan nafasnya sampai arka mendengarnya

"gue mau kabarin tentang clara"

"kenapa sama clara?" tanya arka mulai penasaran

"clara kabur dari rumah, ----

"seriusan lo? Jangan bercanda elah, gak lucu bgst" arka yang sebelumnya lagi di mode santai sekarang menjadi panik mendengar perkataan Alvin

"gue belom selesai ngomong, clara tadi nge WA gue. Dia lagi di halte kemayoran. Lo jemput dia ya. Gue masih ada urusan nih. Bye!"

Pip. Telfon dari Alvin terputus.

Sial. Arka mengumpat dalam hati. Kebiasaan si Alvin suka kasih info mendadak. Arka mulai bingung, dia harus kemana. Tetap disini bersama band nya atau ke tempat clara yang jelas-jelas butuh pertolongan seseorang.

"barusan alvin yang nelfon?" tanya gama. Gama sudahh memperhatikan sika parka yang tiba-tiba aneh.

"iya gam"

"terus kenapa muka lo panik gitu?" tanya gama lagi dan membuat sean menoleh kearah arka.

"gue cabut dulu ya, ada urusan mendadak"

"lah kok cabut sih, ini lagu gimana kabarnya? Belom kelar juga" sahut sean yang agak kesal mendengar perkataan arka yang tiba-tiba ingin pergi.

"sorry sean gam, nanti gue lanjutin dirumah deh ya. Bye!"

Dengan tergesa-gesa arka keluar dari rumah gama, arka mengambil helm dan langsung memakainya. Arka bergegas pergi ke tempat clara dengan kecepatan 40km/jam. Arka lupa yang ia bawa ini adalah motor vespa jadi tidak bisa mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Persetan arka mengumpat dalam hati. Arka tidak tenang membiarkan clara sendirian dihalte itu dan sekarang jam sudah menunjukan 22.00WIB. Rasanya ingin cepat-cepat sampai menghampiri clara. Ia berjanji saat tiba dihalte dan menemukan clara, arka akan memeluknya erat. Karena arka yakin, saat ini clara sedang ada masalah.

"dimana pun lo berada cla, gue bakal mengampiri lo. Mau seberapa jauh dan jarak yang gue tempuh" batin arka.

20 menit kemudian, arka sampai di halte kemayoran. Arka mencari sosok wanita itu yang katanya berada disekitaran halte ini. Tapi nyatanya tidak ada sosok wanita yang arka cari.

Suasana halte tidak terlalu sepi hanya menyisakan beberapa orang. Gue masih mengendarai vespa dengan pelan sambil melihat kanan kiri mencari sosok wanita itu. Akhirnya arka memparkirkan vespanya di pinggir jalan, arka mnegambil ponsel disaku celana, arka baru ingat, jika ia mempunya nomor wanita itu. Arka pun menelfonnya. Dering telfon itu masuk dan lumayan cukup lama wanita itu baru menjawab.

"clara lo dimana? Gue arka, lo inget gue kan?"

"ar... arka? Lo kenapa nanya gue dimana?"

"lo dimana sekarang? Gue udah sampe dihalte kemayoran. Alvin tadi yang nyuruh gue buat jemput lo. Claa, jawab dongg! Gue khawatir sama lo" arka benar-benar panik tidak mendapatkan clara sedang dimana. Tiba-tiba ada yang menepuk baha kanan nya.

"gue dibelakang lo"

Arka langsung menoleh kearah belakang. Arka dibuat kaget oleh clara. Jantungnya seperti berhenti sejenak. Arka benar-benar kaget dengan kedatangan clara. Hampir saja ponsel milik arka terjatuh, jika tidak cepat-cepat ia ambil.

About Clara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang