-sebelas-

223 23 0
                                    

Pagi ini rasanya clara ingin absen dari perkuliahan hari ini, ia belum siap jika tiba tiba bertemu dengan arka. Memori semalam masih teringat jelas diotak clara. Teringat jelas bagaimana arka menyentuh wajah nya dan mengelus pipi yang kemudian mencium pipi bagian kanan. Clara juga masih penasaran kenapa arka mendadak mencium pipi nya. Selama 22 tahun ini, clara tidak pernah dicium oleh lelaki lain selain papanya sendiri itu pun juga jarang sekali. Clara benar benar tak habis pikir dengan isi kepala arka.

"ayo cla otw" ajak wendy sambil merapihkan pakaian yang dia pakai.

"absenin gue ya wen"

"lho kenapa?" tanya wendy dengan raut penasaran.

"izinin gue aja ya. gue mau balik kerumah dulu ketemu bokap"

"seriusan lo?"

Clara mengangguk "iya wenwen ku sayanggg"

Dengan terpaksa clara berbohong dengan wendy, ya mau bagaimana kasih alasan yang logis selain balik kerumah papa nya? Semoga arka juga tidak mencari dirinya dan jangan sampai hari ini rapat dengan anak anak panitia yang baru saja dipilih semalam.

"yaudah gue berangkat ke kampus ya, nanti kunci nya taruh di rak sepatu aja ya"

"siap bos"

Arka Pov

Bodoh. Arka meratapi kebodohan semalam yang ia perbuat. bisa bisanya arka melakukan perbuatan seperti itu kepada clara. clara gadis baik baik pasti kaget dengan kelakuan arka semalam. Di kelas pun arka tidak konsen belajar, ia hanya melamun selama berjam jam, dan alvin tiap menit menegur nya untuk tidak melamun.

"biarin aja kesambet setan" itu kata kata terakhir alvin sehabis itu dia diam lalu fokus pada bu dosen di depan papan tulis.

"arka, kenapa dari tadi saya perhatikan kamu melamun terus?" tiba tiba bu nena memanggil namanya membuat arka menegakan badandan melihat ke arah bu nena.

Arka langsung menjadi sorotan teman temannya yang berada dikelas ini. ah shit. teman teman nya menoleh pada arka untuk mendengar jawaban dari pertanyaan bu nena. begitu juga dengan alvin yang berada disampingnya. Arka melihat dari ujung mata bahwa alvin sedang menahan tawa paadahal jelas jelas ini tidak lucu sama sekali.

"ehh enggakkk bu" jawab arka dengan pelan. Sesungguhnya arka takut dengan bu nena. Walaupun bukan dosen killer tetapi bu nena dosen yang sangat tegas pada mahasiswa yang diajarkan.

"kalau kamu tidak memerhatikan mata kuliah ini, lebih baik keluar dari kelas saya dan kamu bisa istirahat dirumah"

Arka menundukan kepala tak berani menatap bu nena.
"maaf bu"

Jam sudah menunjukan pukul 12.55 waktu mata kuliah bu nena hampir selesai. Beruntung arka hari ini tidak dikeluarkan dari kelas.

"yasudah, hampir jam 12 ya, ibu akhiri mata kuliah hari ini. Jangan lupa dengan tugas persentasi yang saya kasih"

"iya bu, makasih" sahut salah satu anak kelas.

"hati hati dijalan bu" ucap alvin.

Hari ini hanya ada satu mata kuliah, ya arka beruntung lagi jadi mempunyai waktu senggang lalu bisa menemui clara untuk memberi penjelasan yang pasti clara marah pada arka.

Arka merapihkan barang barangnya kedalam tas lalu beranjak dari tempat duduknya, tetapi alvin langsung menahan arka pergi. "buru buru amat sih, mau kemana?"

"biasa lah"
"apaan sih, ga jelas. Nanti gue balik sama siapa kalo lo pergi?" alvin tampak geram dengan kelakuan teman nya itu.

"yaela, ada abang ojol banyak tinggal pesen. gue buru buru nih vin"
"yaudalah sana, males gue sama lo"

Setelah perdebatan antara arka dan alvin akhirnya arka benar benar keluar kelas meninggalkan alvin pulang sendirian. Arka harus bertemu dengan clara hari ini, arka tidak mau jika clara marah padanya. Walaupun arka tau perbuatan nya kemarin membuat clara marah. Tapi setidaknya arka berusaha terlebih dahulu selebihnya arka pasrah.

Clara Pov

Entah sudah berapa mingu clara meninggalkan rumah milik papanya ini, clara memberanikan diri masuk kedalam rumah nya yang sepertinya hanya ada bi nana didalam dan deri pasti tidak ada dirumah seperti biasa deri tidak betah di dalam rumah karena ulah papa yang sering memaksa kehendak nya. Clara membuka pintu rumah diam diam, dan benar saja rumah nya sepi seperti tak berhuni, clara berjalan pelan ia sedang melewati ruang tamu lalu berjalan melewati ruang makan.

"lho neng claraa?"

Clara menoleh kearah sumber suara dipastikan itu suara bi nana, clara melihat bi nana dari dapur menuju ruang makan menghampiri dirinya. Clara membalas dengan senyuman.

"neng, abis dari mana? kenapa kabur dari rumah neng? bibi khawatir banget sama neng clara" tanya bi nana bertubi-tubi. Clara mengusap kedua bahu bi nana "bi clara cuma kerumah wendy aja kok, ga kabur kemana mana. oiya bi papa kerja ya?"

"ya ampun, bibi ga kepikiran kalo kabur kerumah neng wendy. iya neng papa neng kerja baru aja berangkat 10 menit yang lalu lah"

"ohh gitu, kalo deri sempet pulang ga bi?" tanya clara.

"sempet neng, sekali doang. 2 hari yang lalu abis itu pergi lagi"

"deri ga bilang apa-apa bi?"

"gak neng, cuma pamit pergi aja tapi ga bilang kemana gitu"

Clara menganggukan kepalanya saja, mengerti dengan ucapan bi nana. Clara benar benar penasaran dengan adiknya itu yang jarang sekali pulang kerumah.

"yauda bi, clara mau ke kamar dulu, kalo papa pulang kabarin clara ya"

"siap neng"

Clara berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan bi nana yang berdiam diri melihat clara masuk kedalam kamar. Clara membuka pintu kamarnya, sungguh clara rindu dengan suasana kamar nya ini walaupun terkadang suka berantakan akibat clara malas membersihkan kamar tapi clara sangat mencintai kamarnya ini.

Clara melepas tas punggung nya lalu menaruhnya diatas kasur, tiba-tiba terdengar dering telfon dari ponselnya. Clara mengambil ponsel nya di dalam tas dan terkejut dengan penelfon itu. Clara diam memegangi ponsel, ia bingung harus menjawab telfon nya atau tidak, jujur clara menjadi gugup, clara takut mendengar suara lelaki itu.

telfon itu mati. layar ponsel clara menjadi gelap. kemudian menyala lagi, clara ditelfon kembali oleh arka. Ya tuhan, clara harus bagaimana? dan akhirnya clara menjawab telfon dari arka, clara menggeser tombol hijau.

"ha-halo clara"

Clara melempar ponsel nya itu keatas kasur, tangan nya gemetar padahal hanya suara saja membuat clara seperti ini. Clara mengatur nafasnya sebentar, ia yakin pasti arka ingin menjelaskan kejadian semalam. "come on cla, lo bisa. gausah takut. arka bukan singa"

Clara kembali mengambil ponselnya itu dan menempelkan ketelinga kanannya.

"halo arka" kali ini clara yang bersuara.

"lo dimana cla?"

"gue dirumah, ada apa?"

"bisa ketemu sore ini?"

DEG. detak jantung clara makin tak karuan saat ini.

"hmm bisa kok, jam berapa?"

"jam 5, oiya gue gatau rumah lo dimana, gue jemput dihalte kemayoran aja ya"

"oke"

"bye cla"

Pip. arka memutuskan telfon nya terlebih dulu, haha tangan clara masih saja gemetar lalu clara menghempaskan tubuhnya keatas kasur, ia ingin istirahat menetralkan detak jantung nya ini, masih ada 4 jam lagi bertemu arka, clara harus menyiapkan mental yang lebih.

About Clara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang