-duapuluh-

209 19 4
                                    

Arka membuka kan pintu mobil sebelah kiri lalu clara memasang muka sebal menekuk wajahnya dan memajukan bibirnya seperti bebek. Lagi lagi arka membuat ulah, membuat clara jengkel. Clara tidak suka arka berbuat sok romantis, ia suka dengan arka yang apa adanya tidak dibuat buat.

"Kan udah gue bilang, gausah bukain pintunya. Gue bisa sendiri" clara akhirnya keluar dari mobil fortuner hitam milik arka. "Ngeyel banget sih" clara mengusap kepala arka dengan kesal lalu berjalan mendahului meninggalkan arka yang masih berdiam diri ditempat. Arka tersenyum lalu segera menutup pintu mobil dan menyusul clara kedepan rumahnya. Arka menarik pelan pergelangan tangannya membuat sang empu berbalik kebelakang.

"Kenapa? Mau mampir?"

"Enggak, aku cuma mau bilang makasih"

"Txs for what hmm?"

"Makasih udah jadi pacar aku"

Clara tertawa geli mendengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clara tertawa geli mendengarnya. Clara bingung mengapa bisa ia menerima arka menjadi kekasihnya sekarang ini? Padahal arka selalu bertingkah yang membuat clara kesal. Tetapi kalau dibayangkan sehari tanpa sikap arka yang menyebalkan mungkin hari itu menjadi hari tersepi. Tidak ada kegaduhan yang clara terima.

Clara maju selangkah mendekat ketubuh arka membuat arka menjadi tegang dan canggung, arka mengerjapkan kedua matanya tak disangka clara mengecup pipi sebelah kanan.

"Balasan yang waktu itu, sekarang udah impas" ucap clara dengan malu malu. Arka menatap wajah clara yang terlihat lelah tetapi masih tetap cantik dan indah dipandang.

"Kaaa claraaaa" suara adik nya itu terdengar sampai luar lalu dia membuka pintu rumah membuat clara dan arka tersentak kaget. Deri pun juga. Lalu dia menutup pintunya kembali. Clara terkekeh pelan. "sorry ya"

~~~~~~

"Tau gitu gue gabakal nyuruh kalian buat dekor panggung, inget kan deadline yang pak tama kasih tanggal berapa?"

Kali ini emosi clara sudah berada dipuncaknya, ia dibuat kesal oleh anggota dekorasi karena sedari tadi pekerjaan yang clara suruh tak kunjung selasai padahal menurut clara itu hal yang mudah dan parah nya lagi mereka berleha leha ketika clara pergi.

Beberapa panitia yang berada dilapangan seketika langsung diam karena mendengar amarah clara yang cukup kencang. Bayu dan alvin yang sedang mengecet papan triplek langsung menoleh kearah panggung. "Gila temen lo kalo marah serem juga ya"

"Hahaa, itu masih biasa mas bay. Malah gue pernah kena getah marahnya"

"Gimana emang?"

"Clara kalo marah depan gue semua barang yang ada didepan nya dibanting kesana kemari, udah mana sambil nangis juga. Kan gue pusing mas"

About Clara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang