-tujuhbelas-

146 23 0
                                    

Akhir akhir ini clara benar benar disibukan oleh tugas presentasi yang diberikan para dosen settiap mata kuliah ada saja tugasnya dan membuat clara sedikit pusing dan stress. Belum lagi ia bolak balik rapat dengan arka dan lain lain. Hah benar benar rumit.

Selepas selesai mata kuliah clara beserta wendy keluar kelas dan langsung menuju audit dilantai 12, disana sedang mengadakan rapat besar semua devisi hadir. Clara dan wendy datang terlambat dikarenakan dosen barusan korupsi waktu, hah kesel ga?

Clara  membuka pintu auditorium disusul wendy mengikuti  dari belakang. seperi biasa saat orang yang tiba-tiba masuk kesuatu ruangan pasti dia akan menjadi pusat perhatian. Dan ini terjadi pada clara, padahal sebelum ia membuka pintu terdengar jelas didalam ruangan sangat ramai anak-anak anggota saling sahut menyahut.

"sorry banget ya kita berdua telat" ucap clara meminta maaf dengan raut wajah yang tidak enak. jujur memang clara tidak biasa terlambat jika sudah menentukan jadwalnya.

"santai aja cla, baru sepuluh menit kok" sahut bayu menjawab. Bayu adalah anggota paling tertua dipanitia ini dan biasanya dipanggil dengan sebutan 'mas bay'

"Mas bay bohong tuh" bisik jeje dengan pelan nyaris hampir tidak bersuara tapi telinga clara mendengar perkataan tersebut. Clara juga tahu nyata nya rapat sudah dimulai setengah jam yang lalu.

Clara membiarkan itu lalu berjalan kearah mereka berdampingan dengan wendy yanga ada disampingnya. clara melihat alvin dari jauh, alvin juga menatap clara sebaliknya. clara pun memutuskan untuk duduk bersebelahan dengan alvin.

Baru saja ingin melangkah mendekati alvin, pergelangan tangan kanan clara ditarik seseorang. clara langsung menoleh dan ternyata pelaku nya adalah arka. wendy hampir saja menabrak punggung clara lalu wendy membiarkan clara yang sekarang berada dihadapan arka.

Arka mendongakan kepalanya menatap clara yang masih berdiri didepannya. "lo duduk samping gue. masa gue sendirian" hampir saja clara lupa akan status nya disini. clara mengangguk lalu menuruti permintaan arka. Selang beberapa menit clara duduk, arka pun bersuara.

"Gue kemarin udah nemuin pak tama, beliau menyetujui kalau kita undang sheila on7, terus buat team dekorasi mulai nyicil ya. Ngedekor butuh waktu yang lama kan pasti? Oiya gue minta team lain buat bantu bantu team dekor ya"

"Paketu, dana kita masih kurang nih" sahut wendy dengan sindiran. Untuk saat ini memang dana yang terkumpul belum terlalu banyak, bisa dihitung hanya bisa terpakai untuk membeli snack untuk para panitia nanti.

"Oh iya, vin progress proposal gimana? Aman kan?" Tanya arka sambil menolehkan kepalanya dan melihat  kearah alvin.

"Iya gue udah ngajuin proposal ke nyokap, tapi gue juga minta bantuan sama sena buat ngajuin proposal ke perusahaan bokap nya"

"Iya ka, gue juga udah ngajuin proposal juga kok dan kayaknya sih bakal di approve sama bokap gue. Bokap gue ngedukung banget acara ini" sena bersuara menjelaskan pada arka.

"Syukur deh kalo setuju. Jadi soal dana aman ya. Vin, sen kalau uang proposal udah turun langsung kasih ke wendy ya"

terdengar bisik bisik dari para anggota, mereka seperti ingin bertanya namun ragu. arka sempat menengokan kepalanya melihat clara, clara sedari tadi hanya diam. biasanya jika sedang diskusi seperti ini, clara akan ikut membuka suara.

"Gue mau nanya sama bagian acara, kira kira acara mulai dari jam berapa dan selesainya juga?"

"Gue mau nanya sama bagian acara, kira kira acara mulai dari jam berapa dan selesainya juga?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tiba-tiba salah satu anggota devisi dekorasi bertanya pada arka, dia bernama ronzi. suara serak dan berat itu tak pernah clara dengar sebelumnya, clara pun penasaran kemudian melihat cowok itu yang tau nya berhadapan dengan clara berbeda beberapa sentimeter. lelaki tampan yang nyaris sempurna seperti jeffry, tapi sayang nya ronzi dibawah setahun dengan clara.

"Soal waktu, gue dan anggota sih memperkirakan jam dua siang sampai jam 4 sore. Menurut kalian oke ga?" Ujar sena menjelaskan.

"Hmm kenapa gak malam aja sen? Kayaknya lebih seru dan lebih enjoy sih. Lagipula kalau acara musik pasti malam kan?" Usul wendy.

"Iya gue juga setuju usul nya wendy, kalau jam dua tuh siang banget. Gue yakin peserta juga banyak yang ngeluh kepanasan" sahut bayu dengan mengangkat jempol nya kearah wendy.

"Yasudah kita ganti jam malam ya guys"
Ucap arka memberi jalan penengah.

~~~~~~~~~

Beberapa jam kemudian, setelah selesai berdiskusi per devisi, auditorium menjadi ramai, orang orang saling mengobrol. Lain dengan clara, clara nampak diam menyandarkan punggungnya ditembok sambil menundukan kepalanya. Tiba tiba saja kepalanya terasa sakit seperti ditusuk tusuk ditambah dengan nyeri perut yang ia tahan sedari tadi. Tanpa clara sadari, arka memperhatikan clara. Arka sebenarnya ingin mengajak mengobrol tetapi melihat clara seperti itu, arka mengurungkan niatnya.

"Ka, clara kenapa tuh?" Mas bay menepuk pundak arka sebelah kanan membuat arka menoleh lalu menggelengkan kepalanya. Arka juga tidak tahu clara kenapa.

"Lo tanya lah, cowok bukan sih lo. Perhatian dikit lah sama cewek, jangan kaku kaku amat" mas bay ini memang suka nyablak dan berterus terang. Dan arka tidak masalah dengan orang yang seperti itu.

Baru saja arka meniatkan diri untuk bertanya justru ia kedahuluan dengan alvin yang tiba tiba menghampiri clara disusul wendy dibelakangnya.

"Claa.." panggil wendy sambil menepuk bahu clara. Clara mengangkat kepalanya melihat wendy dan alvin yang sudah ada dihadapannya "Kok lo pucet sih? Sakit lo ya?"

Clara menggeleng. Ia berbohong memang. Clara tak suka jika ia dipandang lemah oleh orang lain. "Gue ngantuk, butuh tidur"

"Bohong kan lo? Lo pusing ya? Atau perut lo nyeri?" Wendy sangat bawel sekali sampai clara menutup kedua telinga dengan kedua tangannya. "Berisik lo wen"

"Heh, gue khawatir sama lo. Lo pucet banget cla"

"gue anter aja ya?" akhirnya arka membuka suara membuat clara  menoleh dan menatap arka dengan bingung.  Clara menggeleng pelan. "gausah, gue minta jemput marko aja"

"claa.. please deh. lo pucet banget, udah lah nurut aja" kini giliran alvin yang mengomeli clara.

arka terlebih dulu beranjak dari tempat duduknya lalu membantu clara bangun dari duduk, clara hampir saja terjatuh jika tidak ditahan oleh kedua temannya itu. "Tuhkan lo lemes gini" omel wendy lagi.

"Gue gendong aja ya cla?" Arka dengan tiba tiba lagi menawarkan dirinya dan berkata seperti itu. Clara rasanya benar benar ingin pingsan saja. "Gue masih bisa jalan kok" Arka mengangguk paham dengan jawaban clara barusan.

Alvin memindahkan tangan clara ke bahu arka, sontak arka memeluk setengah badan clara dengan tangan kirinya. Clara makin lemas kalau jarak tubuhnya dengan arka seperti ini.

"Gue titip clara yaa, jangan lo apa apain sahabat gue. Awas lo"

"Siap wen, yauda gue duluan ya"

About Clara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang