"hujan, terimakasih untuk datang menemani" -clara-
✨✨✨✨✨✨✨
tiba-tiba awan mengeluarkan air yang begitu banyak, berawal dari gerimis menjadi hujan deras. clara tercengang bahwa tangan kanannya ditarik oleh arka untuk meneduh dibawah halte. clara dan arka berdiri sampingan dan kedua tangan mereka belum terlepaskan. gia yang menyadari nya langsung melepas genggaman tangan arka.
"eh sorry cla.."
hening. clara menjadi canggung dengan arka. clara diam arka pun begitu tidak ada yang mengajak berbicara.
"kenapa disaat kayak gini turun hujan sih? gue bener-bener gak ngerti sama hujan. dia gak bisa ngerti perasaan gue gimana"
"mungkin semua orang suka dengan hujan, tetapi gue gak suka sama hujan. bisa dibilang gue benci hujan"
arka menoleh kearah clara yang sedang asik bermolog sendiri. arka benar-benar gemas kalo clara banyak omong seperti itu.
"kenapa?" sahut arka tiba-tiba.
"ya hujan gak bisa ngertiin suasana hati gue kayak apa. hujan terus menerus menggagalkan rencana yang udah gue susun dengan rapih."
"disaat hujan turun gue selalu keinget bayang-bayang nyokap. hujan selalu buat hati gue sakit, entah gue juga gak ngerti kenapa bisa benci sama hujan. padahal sebelumnya biasa aja"
arka masih betah melihat clara berbicara yang berada disampingnya.
"nyokap lo emang kenapa cla?" tanya arka lagi.
suara hujan semakin kencang dan angin menghembus dengan kencang sampai masuk ke dalam tubuh. clara mengeratkan tangannya ke badannya.
"gue juga gatau nyokap gue kenapa, 15 tahun gue gak pernah ketemu nyokap" jelas clara bercerita. clara sempat heran kenapa bisa ia bercerita dengan orang yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu? biasanya clara hanya bercerita dengan alvin dan wendy saja.
"lo gak perlu benci hujan cla, hujan gak salah apa-apa sama lo. hujan cuma memberi air untuk bumi dan makhluk-makhluk yang membutuhkan. dari hujan lo bisa belajar bagaimana berkali-kali jatuh tanpa sedikitpun mengeluh pada takdir"
clara akhirnya menengok kearah arka, arka benar hujan tidak salah sama sekali yang salah ialah diri clara yang terlalu mementingkan egonya. mungkin hati clara masih mengingat akan mama nya tapi ia tidak boleh membenci dengan suasana hujan.
"gausah nangis, cengeng lo! gue gak bisa meluk elo belum muhrim soalnya" ucap arka sambil tertawa kecil dan mengusap pipi clara yang basah karena air mata nya.
clara memukul lengan arka pelan dan memautkan mulutnya kedepan.
"hujan nya udah reda tuh, jadi gue anter ke rumah wendy gak?"
clara menganggukan kepalanya menandakan iya.
****
flashback on
KAMU SEDANG MEMBACA
About Clara
FanfictionTentang seseorang lelaki yang mencintai seseorang perempuan dalam diam. Setelah 15 tahun mereka berpisah lalu dipertemukan dalam forum organisasi mahasiswa. Clara Ardani Putri X kang seulgi Arkana Putra X Park Chanyeol