Arka Pov
Satu minggu dari sekarang, pensi yang gue gue pimpin akan terlaksana, dua minggu sebelumnya gue hectic banget, ngurus kepanitian, nyelesaiin tugas yang nambah terus, bolak balik beli keperluan pensi dan parahnya sebentar lagi gue mau mulai skripsi. Apa gak pusing nih mumet nih kepala gue? Dalam seminggu ini gue sering menginap dikampus daripada rumah, dan gue juga memilih beristirahat dibasecamp panitia. Beberapa anak-anak panitia juga ada yang menginap disini bareng gue, tapi yang paling sering panitia dekorasi hamper setiap hari mereka disini mendekor panggung yang tak kunjung selesai.
Gue melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanan, jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, gue sedang berada didekat panggung memantau panitia dekorasi dari kejauhan, ya lumayanlah pergerakan mereka termasuk cepat, ada beberapa panitia yang ikut serta membantu panitia dekorasi seperti anak dokumentasi, keamanan mereka yang sibuk nya pas dihari H aja sih. Dan selalu ada wakil ketua kesayangan gue, dia selalu menemani gue yang suka pergi kemana mana, disaat ad ague dipastikan ada clara, bagai lem dan kertas pokoknya.
Tapi saat ini gue bingung dengan sikap clara yang pendiam, clara gak pernah ngeluh sedikit pun, nurut aja gitu. Padahal gue yakin clara juga pasti capek banget, dia sering bantu panitia yang lain. Ya gue seneng sih ada clara setiap saat tapi ini kayak clara yang gue kenal.
"baangg, gue pamit balik kerumah ya, disuruh nyokap balik nih"
"tumben lo balik, biasanya ngebucin dulu sama naya" naya gebetan nya damar. Anak panitia dekorasi, jadi damar sering nginep dibasecamp buat nemenin naya.
"duh gue lebih nurut sama nyokap sih bang" Arka tertawa mendengar jawaban damar.
"yaudah sana balik, hati hati ada yang ngikutin lo di lobby"
"sorry bang gue ga takut kayak gituan, btw bang itu clara diem aja. Kenapa sih? Gue takut dia kerasukan deh" arka melihat kearah pojokan panggung yang telah ditunjuk oleh damar barusan, dari kejauhan clara terlihat sedang melamun sendirian dengan tatapan mata yang kosong membuat arka bergedik ngeri. clara kenapa? dia sakit atau ada seseuatu yang arka tidak tahu?
"oke dam, thanks yaa hati-hati dijalan" kemudian damar meninggalkan arka sendirian, arka masih bertanya tanya pada dirinya sendiri, semakin bingung dengan sikap clara yang aneh akhir-akhir ini, tak menunggu lama arka beranjak dari tempatnya menghampiri clara dipojokan panggung.
saat ini arka sudah berada dihadapan clara tetapi perempuan ini masih belum menyadari kedatangan arka, clara masih terdiam melamunkan sesuatu. Arka pun berjongkok didepan clara lalu mengambil kedua tangan perempuan itu yang ternyata sudah mendingin, clara terlihat kaget dengan kedatangan arka yang secara tiba-tiba, terlihat jelas dari raut wajahnya dan kedua matanya seperti ada sesuatu yang sedang ia tutupi dari arka.
"hey, lo kenapa?" tanya arka dengan lembut. Clara menatap arka dalam diam lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"sini cerita gue dengerin, lo capek ya?"
"gue ga kenapa-napa arka, gue baik-baik aja"
Arka sangat tahu sikap clara saat ini ia sedang berbohong tetapi kenapa clara enggan berkeluh kesah dengan arka?
"cla, gue pacar lo. lo gamau berbagi keluh kesah sama gue? terus kalo gitu apa gunanya gue sabagai pacar lo?"
Clara melepas genggaman tangan dari telapak tangan arka lalu clara bangun dari duduknya, arka pun mengikuti pergerakan clara.
"saat ini gue gabisa cerita sama lo, mungkin nanti kalo gue udah siap gue bakal cerita kok" jawabnya dengan membuang muka tidak menatap arka.
Arka mengerutkan dahinya, benar benar bingung dengan jawaban clara barusan "lo kenapa sih akhir-akhir ini? ada apa? please cerita sama gue, biar gue bantu masalah lo"
clara tertawa renyah lalu menoleh kearah arka menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.
"justru masalah ini ada di lo arka, tapi gue belum sanggup ngungkapin apa yang apa yang ada dipikiran gue, mungkin lo yang harusnya memberi kebenaran terhadap gue"
"lho kok jadi gue? sumpah cla gue ga paham maksut lo apa, jangan buat gue bingung. coba jelasin kenapa?"
"udahlah, mending lo balik gih atau istirahat sana capek kan pasti? gue mau lanjut bantu anak-anak dekor" kemudian clara pergi cepat meninggalkan arka yang masih mematung ditempat, perkataan clara membuat arka semakin pusing. tebak-tebakan apalagi ini ya tuhan?? apa dirinya telah berbuat salah terhadap clara?
Clara Pov
Langit jakarta begitu cerah hari ini, tidak seperti suasana hati clara yang begitu gelap ditutupi oleh rasa kesal pada benak dirinya seperti manusia bodoh, kenapa bisa clara merasa kesal dengan hal seperti itu? apa clara terbakar api cemburu? atau memang hanya sikap clara yang berlebihan? tapi itu memang hal yang tidak wajar bagi clara. Ia juga bingung harus bersikap seperti apa didepan teman-teman yang lain. Berpura pura seakan akan tidak tahu atau harus menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya lalu mengungkapkan apa yang clara rasakan saat ini. Ah clara benci situasi seperti ini.
Clara menyereput ice kopi susu yang ia pesan dengan memandangi cafe yang lumayan sepi cocok sekali buat clara yang sednag ingin menyendiri dari interaksi orang-orang. Benar, clara sedang berada dicafe dekat kampus sendirian tidak ditemani siapa pun. Clara sudah menghabiskan dua kopi susu entah sudah berapa jam clara dicafe ini, mungkin juga teman-temannya mulai mencari dirinya. Clara benar-benar ingin sendiri dahulu, membenarkan emosi yang tak terkendalikan ini. Clara tidak ingin orang lain terkena imbas amarahnya, lebih baik menyindiri disini.
"claaa?"
Clara terdiam seperti ada seseorang yang memanggilnya dirinya lalu membalikan tubuhnya kebelakang memastikan sumber suara tersebut. Deg! jantung clara seperti berhenti saat ini juga. Kenapa bisa perempuan itu berada dicafe ini? memang tidak ada cafe lain? perempuan itu tersenyum kepada clara lalu berjalan menghampiri ketempatnya. Clara bingung harus memberi respon seperti apa terhadap sahabatnya ini, ah sahabat? apa ia masih bersahabat dengannya?
"lo kenapa sendirian disini? anak-anak pada nyariin lo tau ga. lo dichat ditelfon ga ada respon sama sekali"
"hmm lagi pengen ngopi sendirian wen, oh ya? sorry ya soalnya handphone nya gue mode pesawat"
"lo lagi kenapa sih? kayak bukan clara yang gue kenal deh"
"haa? gue kenapa? gue baik-baik aja wen"
hahahhaha bohong, clara tertawa pada dirinya sendiri. kenapa sulit sekali mengatakan dengan jujur sih?
Haaaiiiiii guuyyysssss🤗🤗🤗
Good morning, hv a nice day teman2.
Jangan lupa vote and comment yaaa, thkyuuu🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
About Clara
FanfictionTentang seseorang lelaki yang mencintai seseorang perempuan dalam diam. Setelah 15 tahun mereka berpisah lalu dipertemukan dalam forum organisasi mahasiswa. Clara Ardani Putri X kang seulgi Arkana Putra X Park Chanyeol