[ ch. 5 : gone p.t 2 ]

69 9 1
                                    

"sial! aku tak bisa membaca situasi nya." Batin Miria. Perasaan itu malah semakin mencengkam, hal itu pun terjadi lagi.

Terjadi lagi dimana Miria merasakan hal yang tidak di inginkan nya. Aura nya benar-benar sama. Mimpi buruk itu selalu menghantuinya.

.

"Miria-chan, bagaimana kalau kita bermain petak umpet?"

Gadis bersurai blonde itu tersenyum memandangi wajah kikuk Miria. Jam kuno itu menunjukkan jam 4 sore, anak-anak itu masih bermain. "Aku, Ryuu-kun, dan Tsuki-chan mengumpat  lalu Miria-chan yang jaga!"  Seru gadis itu, tanpa berpikir panjang dia menyetujui nya. Dia menutupi matanya dan menghitung angka satu sampai sepuluh. Menunggu para pemain mengumpat. Sesekali dia mengintip. Sudah benar-benar sembunyi, dia membuka matanya. Mencari satu per satu dari pemain. Banyak anak kecil yang bermain tetapi tidak mengikuti permainan petak umpet. Mencari di sela sela taman, pemain ditemukan satu persatu. Miria merasa ada yang mengganjal. Merasakan hawa yang benar-benar buruk, benar-benar mencengkram. "Kemana Liliana?" Tanya Miria, mereka tak tahu kemana gadis itu. Miria dan teman-teman nya pun mencari dan terus mencari, hingga ingin putus asa. Para anak-anak disana mencari, Maria pun juga ikut. Hingga pada akhirnya dia melihat sesuatu yang terang, dihadapan nya. Dia ada dihadapannya.

"Kau menemukan ku, Miria-chan."

"Kalian menemukan ku."

Senyum itu benar-benar buruk, auranya berbeda. Ini sangat gelap. Miria mematung diantara banyaknya anak-anak disana. "Miria-nee? Ada apa?" Tanya Maria di sela canggung itu. "L-Liliana? Mau apa kau disana?" Tanya Miria tegas, dia hanya tersenyum. Dibalik senyumnya itu sangat buruk. Benar-benar buruk. Miria merasakannya. "Menjauh dari sumur itu, Liliana!" Kata Miria sambil maju satu langkah, "ini kehendak ku sendiri, jangan ganggu aku Miria-chan." Dia masih saja tersenyum seperti biasanya, para anak-anak disana tidak tahu apa-apa tentang masalahnya. Mereka bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Semuanya! Terimakasih ya! Aku pergi dulu!"

"LILIANA!!"

.

Miria mencoba untuk mengendalikan Ichigo sebaik mungkin, menahan sakit itu, menahan tangisannya. "Akutagawa-senpai!!" Jerit Higuchi sambil menembak pedang milik Ichigo. Akutagawa hampir terbunuh, Higuchi menyelamatkan Akutagawa. Tangan Miria pun tergores benangnya yang amat tajam itu, meringis kesakitan.

"Miria-nee!!"

Higuchi pun membekap Maria dengan sebuah sapu tangan, dia pingsan. Miria hanya bisa diam mematung, membulat kan matanya. "MARIA!" Miria pun menjerit. Hal itu terjadi, ia tak ingin kehilangan siapapun lagi. Miria mengambil pedang milik Ichigo dan mulai menebas Akutagawa. Sayangnya rashoumoun milik nya menggigit pedang Ichigo. Higuchi pun membawa Maria pergi, "apa kau tak ingin mengucapkan selamat tinggal kepada adikmu?"

"BERISIK KAU KEPARAT!" Jerit Miria, dia berlari mengejar Higuchi dan Akutagawa. Sialnya, rashoumoun milik Akutagawa melempar Miria hingga terhempas. Kepalanya membentur sesuatu sehingga Miria pingsan di sebuah tumpukan kardus. 

"M-mari.."

.

"Miria-chan, aku kembali." Senyum Liliana, gadis bersurai blonde itu benar-benar misterius. "Tak mungkin, ini pasti mimpi!" Elak Miria, "ini bukanlah mimpi, Miria-chan." Senyum itu masih saja lengket di wajahnya, dia mengelus kepala Miria. Dia mencium rambut biru milik Miria, "kau tetap wangi seperti biasanya ya, tetapi ada wangi madunya," kata Liliana. "Memangnya aku apaan." Jawab Miria sambil terkekeh pelan, "oh ya, bagaimana dengan adikmu?"  Pertanyaan itu membuat air mata Miria mengalir. "Miria-chan? Kau kenapa? Jangan menangis." Liliana langsung memeluk Miria , setetes demi setetes air mata itu mengalir. Miria hanya terdiam tak membalas. "Sebenarnya, aku tak ingin kehilangan siapapun."

"Aku tak ingin kehilangan kau, dan"

Perkataan itu membuat Liliana bingung, "sudahlah, jangan dilanjutkan." Jawab Liliana. Pada akhirnya Miria menangis di pundak Liliana, dialah yang selama ini menjadi kakak Miria. Dia menanggung semua kesalahan si kembar. "Aku tak ingin kehilangan siapapun!"

.

"Aku tak ingin kehilangan siapapun!"

"Ah, kau sudah sadar."

Miria pun membuka matanya, air matanya mengalir membasahi pipi dan bantal. Miria pun terkejut, dia bukan di jalanan. Dia berada di kasur, dan mencium bau obat (?) Dan wangi-wangi lainnya. "Aku dimana?" Tanya Miria, "kau ada di ruang kesehatan," jawab seorang wanita. Iya, dia memiliki rambut pendek dan jepit kupu-kupu emas yang anggun. "Kau tadi pingsan di jalan, lalu Atsushi yang membawamu kesini."

"Siapa Atsushi?"

Miria pun bingung, kepalanya merasa sakit. Melihat tangannya sudah diperban karena goresan-goresan luka, banyak pertanyaan yang ada dikepala nya yang membuat kepalanya semakin sakit. "Aku tahu kau banyak pertanyaan, jangan lah di pikirkan itu membuat kepala mu sakit dan membuat stress" tambah wanita itu.

"Miria? Kau sudah sadar?"

~TBC~

teardrops | BSD OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang