[ ch. 29 : both of us ]

39 1 0
                                    

Disarankan sambil mendengarkan alunan piano di mulmed ya, biar feel nya kerasa.

Happy reading-!

Hari demi hari pun berlalu, natal pun tiba.

Banyak yang menghias pohon natal nya, dari yang kecil hingga besar.

Miria kini bersama si jangkung, Dazai. Berjalan menuju agensi, tempat yang sangat Miria rindukan.

Sesampainya, ia melihat si surai merah muda, tapi kali ini dia terlihat berbeda dengan potongan rambut sebahu, tetap bergelombang.

Lagi-lagi syal itu masih merekat.

Miria tersenyum terharu, berlari dan langsung memeluk perempuan itu.

Sebelumnya, ia tak pernah tahu bahwa selama ini ia masuk rumah sakit.

Miria pun menangis, mendapati sosok yang amat dirindukan ini.

"Kau kemana saja bodoh! Aku mencari mu!!" Teriak Miria terisak, pelukan nya sangat erat. Perempuan itu, Jikare, hanya bisa tersenyum. Mengelus kepala Miria.

"Aku juga mencari mu, aku sangat merindukanmu."

Dazai melihat nya, ia juga merasakannya sekarang.

Anak anak agensi datang satu persatu, mereka sebenarnya juga tidak tahu dengan keadaan Jikare sebelumnya. Hanya Dazai dan Derina.

Mereka menyambut hangat dengan kembalinya seorang Jikare Utsushimi.

Dipojok sudah ada pohon natal hiasan anak anak detektif bersenjata. Jikare bahagia. Bukan--

-- mereka tersenyum dan tertawa.

Keluarga hangat yang indah.

"Nee, bakacchi, aku ingin ke makam. Apa kau ingin ikut?" Tanya Miria, tentu saja Dazai mengiyakan.

"Oh iya sebelumnya--"

Miria pun memakai kan syal berwarna merah kepada Dazai. Lalu tersenyum.

"Ini untukmu!" Senang Miria, Dazai hanya menyentuh syalnya itu. Ia mengingat nya.

Ia menatap wajah mungil Miria.

"Sedang apa? tuan putri."

Gadis berambut biru itu masih sibuk dengan rajutan syal, sehingga tidak meladeni manusia perban itu.

"Hoi, apa kamu mendengar ku?" Sahut Dazai lagi, kali ini dia menatap wajah sang gadis.

"Aku sedang merajut, jangan ganggu, nanti tidak selesai." Ujar Miria, tatapannya masih ke rajutan benang berwarna merah ini. Dazai merasa dirinya tak dianggap.

"Untuk siapa? serius sekali."

"Untuk seseorang yang berharga dihidup ku." Jawab Miria sambil tersenyum, "aku jadi ingin tahu, siapa seseorang itu." Tambah Dazai. Sedangkan Miria hanya terkekeh pelan.

"Nanti kau akan mengetahui nya."

Ia mulai memegang sehelai surai biru, menatap manik gradasi coklat itu.

"maafkan aku yang selalu merepotkan mu.. lain kali, aku akan menjadi gadis yang baik!" Ucap Miria, ia tersenyum kecil. Tangan kecil nya menarik Dazai keluar dari agensi untuk sementara. Kakinya melangkah.

.
.
.
.
.
.

Salju kini turun, menghiasi indahnya kota Yokohama.

Hati yang pilu, perasaan yang dingin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

teardrops | BSD OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang