"wah wah, ada apa ini?"
Seketika Derina muncul di ambang pintu, di ruangan Mori. Menatap dua anak kecil yang berpelukan takut.
"Hoi, Mori. Kau apakan anak ini?" Tanya Derina, Mori hanya menjawab tidak. Menggelengkan kepalanya pelan. Derina menginjakkan kakinya di situ, menghampiri anak kecil yang menurutnya imut itu.
Tangannya itu mengelus kepala anak anak itu, "jangan takut, kita bisa melawannya kok." Senyum Derina. Melihat itu, Mayumi dan Elise mengikuti Derina, senyuman hangat itu membuat Derina senang.
.
.
.
.
—tears—
.
.
.Anak kecil bersurai coklat itu duduk di bangku taman, syal merahnya terkibas oleh angin. Menatap boneka yang ia buat itu. Bercak darah itu membuat nya ingat kejadian yang pernah ia alami.
Pemandangan hari ini memang sedang cerah, namun keberadaan anak itu membuat semuanya suram.
Menyendiri di taman itu membuat ia sedikit tenang, tatapannya menangkap sebuah orang misterius. Topeng yang aneh. Gadis itu tersenyum dan membuka mulutnya.
"Hai anak manis. Kenapa kau sendirian disini?"
Pertanyaan itu dibalas dengan tatapan tajam Mayumi, tak menggubris. Ia memeluk erat boneka kelincinya. "Jangan takut begitu dong, aku hanya ingin tahu namamu." Lagi-lagi orang itu mengelak.
Anak itu hanya diam, tak menggubris. "Auramu sangat berbeda sekali, apa mau mu?" Tatapan tajam itu berhasil menaklukkan orang misterius itu.
Orang misterius itu hanya menghela nafas, menatap balik sang anak kecil yang merupakan kartu as Port mafia. "Bolehkah aku pinjam tubuhmu, anak manis." Seringai itu membuat sekujur tubuh Mayumi pun membeku, diam.
"Jangan takut, kita bisa melawannya kok."
Mengingat itu, Mayumi langsung mengambil cutter dari balik boneka nya itu. Tanpa rencana, dia langsung menyerang orang misterius itu.
Karena gegabah, dengan santai orang misterius itu menahan serangan Mayumi. "Kau bisa membunuhku—" Mayumi langsung terjatuh, dan gemetar. "—tapi aku buat kau menderita dulu."
—
"Tumben kau datang kesini? Apa boneka mu rusak lagi?"
Derina kedatangan seorang gadis manis hari ini, model kepangan membuatnya lebih cantik dari biasanya.
"Tidak, aku hanya ingin menemui mu!"
Suara lembutnya itu seakan membuat Derina mengingat masa lalunya. Tak sengaja dia menangkap sebuah kalung sapphire yang dipakai Miria ini.
"Kalung mu bagus, dapat dari mana?"
Ingatan Derina tentang kalung itu membuat pertanyaan 'dapat' bukan 'beli'. Miria tak menyadarinya.
"Ini, diberi teman kerjaku."
Derina pun berfikir, siapa yang bisa membuat kalung semirip itu, tak mungkin. Kalung itu hanya satu dan tidak ada yang bisa menyerupai nya.
"Temanmu itu pasti baik."
"Semuanya seperti keluarga, apalagi Ranpo-san, dia seperti anak kecil yang manis!"
Derina tersenyum saat Miria menceritakan para anggota agensi, dan keseharian nya saat disana. Dia benar-benar mirip ibunya.
—
"Maria-nee, Mayumi kemana? Tumben sekali dia tidak kembali jam segini?"
Ini sudah jam 9 malam, sedangkan Mayumi pergi dari jam 5 sore. Seingat Elise, Mayumi hanya izin untuk menyendiri. Tapi entah kenapa sangat lama, tak biasanya Mayumi seperti ini.
"Aku tidak tahu, memangnya dia kemana?"
Elise pun menceritakan semuanya. Kenapa dia ingin menyendiri begitu. Wajah Maria pun terlihat tak menyangka, ia langsung turun tangan untuk mencari anak itu.
Jalanan malam seperti ini sudah biasa bagi gadis berumur 17 tahun ini. Seorang port mafia. Melewati banyak gang kecil yang gelap, udara dingin mulai membuat kulit merinding.
Sebentar lagi musim salju, entah masalah apa lagi yang terjadi bulan ini.
Surai birunya itu bergerak seiring dengan angin lewat. Jepit rambut model api biru itu membuat ciri khasnya. Hoodie hitam, penampilan gelap khas port mafia.
Sambil jalan ia mengingat kejadian saat bertemu orang yang kembar dengan-nya. Entah apa lagi yang akan terjadi, ia tetap tak percaya bahwa itu adalah kakaknya.
Menggelengkan kepala untuk tidak berfikir yang macam-macam, ia fokus untuk mencari Mayumi sekarang.
Mata Maria tak sengaja menangkap irisan bunga mawar, kakinya melangkah mengikuti jejak itu. Sampai dimana ia berhenti di sebuah gang buntu yang amat gelap. Maria mengaktifkan kemampuan nya untuk memberi sedikit cahaya.
Darah di mana-mana, sebuah mayat tergeletak. Habis terkoyak tubuh sang mayat. Ini bukan serangan binatang buas. Mawar itu menancap di matanya.
Pemandangan yang buruk.
"Kakak sedang apa?"
Maria pun bergidik ngeri setelah suara itu terdengar, mulai menoleh kebelakang, dan melihat anak kecil sekitar umur 12 tahunan.
Tak mungkin dong, anak kecil berpakaian gelap, tak takut melihat pemandangan buruk seperti yang dilihat Maria.
"Mayumi, apa itu kau? kalau iya, pulang lah. Ini bukan tugas mu." Hardik Maria. Anak kecil itu tampak tersenyum lebar.
Sebentar, air mata itu mengalir di pipi anak kecil itu.
"p-pergi dari sini, Maria-nee !"
*'-TBC-'*
hola gais mon maap lahir batin /plak
Maapkeun author yang sering ilang ilangan macem pulpen.
Author nya kena masalah mlu, makanya ilang ilangan macem doi ea.
Jangan lupa vote & comment ea, reader sini kan baik baik^^
Cerita nya makin ruwet astaga, authornya bingung sendiri.
kalian bingung ga?
nanti author permudah deh ehe^^yodah jangan lupa vote & comment lagi
see you in next chapter-!
KAMU SEDANG MEMBACA
teardrops | BSD OC
Fanfiction᭝ꔛ⃟⿻ྀ⃕🌙 bungou stray dogs ff;oc side story. (( REVISI )) 'berawal dari kisah si kembar kakak beradik yang terpisah dengan lamanya, selama beberapa tahun. ini kisah kehidupan yang gelap pastinya untuk seorang anak kecil berumur 8 tahun ini. hingga...