[ ch. 7 : Ichigo & Dertaph ]

72 6 0
                                    

Miria pun tertidur di malam yang dingin itu, setelah memasak untuk Dazai. Miria terlihat lelah saat itu. Disaat dia tertidur, Dazai memeriksa tangan Ichigo yang retak itu.

pagi nya

"Miria-chan, bangun–"

"Nghh~"

Miria hanya membenarkan posisi tidur nya, menutupi wajahnya dengan futon. Dazai berusaha untuk membangun kan sang putri tidur itu. Dengan penuh kesabaran dan ketakwaan, eh.

"MIRIA-CHAN BANGUN!! MATAHARI TERBIT DI UTARA!!"

Seketika Miria langsung terbangun dan loncat, "HUA?! BENERAN?!!" Jeritnya sambil mengengok kekanan dan kekiri. "Usodayo." kata dazai dengan senyum kejam nya itu, "MATI SAJA KAU MANUSIA PERBAN BODOH!!" Kata Miria kesal sambil memukul Dazai dengan buku-bukunya.

- dan apa yang terjadi ? -

Miria pun hanya menatap Dazai dengan tajam, "aku membencimu.." kata Miria dengan nada dingin. "Sangat, sangat membencimu.." tambah Miria menatap Dazai dengan tajam.

"Wah, inikah wajah sosok gadis kecil ketika sedang ngambek? Oh, begitu seram~"

Tak sengaja buku itu terbang menuju kepalanya lagi, "sudah ke berapa kali kau melempar buku ke kepalaku?" Tanya Dazai dengan wajah melasnya. "Sudah lebih dari satu kali.." jawab Miria dengan nada dingin. Dan Dazai masih menatap ku dengan wajah melasnya itu.

"KUMOHON HENTIKAN TATAPAN MENJIJIKAN MU ITU BODOH!!"

Miria menghela nafas kasar, menatapi tangannya yang begitu mudah melempar barang apapun. Bukannya kemarin dia sangat baik, kenapa berubah 180°. Sedikit info, setelah bangun tidur, sifat Miria berubah drastis. Jadi jangan heran kenapa dia berbeda.

"Miria-chan, mari ikut aku" ajak Dazai, "kemana?" Tanya singkat Miria, "membenarkan tangan bonekamu." jawab Dazai. "Eh? Memangnya bisa?" Kata Miria tak percaya. "Sudah ikut saja!" Kata Dazai sambil menarik tangan nya keluar kamar asrama Dazai. Dazai mengunci pintunya dan pergi sambil menarik pelan tanganku, "bisa tidak, gausah narik-narik! Aku bisa jalan sendiri!" kata Miria dengan sedikit risih.

"Kalau aku tak menarik kau, pasti kau hanya diam di kamarku sambil 'ya sana' atau 'aku tak ikut.. aku malas..' "

Miria hanya mendecih, menatap malas Dazai.

Saat diperjalanan, tangan Miria terus digenggam oleh Dazai. Sudah hampir 20 menit, Miria baru benar-benar sadar. "Ah, bakacchi, kita mau kemana?" Tanya Miria dengan nada polos. "Lho? Udah sadar?" Mendengar itu membuat Miria tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. "Kita ingin membenarkan tangan bonekamu." Jawab Dazai.

"Eng.. bakacchi, apa tempat nya masih jauh?" Tanya Miria kepada Dazai, "tidak, ini sudah sampai." kata Dazai sambil memberhentikan langkah nya tepat didepan sebuah tangga naik. Tanpa basa-basi, Dazai pun langsung naik ke tangga itu dan diikuti oleh Miria.

.

Suara ketukan pintu itu pun terdengar nyaring dan bergema, "apakah ruangan ini tertutup?" Pikir Miria.

Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya, "hoi? Apa ada orang?" Kata Dazai sambil masuk kedalam ruangan tersebut.

"Boo~"

Dazai pun terkejut karena ada boneka menyeramkan yang mengejutkan Dazai, dan Miria hanya melihat Dazai heran. "Yatta~ kau adalah orang yang pertama kali tidak terkejut oleh dertaph, gadis kecil~"

"Eh?" Miria memiringkan kepalanya, "siapa itu dertaph?" Tanya Miria penuh penasaran.

"Aha~ dertaph itu boneka paling menyeramkan sekaligus paling mengerikan, dan dia juga berbahaya." Jelas wanita paruh baya yang tadi mengejutkan Dazai, "namamu siapa? gadis kecil," Tanya wanita itu. "Namaku Miria Ichinose." Jawab Miria, "baiklah, aku Derina Tsukishima, akulah yang akan membenarkan kerusakan pada boneka mu." Senyum Derina. "Tenang saja, tidak bayar kok!"

"mana boneka yang harus ku perbaiki?" kata Derina, Miria pun langsung memberikan Ichigo ke Derina. "Ternyata yang bagian obsidian ya, untung saja," kata Derina sambil menghela nafas lega. Derina pun memakai kacamata nya dan mengambil sebuah toples berisi benda-benda kecil yang berkilauan. Lalu Derina mengambil 4 serpihan seperti kaca yang berkilauan, dan menghancurkan nya di mangkuk kayu yang berisi cairan berwarna krem.  Ruangan itu pun menjadi amat sepi dan tidak ada suara apapun, sepertinya Derina orang yang tertutup ya.

seperti biasa, Dazai hanya membaca buku panduan bunuh dirinya. Dan Miria hanya menunggu Ichigo selesai. Cukup lama, membuat Miria hampir tertidur disana. Untungnya Dazai memberikan permen karet agar dia tidak mengantuk.

—5 menit kemudian—

Setelah lama menunggu, Ichigo terlihat seperti baru. Miria pun berbinar-binar melihat paras cantik nya Ichigo. "I-ini.. ichigo kan!" Kata Miria tak percaya, "Iyes! Ini Ichigo, gunakan lah ichigo dengan baik ya, Gadis manis~" kata Derina memberikan Ichigo dan mengelus kepala Miria dengan lembut. Miria pun mengangguk pelan dan tersenyum, "arigatou! Derina-sensei!" Seru Miria sambil tersenyum girang. Derina pun tersenyum tipis kepadaku.

"Sudah selesai? Miria-chan?" Tanya Dazai, "sudah" jawab Miria singkat. "Baiklah kita balik ke asrama, jaa~ Derina." Kata Dazai sambil melambaikan tangan ke Derina, Miria pun juga mengikuti Dazai. "Hati-hati ya dijalan!" Kata Derina.

"Jadi bagaimana dengan Bonekamu?" Tanya Dazai, "lihat! Ichigo terlihat seperti baru!" Seru Miria dengan senang menunjukkan Ichigo ke Dazai. "Seperti nya Derina telah melakukan sesuatu kepada Bonekamu itu." kata Dazai, "he? Sesuatu?" Maksudnya??" Tanya Miria bingung. "Nandemonai~" senyum Dazai, lalu aku pun menghela nafas.


"Aku tak yakin, jika Derina hanya membenarkan nya saja, pasti dia melakukan sesuatu."


~TBC~

teardrops | BSD OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang