Setelah menangani kasus tersebut, Miria hanya diam. Jari jari nya tengah mengetik keyboard yang tersambung oleh komputer.
Entah apa yang dia ketik, wajahnya tak terlalu serius mengenai hal itu.
Miria kapok ikut nimbrung, dia gak mau asal ngomong lagi. Tapi kayaknya para anggota lagi asik ngomongin sesuatu. Miria hanya diam menahan mulutnya.
Jikare juga dari tadi hanya mengiyakan apa yang mereka bicarakan, lama kelamaan dia tertidur di sofa.
Sudah jam 5 sore, Miria juga sudah menguap dari tadi. Tapi matanya dipaksakan untuk mencari informasi di layar komputer nya.
"Miria, jangan terlalu dipaksakan. Nanti kalau kamu sakit, aku khawatir lho."
Pemilik nama kaget saat ada yang berbicara seperti itu, dia menoleh dan mendapati ranpo disana.
"Kamu kesambet apaan? Kalo pengen manisan bilang--"
"CIEEEEEEE!"
"CIHUYYY DITUNGGU EAK EAK!"
"ASIK SHIP BARU!"
seketika agensi diramaikan oleh kapal MiriRan, lumayan biar anak anak agensi tidak mengantuk dan terlihat lelah.
•--tears--•
Maria terbangun dari tidurnya, sudah jam 9 malam. Dia ingat kalau tadi dia tertidur karena kelelahan. Dia beranjak dari kasurnya lalu pergi mencari air minum.
Karena masih setengah sadar, ia menabrak seseorang.
"Gomen."
Suara singkat itu membuat kesadaran Maria pulih, selama ia di port mafia tak ada seseorang dengan suara yang terdengar beda selain Elise dan Yumeno.
Maria membuka matanya lebar-lebar, mendapati seorang anak kecil berpakaian hitam menggunakan syal kecil berwarna peach.
"Maaf aku harus buru-buru!" Anak itu pergi meninggalkan Maria sendiri.
"Siapa ... Dia?"
———
Setelah selesai minum, dia masih menggunakan hoodie hitamnya. Entah kenapa dia nabrak orang lagi.
"Heh, jalan liat liat nape?!"
"He? Dare?"
"Bodoh, aku depanmu!"
Dia terkejut melihat ada manusia pendek memakai topi fedora. Gak sependek itu, mungkin beda 5-8 centi (?)
"Gomennasai~ Chuuya-san."
Pemilik nama itu kesal, menatap tajam Maria. "Baru kali ini kau minta maaf?! Akalmu selama ini kemanaa saja?!!" Marah Chuuya, Maria hanya mengangguk bodo amat. "Bodo ya, aku mau lanjut tidur. Capek!" Jawab Maria meninggal kan Chuuya.
"Hoi! Kau ada tugas!!"
"Bodo! Kau saja yang mengerjakan!!"
"Mana bisa begitu!?"
•--tears--•
Miria sedang berada di rumah Jikare, seperti biasa tugasnya tidak hanya di agensi. Dia sibuk memasak dan Jikare sedang bersih bersih rumah.
Rumahnya tak begitu luas, Jikare tinggal sendiri.
Kadang Miria membawakan makanan kalau mampir, lalu mengurus nya seperti dia mengurus dazai. Karena mereka sama sama bodoh.
Jikare & Dazai : woi?!
"Jikare-san, aku habis ini langsung pulang ya. Soalnya aku harus mengurus Bakacchi."
"Baiklah, hari ini aku makan sendiri ..."
"Gomen, aku pergi dulu ya, dah~"
————
Angin malam berhembus kencang, surai biru nya terlihat terhembus angin. Miria mempercepat langkahnya agar sampai ke asrama dengan cepat.
Tak lama setelah itu dia mempertajam matanya, melihat sosok anggota port mafia yang tengah jalan di seberang jalan.
Miria tak ingin kena masalah, apalagi dengan port mafia. Berabe nanti.
Tetapi disebelah nya ada gadis yang seumuran dengan Miria. Warna rambutnya juga sama, namun gadis itu berambut pendek. Dan tak lupa dengan jepit rambut dengan bentuk api biru.
Miria mengingat nya, itu seperti pemberian dia waktu kecil.
Tak berpikir panjang, Miria mengejar anak itu. Menyebrang tanpa melihat kanan kiri, lalu menabrak orang dengan sembarang.
"Maria! Aku menemukanmu!"
"Maria!"
Tangan Miria menggenggam tangan gadis itu, seperti nya dia menoleh. Sorot matanya, manik matanya terlihat sama seperti Miria. Dan juga kulitnya ia masih ingat betul kasar lembutnya.
"Siapa kau?"
Miria sedikit terkejut, aura dinginnya itu menusuk seluruh tubuh Miria. Disamping gadis itu, Miria mengenal nya. "Chuuya."
"Maria dengarkanlah aku! Aku ini kakakmu! Kita ini kembar!"
"Siapa? Kau siapa? Aku tak memiliki kakak kembar, Chuuya-san apa kau mengenal nya?"
"Tidak, mungkin dia salah orang."
Deg
Miria benar-benar terpojok, Maria sudah dicuci otak oleh port mafia. Miria benar-benar tak memaafkan Port Mafia.
"Apa yang telah kau lakukan dengan adikku!?" Miria menggenggam erat tangan adik kembarnya itu. Aura gelap Miria pun bertebaran menyelimuti mereka berdua. "Inoryōku.."
"Jangan bodoh, Miria."
Mendengar suara itu, Miria merasa tenang. Tangannya lemas seketika. "Maria aku yakin itu kamu." Batin Miria, seketika ia pingsan.
"Kali ini aku berterimakasih." Umpat Chuuya, "haha~ jangan malu-malu begitulah~" ledek Dazai. Kepalan Chuuya sudah bersiap untuk meninju Dazai, tetapi dibatalkan oleh Maria.
"Sudahlah, nanti tugas kita gak selesai." Sela Maria sambil menarik tangan chuuya, lalu mereka pergi meninggalkan Dazai dan Miria.
"Pasti bakal seru ya, Miria-chan."
~TBC~
Alhamdulillah, bisa apdet.
Maapkeun authornya yang amat sangat labil ini. Soalnya author lagi banyak uts dan tugas.
Gomen!
Jangan lupa vote dan komen!
Sampai bertemu di chapter selanjutnya~
![](https://img.wattpad.com/cover/159227610-288-k273040.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
teardrops | BSD OC
Fanfiction᭝ꔛ⃟⿻ྀ⃕🌙 bungou stray dogs ff;oc side story. (( REVISI )) 'berawal dari kisah si kembar kakak beradik yang terpisah dengan lamanya, selama beberapa tahun. ini kisah kehidupan yang gelap pastinya untuk seorang anak kecil berumur 8 tahun ini. hingga...