[ ch. 11 : The 4 Mad Alice p.t 2 ]

39 6 3
                                    

"huaa~ gimana nii.." Miria pun mengacak rambut frustasi, lalu Atsushi pun melihat wajah frustasi Miria. "A-ano.. Miria-san.. bagaimana tadi?" Atsushi pun bertanya, "nee.. N-naka-san.. tolong bantu akuu!!" Seketika Miria langsung memeluk Atsushi. "H-he!! Miria-san!" Atsushi pun terkejut sekaligus bingung apa yang telah terjadi.

"J-jikare-san? Ada apa sebenarnya?"

"Pelaku tersebut adalah salah satu orang yang terlibat konflik The 4 Mad Alice, iie.. lebih tepatnya salah satu anggota nya" Jikare pun menjelaskannya, "apa itu The 4 Mad Alice? Sebuah organisasi kah?" Atsushi pun bertanya lagi dan jikare hanya mengangguk kan kepalanya pelan.

"Konflik tersebut sudah lama dan belum ada yang bisa melenyapkan mereka.. sudah banyak negara yang telah menjadi korban.." lanjut Kunikida, "kau tahu juga tentang itu?" Tanya Jikare. Kunikida pun mengabaikan Jikare yang tengah serius, "boleh ku pukul tidak orang sialan ini.." batin Jikare dengan senyum penuh makna buruk.

"Seperti nya Miria dan Maria sedang berada di mara bahaya.." kata Dazai yang datang entah kemana, "habis darimana saja kau, Bodoh?" tanya Kunikida.

"Aku?"

Kunikida mengangguk kan kepalanya.

"Jadi duta sampo lain, MUAHAHAHAHAHHAHAHA ups."
(Udah basi anjir)

Seketika Dazai langsung terbang dari luar jendela, Ya, siapa lagi yang bukan Kunikida yang melempar nya. Atsushi dan Jikare pun tercengang saat melihat Dazai terjun bebas, dan Miria? Miria masih memeluk Atsushi kok. /DitabokparabucinAtsushi

"Bisa dilanjutkan?" Kunikida pun memecahkan keheningan di Agensi, "lalu, Siapa saja anggota dari The 4 Mad Alice?" Lalu Tanizaki ngikut nimbrung. "Masih belum diketahui.. tapi yang hanya ku tahu yaitu si Twin Heart, Hayato dan oshiro" jawab Jikare. "Mereka berdua adalah pelaku kebakaran dan pembunuhan.. untungnya saja belum banyak korban di Yokohama.." lanjut Miria sehabis memeluk Atsushi.

"Lalu? Sudah kau tangkap bukan?" Tanya Kunikida, "para anggota The 4 Mad Alice itu tak semudah yang kau bayangkan, walaupun Miria sudah menangkapnya tetap saja mereka masih bisa kabur.." jelas Jikare kepada Kunikida. "Mungkin lebih tepat nya.. para polisi sudah dibunuh oleh si kembar sesat.." lanjut Jikare.

"Berarti.. Yokohama sedang dalam bahaya, kita harus mengambil tindakan!" Kata Kunikida tegas.

...

"Kita kembali"

"Okaerinasai.. Maria-chan.. Chuuya-kun.." sambut wanita berkimono sambil tersenyum, "he? Anee-san sejak kapan disini?" Tanya Chuuya. "Dari tadi ku disini menunggu kalian berdua.." ucap wanita berkimono itu, "ah, aku hampir lupa.. perkenalkan.. namaku Kouyou Ozaki.." wanita berkimono itu pun memperkenalkan dirinya kepada Maria.

"Mari, kita ke ruangan Mori" lanjut Kouyou sambil berjalan menuju ruangan Mori, lalu Chuuya dan Maria pun mengikutinya.

-

Akutagawa, Higuchi dan lainnya pun berkumpul di ruangan Mori, "syukur lah kalian datang tepat waktu, kita mendapatkan masalah.." ucap Mori sambil melihat Chuuya dan Maria datang. "Masalah apa memangnya?" Chuuya pun bertanya, "langsung ke intinya saja, konflik The 4 Mad Alice sudah terjadi di Yokohama.." jelas Mori. "Organisasi yang melakukan pembunuhan berantai itu?" Tanya Akutagawa, "iya.. organisasi ini sangatlah berbahaya dari pada melawan shibusawa.." lanjut Mori, "Siapapun yang bertemu dengannya.. ya, anggap saja mereka itu Malaikat pencabut nyawa.."

"Lebih dari apa yang kukira.." kata Chuuya, "mungkin detektif bersenjata juga akan melawan mereka.." Mori pun menyeringai.

...

Jikare dan Miria pun berjalan ke gedung kosong, itu cara yang tepat untuk bertemu dengan mereka, cukup beresiko tinggi sih.

"Jikare-san.. aku takut.." kata Miria sambil memeluk Jikare, "daijoubu.." Jikare pun mengelus kepala Miria.

Jikare pun menginjak sesuatu yang mengalir dari pintu ruangan, "darah?" Jikare pun menatap darah itu. Miria pun gemetaran, jikare mencoba memberanikan dirinya untuk membuka pintu tersebut.

Mata Jikare melotot seketika, Miria hanya menyembunyikan penglihatan nya dibalik pelukan Miria. Jikare merasakan hawa membunuh yang sangat luar biasa dan ditemani oleh rasa ketakutan nya Miria.

"M-mayat.. l-lagi?"

"Jikare-san! Aku takut!" Miria pun masih menyembunyikan penglihatan nya sambil memeluk Jikare dengan sangat erat, Jikare melihat mayatnya sekilas. Mayat tersebut mati dengan sangat tragis, lagi pula jika port Mafia melakukan pembunuhan, mayat tersebut tak akan mati se-tragis ini.

Jikare melanjutkan perjalanan menyelusuri gedung kosong tersebut, "serumit ini kah untuk bertemu si kembar hayato dan oshiro?" Batin Jikare dengan kesal. Dan sialnya, Jikare menginjak sesuatu lagi.

"Ah, Yabai.."

Pisau-pisau itu pun langsung mendarat untuk menusuk Jikare dan Miria, setidaknya lebih dari 50 pisau. Miria pun pasrah di pelukan Jikare yang tengah lengah.

"Inoryōku.."

Falling Crysophia : Unknown Tears

Sebuah pelindung pun melindungi Jikare dan Miria dari bahaya banyaknya pisau-pisau yang mendarat untuk menusuk mereka, dan juga sekitar area yang ditempati Jikare dan Miria pun meledak, lebih tepatnya meledakkan pisau-pisau tersebut.

"Daijoubu, Miria-chan.. kau tak kan terluka.. selagi ada aku disampingmu.."

Kata-kata tersebut pun mengingatkan dia saat bersama kepada Maria.

"Daijoubu! Maricchi, kau tidak akan terluka selagi Nee-sama ada disampingmu!"

Miria pun menangis, "m-maria?"

Jikare langsung mengelap ait matanya yang mengalir di pipi lembutnya, "sudahlah, aku tahu jika kau merasa bersalah saat itu.. " belum selesai jikare berbicara, tiba-tiba ada pisau yang melintas cepat menuju pundak Jikare.

"Argh!"

Jikare pun mencabut pisaunya yang menancap di pundak Jikare, "ara? Hayato?" Jikare menyeringai.

"Hisashiburi! Jikare!"

teardrops | BSD OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang