Part 10

3.1K 126 3
                                    

Aku suka menatap mata mu. Ketika raga mu berjalan menghindar, mata mu tidak akan pernah berdusta.

***

Kringggggggg...... Kringggg....

Akhirnya bel panjang berbunyi. Itu artinya seluruh siswa SMA Garuda akan dipulangkan. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Ada juga beberapa siswa yang tidak pulang dikarenakan hal-hal tertentu. Tapi tidak untuk Resya, saat ini ia tidak ada jadwal apapun sehingga ia bisa lebih cepat pulang.

"Yuhuuuu... pulang." Resya berteriak sangat keras.

"Diem lo nggak usah teriak-teriak. Sok enak suara lo. Enakan juga suara gue". Rania tidak terima dengan suara cempreng Resya yang membuat telinganya sakit. Padahal suaranya sendiri juga tidak enak didengar menurut Resya.

"Lah sirik aja lo. Suara lo tuh lebih seret," balas Resya sembari mengibaskan rambutnya.

"Mulut lo ga ada saringannya Sya?" ucap Rachel geleng-geleng. Pasalnya ia tau seberapa absurd sahabatnya ini.

"Yeah, gue kan seneng karena pulang. Bisa bocan deh gue dirumah. Tapi itu tuh Rania sirik."

"Ga usah teriak juga suara lo jelek," ujar Andra sambil menarik rambut Resya. Resya meringis. Reflek ia mendang kaki Andra.

"Wadoww... sakit atuh neng," jawab Andra. Dia mengelus tulang kering kakinya yang terasa nyut-nyutan.

"Bodo ah! Lo dulu yang mulai." Resya menepuk pipi Andra sembari menaik turunkan alisnya. Membuat si empu menahan napas karena tangan kecil itu menyentuhnya.

"Ndra, muka lo kok— merah?"

Andra gelagapan. Ia menepis tangan Resya dan kembali mengelusi kakinya. "Ini tuh gara-gara kaki gue yang sakit. Lo sih nendang gue," dalihnya.

"Bohong, mana coba gue lihat?" Resya berjongkok dihadapan Andra. Ia menyentuh betis Andra yang katanya sakit. "Nggak apa-apa deh, ngarang ya lo—" tudingnya. Ia memukul kembali kaki Andra hingga cowok itu kembali meringis.

"Sialan lo, Asya!"

Tanpa aba-aba ataupun minta maaf. Resya melenggang keluar kelas dengan mengibaskan tangan lalu menjulurkan lidah mengejek Andra.
Andra mengusap dadanya pelan. Menggeleng-gelengkan kepala melihat spesies baru yang ia lihat. Menatap punggung yang berjalan menjauh.

Resya kembali bersenandung keras dengan suara cemprengnya. Sengaja membuat orang-orang dibelakangnya semakin kesal. Tidak peduli mereka meneriakkan namanya, ia tetap bernyanyi dengan nada sumbang.

"Lo yakin temenan sama dia?" Andra memastikan bahwa Rachel tidak salah memilih teman. Namun gadis itu hanya menggelengkan kepala tidak tahu. Ingin rasanya Andra menenggelamkan Resya saat ini juga.
Cewek itu memang paling bisa membuatnya tak habis pikir dengan tingkah absurdnya.

Ahhh Andra bingung. Ia mengacak rambutnya sebentar karena merasa frustasi dan...

Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Ahhh, sialan! Andra mengumpat kecil. Walaupun Resya seringkali menyebalkan namun entah mengapa ia selalu ingin tersenyum melihat tingkah ajaib cewek itu.

"Ndra gue duluan yah. Bye" Tiba-tiba Rachel mengagetkannya.

Andra bahkan tak sadar bahwa disana masih ada Rachel. Andra mengagguk, "Hati-hati" ucapnya tersenyum.

Sejenak Rachel terpaku melihat senyum Andra. Manis. Mungkin cewek itu akan sujud syukur nanti dirumah karena mendapat senyuman Andra hari ini. Dengan sedikit kikuk, ia melambaikan tangannya lalu sedikit berlari keluar kelas.

Abu-abu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang