Aku mencintai mu seperti kamu mencintai ku. Aku akan menjaga mu seperti kamu memberi ku ketenangan saat aku gundah.
Banyak orang yang beranggapan bahwa manusia sering kali dipermainkan oleh rasa tanpa mereka tahu pasti, bahwa manusia lah yang suka bermain-main dengan rasa. Menjadikan rasa sebagai alat pelampiasan dasar terhadap segala sesuatu yang terjadi. Mereka bersaing untuk mencari pembelaan atas kebenaran tanpa memperhatikan luka yang digores pada orang lain. Sangat lucu sekaligus memprihatinkan.
Tak jarang juga, seorang mengatas dasarkan rasa sukanya untuk berperilaku seenaknya dengan orang lain. Memaksa sesuatu yang bukan menjadi haknya. Meminta lebih tanpa mau menaruh yang lebih pula.
Begitu pula Andra, selalu saja ia dibuat bingung oleh rasa nyamannya sendiri. Terjebak pada rasa yang sulit dijabarkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Terlebih ia menyadari bahwa ada keinginan yang mendorongnya untuk selalu menjaga gadis itu. Ia takut gadis itu dilukai oleh siapapun termasuk dirinya sendiri.
Dan sialnya ada seseorang yang ingin mengganggu mereka. Mengganggu dirinya dan juga Resya. Padahal orang itu tak tahu bahwa Resya tak bersalah pada masalah ini. Karena Andra sadar bahwa dia lah yang menyeret Resya ke perasaan yang tercipta saat ini.
"Arrggghhh" erang Andra frustasi. Ia mengacak rambutnya berantakan kemudian menutup matanya untuk mencari ketenangan.
Gue harus cari tau siapa dia, batinnya.
***
Gadis itu sedang memainkan game di ponselnya. Ia tampaknya tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan sejak tadi.
Resya selalu tampak menggemaskan dimatanya, entah apa yang membuat lak-laki terpikat.
Ahh, memikirkannya saja membuat tersenyum sendiri.Lucu, batin lelaki itu.
Ia terus memandangi Resya yang serius bermain game. Hingga senyum tipis terukir diwajah tampannya.
"Sya" ia memanggil Resya
"Hmm", jawab Resya dengan cuek.
"Sya" lagi
Ck, "Apa?" dengan jengkelnya. Andra mengganngu bermain.
Dengan cepat Andra mengambil Handphone milik Resya. Resya sudah kesal, selalu dan selalu mengganggu nya. Dasar Andra Kampret, batin nya.
"Asya," ucapannya tersedat. Andra terus memandang Resya. Tatapan mereka beradu. Tangan Andra menggenggam Resya dengan kuat. Tetapi penuh kelembutan
"Kalau dulu gue ga ketemu lo, mungkin sekarang gue gak tau apa arti sayang itu."Blushhhh...
Pipi Resya memerah. Jantungnya seakan melompat, please hayati baper mas kearena ditatap Andra intens
"Mak-sud lo Ndra?" tanya nya dengan kikuk. Ia salting karena Andra lagi, dan lagi....
"Lo tau nggak gue sebelumnya nggak pernah ngerasain jatuh cinta sama cewek? Dan hebatnya lo adalah bisa buat gue ngerasain itu semua." ujar Andra. Sontak Resya makin berdebar. Darahnya berdesir hangat karena kalimat yang Andra ucapkan.
Namun, ia tidak ingin percaya begitu saja pada laki-laki ini. Resya tahu bahwa bukan hanya dirinya perempuan yang berada dilingkungan Andra. Ada banyak sekali yang mengantri untuk menjadi seorang yang beruntung memiliki laki-laki itu. Dan kini, Andra mengucapkan hal yang membuatnya senang dan bingung dalam waktunya yang bersamaan.
"Terus lo maunya gimana?" tanya Resya.
Andra menggeleng pelan. Kelu lidahnya untuk melanjutkan apa yang sebenarnya ingin ia sampaikan. Entah dari mana akan ia mulai kata demi kata yang akan ia lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu [TAHAP REVISI]
Teen FictionKetika kamu hadir dengan segala hal yang mampu mengembalikan dunia ku. Menjadikan aku percaya akan hal yang sempat hilang. Tapi mengapa kamu memberi pembatas yang seakan tak dapat ku tembus? - Resya *** Karena kamu tidak tahu, aku mencintai mu denga...