Jika nanti kamu tidak memilihku, aku tak apa. Kan ku serahkan kau pada seorang yang ku percaya mampu memberikan kebahagiaan. Tidak seperti ku yang sia-sia.
***
Hari ini Resya pulang bersama Meka, Rachel, dan Dheta. Rania sudah pulang lebih dulu dikarenakan ada keperluan.
Sebelum pulang, mereka menyempatkan nongkrong di cafe depan sekolah. Setelah memesan mereka mengobrol ria. Mereka ingin menyempatkan waktu untuk berkumpul.
"Eh, gue mau curhat deh"
"Curhat apa lo hel? Biasanya juga asal jeplak tuh mulut" sahut Meka dengan nada yang meledek.
"Gila Mek, omongan lo bener banget. Pedes kayak cabe-cabe-an di jalan" ujar Resya menggeleng-gelengkan kepalanya. Takjub.
Plakkk...
Dheta memukul bahu Resya. Dia fikir Resya akan memberikan tanggapan serius. Nyatanya tidak penting sama sekali.
"Serius dulu kutil!"
"Kalau lo mau diseriusin jangan sama gue. Gue ini cewek, sejenis sama lo." balas Resya.
"Stres emang lo."
"Diem dong gue mau cerita." Akhirnya mereka diam, menanti Rachel meneruskan kalimatnya.
Rachel berdeham. Memberanikan diri untuk bercerita kepada sahabatnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kalimat itu sukses keluar dari bibirnya.
"Gue suka Andra!"
HAH?
Rentetan tiga kata membuat semua mata melotot. Tak terkecuali Resya. Justru dirinya yang paling kaget. Namun, ia segera mengembalikan ekspresinya menjadi biasa saja.
"Hel, lo se-rius?" tanya Dheta tak percaya dengan ucapan sahabatnya itu, "Emang sih dia gantengnya ga ketulungan—" lanjutnya membuat Rachel mengangguk dengan cepat.
"Kayak lo nggak tau Rachel aja," sambung Meka. Seakan sudah hafal bagaimana sikap Rachel selama ini. Rachel memang mudah menyukai seseorang yang baru saja dikenalnya. Entah dengan berbagai macam alasan apa yang ia gunakan, kali ini sahabat Resya itu menyatakan dirinya telah jatuh hati pada Andra. Si cowok dingin.
Rachel nyengir tak bersalah.
Sahabatnya sudah tahu jika Rachel mudah baper. Itu alasan mengapa mereka tidak begitu syok."Yah nggak papa sih kalau dia juga suka sama lo, tapi lo tau sendiri kan dia termasuk most wanted sekolah. Dan di luar sekolah juga pasti banyak yang mengidolakan dia," saran Meka.
Sudah pasti semua tahu, banyak perempuan yang menyukai Andra. Tapi sampai saat ini, mereka tidak mendengar kabar tentang perempuan yang mampu meluluhkan hati Andra.
Resya hanya diam. Ia mendengarkan semua obrolan sahabatnya. Saat ini dirinya merasa ada yang bergejolak di dalam sana. Entah apa dan bagaimana, Resya sangat gelisah.
Mengapa bisa Rachel menyukai cowok itu? Ahh, mengapa Resya jadi memikirkannya."Sya, lo setujukan kalau gue suka sama Andra?" tanya Rachel.
Dirinya sengaja menanyakan hal ini karena Resya diam saja. Tidak memberikan respon apapun. Bukan bermaksud berlebihan, Rachel juga tahu bahwa Andra juga sering mendekati Resya. Walaupun mereka berteman, tetapi ia tetap cemburu pada sahabatnya itu.Tapi Resya tidak menjawab karena ia justru melamun.
"Sya?"
"Sya"
"Sya lo kenapa?" ucap Rachel menepuk pipi Resya.
Resya tersadar, "Eh iyah gue setuju aja kok. Asal kalian saling suka, lagian kan siapa tahu lo jadi cewek pertamanya tuh cowok es. Ya kan, gaes?"
Rachel tersenyum. Lalu memeluk sahabatnya bagai teletubies.
"Dih alay" komen Dheta. Mereka tertawa
Sedari tadi ada yang merasa ganjal pada keadaan. Lo aneh Res, batin Meka yang sudah hafal dengan gelagatnya.
***
Sesampainya di rumah Resya merebahkan tubuhnya.
Ahhh, hari yang sungguh melelahkan. Ia memejamkan matanya sebentar, meredakan kantuknya. Resya tidak ingin tidur, tanggung saja sebentar lagi sore dan ia ingin menyelesaikan tugas sekolahnya.Tiba-tiba handphonenya berbunyi.
Drrttt... drrrtt...
Mata Resya melotot hampir keluar. Ia melihat notifikasi yang membuatnya berdecak heran.
DeandrAngksp add you as friend
Resya berkutat pada pikirannya. Menerawang jauh dari mana laki-laki itu tahu id line nya. Resya lupa bahwa dirinya dan Andra masuk grup kelas.
Akhirnya ia meng-addback akun milik Andra. Lalu melempar ponselnya ke kasur secara sembarangan. Bayangan suara Rachel saat mengatakan jatuh cinta kepada Andra membuat Resya sedikit terusik. Cewek itu yakin bahwa dirinya tidak cemburu, hanya saja ia tidak ingin cowok berhati es tak membalas perasaan sahabatnya.
"Ah... gue mau ke kamar mandi dulu deh," ucapnya sendiri.
Setelah kembali dari kamar mandi. Resya kembali dibuat kaget. Ada line dari Andra di notif ponselnya. Mungkin ini hal ajaib. Kekuatan angin milik boboy boi sangat menakjubkan. Andra jadi menghubunginya dahulu?Resya menggeleng-gelengkan kepalanya seraya membuka chat tersebut.
DeandrAngksp : Eh Asya
Hihihihi gue punya fans, gumam Reysa sembari terkekeh pelan. Pasalnya ia merasa sedikit menang karena berhasil membuat cowok itu mengabari dulu.
AresyaRafikaL : Dari mana lo dapet Id line gue?
DeandrAngksP : Dari dukun santet langganan lo :p
AresyaRafikaL : Gila lo? Belajar santet juga. Kaget gue, mas:p
DeandrAngksp : lo lebih GILA. Dasar CEWEK ANEH!
Resya tertawa keras. Cewek itu suka saat Andra kesal.
AresyaRafikaL : siapa ya?
DeandrngksP : PANGERAN TERGANTENG SEDUNIA
AresyaRafikaL : -_-
Setelah chat tersebut Resya sudah terlelap ke alam bawah sadarnya.
***
Sedangkan di kamar Andra, ia sudah senyum-senyum sendiri. Entah apa yang membuatnya begitu senang.
Baginya berdebat dengan gadis itu sangat menyenangkan. Dia akan merasa puas setelah berhasil menjaili Resya.Meskipun chatting dengan Resya sangat unfaedah, Andra merasa lebih tertarik daripada chat dengan perempuan yang lain. Sok manis menurutnya. Jika Resya? Mungkin perempuan sejenis dia kadar manisnya sudah berlebih hingga rasanya tingkahnya juga berlebih. Namun, Andra tetap menyunggingkan senyumnya membayangkan Resya yang terus berputar-putar dalam otaknya.
"Stress juga gue lama-lama gini" katanya.
Tidak ada salahnya dia meng-add line Resya. Andra akan punya kerjaan baru. Terlebih melihat balasan dari Resya, ia yakin cewek mungil itu pasti mencak-mencak tak terima.
Sebelun tidur, ia kembali membuka aplikasi chat di ponselnya. Ia sedang mengetikkan sesuatu untuk seseorang. Kemudian tersenyum puas. Andra dapat tidur nyenyak malam ini.
###
*ini sudah revisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu [TAHAP REVISI]
Fiksi RemajaKetika kamu hadir dengan segala hal yang mampu mengembalikan dunia ku. Menjadikan aku percaya akan hal yang sempat hilang. Tapi mengapa kamu memberi pembatas yang seakan tak dapat ku tembus? - Resya *** Karena kamu tidak tahu, aku mencintai mu denga...