Part 1

6.1K 197 11
                                    


Akan ada hari dimana kamu menemukan kembali hidup mu. Perpisahan bukan akhir dari segalanya.

***

Hari pertama sekolah membuat semua siswa bersemangat. Teman, kekasih dan... uang jajan pastinya.
Hari pertama masuk sekolah, tentunya kelas 10 akan mengikuti kegiatan MOS, sedangkan kelas 11 dan 12 akan langsung memasuki ruang kelas masing-masing.

Suasana sekolah selalu ramai. Terlebih di hari pertama ini, para siswa baru akan sibuk dengan kegiatan perkenalan dengan lingkungan sekolah. Ada yang terlihat antusias, biasa saja, atau bahkan tidak berminat untuk bersekolah hari ini.

Begitupun dengan segerombolan gadis yang semangat memasuki area sekolah. Mereka bercengkrama satu sama lain. Tidak peduli banyak pasang mata yang memperhatikannya dengan risih. Karena bagi mereka pagi hari harus dilewati dengan senyum yang indah.

Resya, Meka, Rachel, Dheta.

"Ehh foto dulu dong guys, kita kan harus mengabadikan ini", ucap Dheta. Mereka telah duduk di bangku taman yang tak jauh dari papan pengumuman.

"Loh harus itu," Resya pun membalas.
Dasar tidak tahu malu, baru masuk sekolah sudah berselfie-selfie ria.

"Hahaha... Eh Dhet, coba deh lo liat muka kucel lo. Jelek sih." Dheta yang diejek pun menunjukkan ekspresi bete.

"Sembarangan gini-gini aku bidadarinya kangmas," jawab Dheta dengan sombong. Yang lain saling pandang lalu memasang ekspresi ingin muntah di depan Dheta.

"MIMI PERI DHETA!!!" Ucap Resya, Meka, dan Rachel bersamaan.

Dengan sebal Dheta menginjak semua kaki sahabat somplaknya itu hingga membuat teman-temannya itu meringis kesakitan. Lalu menjulurkan lidahnya. "Btw nih, kita nggak mau baca pengumuman itu?"

Sejenak Resya menoleh ke arah papan pengumuman itu, ia mengedikkan bahunya, "masih rame, males gue."

"Yah itu alasan lo doang, bilang aja lo males desak-desakan karena lo kecil, kan?" tembak Meka.

Resya hanya nyegir lebar menanggapi itu, "itu lo tau." Kemudian, cewek bertubuh mungil itu mengedarkan pandangannya. Tatapan matanya yang semula berbinar kini meredup. Menghela napas panjang hingga siapapun tahu bahwa dirinya sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa lo, Sya?"

"Eh—"

Meka mendengus kasar. Ia mengikuti Resya melihat ke arah sekelilingnya, "tenang aja mantan brengsek lo itu nggak sekolah disini." Cewek itu pun menatap Resya yang berusaha menutupi keresahannya, Meka tahu luka hati temannya itu sangat dalam. "Nggak usah dipikirin, nggak semua cowok kayak dia kok. Siapa tahu di masa SMA ini, lo menemukan cinta sejati lo," lanjutnya.

Mendengar itu Resya tertawa. Tak lupa satu toyoran mendarat di kepala Meka. "Sialan!"

"Tau tuh Resya, udah lah lupain aja. Dan semoga nih disini banyak cogannya. Kan lumayan gue bisa nyari gitu. Siapa tau jodoh," kata Rachel dengan berbinar-binar.

Semua memutar bola matanya malas, Rachel selalu saja seperti itu.
Cogan, cogan dan cogan.

Melihat respon sahabat-sahabatnya itu, Rachel mencebikkan bibirnya, "yeh bilang aja lo iri kan. Sapa suruh jones" jawab Rachel

"Terus? Lo pikir nggak lo nggak gitu?" ucap Dheta

"Mending kita liat kelas aja. Cepetan, terbang, kita tunjukkan skill bidadari kita." Resya menengahi pembicaraan yang tidak ada habisnya.

"Yukkkkk..." yang lain dengan serentak.

Setelah itu, mereka melihat papan pengumuman, ternyata Resya dan Rachel sekelas. Sedangkan Meka dan Dheta berada di kelas lain.

***
Kringggggg..... Kringggg....

Jam weaker itu berbunyi sangat keras. Namun, remaja laki-laki itu tak berkutik sedikitpun. Telinganya tam mendengar apapun ketika tidurnya sudah berkelana kemana-mana.

"ANDRA BANGUN! UDAH SIANG!"

Kelekar cempreng dari mamanya membuat ia menutup telinga dengan bantal. Yah, namanya Deandra Angkasa Putra. Laki-laki tampan yang memiliki tubuh sekitar 175 cm dengan kulit putih, hidung mancung, rahang keras membuat para wanita mendambanya. Namun, sikapnya yang dingin membuat cowok berparah tampan itu tak memiliki pacar.

"LIMA MENIT NGGAK BANGUN UANG SAKU BULAN INI MAMA POTONG." teriak Lina. Wanita berusia 40 tahun itu membuka secara kasar pintu anak sulungnya. Jika tidak begini, putranya itu sulit untuk dibangunkan.

"5 menit lagi ma."

"Nggak ada lima menit. Mama itung sampek lima nggak bangun, tamat uang jajan mu." katanya. Andra mengerang ditempatnya

"Satu."

"Dua."

"Tiga!" Kata beliau sembari menekankan ucapannya. Andra meloncat dari tempat tidurnya. Ia lari dengan terbirit-birit menuju kamar mandi.

"Kalau gue nggak jajan bisa kurus nih badan." gumamnya pada diri sendiri.

"Mama tunggu dibawah. Jangan kelamaan." Lina menggedor pintu kamar mandi anaknya.

"Iyah mama bawel."

***

Setelah merasa siap, Andra segera turun untuk sarapan bersama. Mamanya sudah menghidangkan banyak makanan. Katanya agar hari pertama Andra penuh semangat.

"Yaelah ma, buang-buang duit kalik. Cuma bang Andra gitu nggak penting juga."

"Husshhh... Ini di depan makanan Gev. Kamu juga bisa makan sepuasnya kok." balas Lina dengan seulas senyum.

Gevin adalah adik laki-laki Andra. Usianya hanya terpaut 1 tahun. Saat ini ia tengah duduk dibangku kelas 9 smp. Gevin dan Andra mempunyai sikap yang hampir sama. Mereka dingin, tapi tidak dengan keluarganya. Kedua remaja itu sangat dekat dengan papa mamanya. Mereka saling menyayangi antar sesama. Walaupun Gevin seringkali tidak sependapat dengan kakaknya, Andra.

"Hahahaha emang enak lo." ledek Andra.

"Udah udah kalian makan. Andra, belajar yang bener. Ini hari pertama mu di SMA GARUDA." ujar Papa Andra.

"Iyah pa."

Setelah sarapan selesai ia segera menuju gerbang untuk mengambil motor sport hitam kesayangannya. Ia menyalimi kedua tangan orangtuanya. Andra menghidupkan mesin motor dan mulai menjalankannya keluar pagar rumah.

***

Tak butuh waktu lama, lima belas menit kemudian Andra telah sampai di depan gerbang yang bertuliskan SMA GARUDA.

Hari baru, batinnya.

Andra memarkirkan motornya. Ia melepas helm full facenya. Terlihat sangat tampan. Wajahnya yang datar berpadu dengan rambutnya yang acak membuatnya semakin terlihat menawan.

Ya Allah gue bakalan satu sekolah sama cowok ganteng macem dia...

Nggak tahan aku dek punya adek kelas kayak kamu...

Ganteng gitu siapa yah namanya...

Semoga gue sekelas sama dia.. Huahhh...

Masih banyak bisikan-bisikan yang Andra dengar. Namun tak satupun ia pedulikan. Dirinya sudah biasa menjadi pusat perhatian bagi cewek-cewek haus melihat cogan sepertinya.

Ia melangkahkan diri untuk mencari dimana letak kelas yang akan ia tempati.

"X-2" ujarnya.

Dengan langkah gontai ia mencari kelasnya. Namun tak sengaja, matanya menangkap sosok yang sedang melewatinya tanpa meliriknya. Orang itu bertingkah seperti tak ada Andra disana. Bahkan setelah tubuh kecilnya menyenggol.

"Nggak sengaja atau cuma modus?" ia tersenyum miring. Cara yang basi!

   ###
Ini adalah cerita pertama ku
Jadi gue minta maaf kalau ceritanya masih jelek. Maklumkan aku masih amatiran. Hehehe:D

Jangan lupa vote and komen, guys. Lopiyu pull:*

-ini aku udah revisi yah. Maafkan aku yang membuat cerita ini sangat pendek 😣

Abu-abu [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang