Apapun yang terjadi pada mu, bagaimana pun kita berjalan berjauhan tetap saja hati ini selalu pulang pada rumahnya, pada mu.
"Sekali lagi lo belain dia. Gue akan bikin dia lebih sakit daripada ini!" teriaknya dengan keras disertai air mata yang sudah meleleh. Hatinya tercabik-cabik melihat seorang yang selama ini dicintainya justru membela perempuan lain tepat di hadapannya sendiri.
"Shit!" umpat lelaki itu.
Akhirnya ia berhenti sebentar, bukan karena ia takut tapi karena ia sedang mengontrol dirinya agar tidak meluapkan emosi pada perempuan licik di depannya. Andra bukan type orang yang banyak bicara, hanya saja ketika ia melihat gadis yang disayanginya terluka ia tidak bisa tinggal diam. Naasnya, kali ini lawannya adalah seorang perempuan, jika tidak ia sudah menghabisi orang tersebut.
"Mau lo apa?" tantang Andra.
Nata tertawa sinis, "Mau gue itu LO!" katanya menunjuk Andra dengan sebelah tangan yang tidak digunakan untuk menjambak. Ia membuka suara lagi, "Tapi sayangnya lo mau sama dia." liriknya penuh api kebencian pada Resya.
"Dengan tingkah gila kayak gini gue udah yakin kalau sampai kapan pun gue nggak bakalan mau sama lo!" Andra sudah kehabisan akal meladeni seorang Nata yang semakin menjadi jadi. Sebenarnya ia tahu beberapa hari lalu bahwa pelakunya adalah Nata yang dibantu oleh Halena. Hanya saja ia diam untuk menyusun strategi membongkarnya. Namun sial, orang itu justru semakin tak terkendali.
Perlahan Andra berjalan mendekat ke arah mereka. Nata dan Halena tampak semakin panik. Di tatapnya kedua perempuan itu dengan sangat dingin dan tak ada raut bersahabat sama sekali. Mereka melihat kilat kemarahan dalam bola mata Andra.
"Jangan mendekat!" teriak Nata kemudian.
Memang ini semua adalah rencananya karena Nata menyukai Andra. Ia bekerja sama dengan Halena dengan imbalan bayaran karena Halena sedang membutuhkan uang tersebut.
Andra tak menghiraukan Nata, ia tetap berjalan ke arahnya. Nata gemetar bukan main dibuatnya. Ini pertama kalinya Andra terlihat sangat menyeramkan dibanding sikap dingin yang biasanya ia tunjukkan. Mata berani bersumpah, ia benar-benar takut melihat Andra saat ini.
Berbeda dengan mereka semua, Resya hanya diam tak berkutik. Tak ada suara bahkan tangisan karena dirinya yang semakin meringkuk lemah. Ia diam melihat adegan yang sungguh menyeramkan untuknya.
"Ndra, gue.." Andra menepis kasar tangan Nata yang berada dibahunya. Ia melirik ke arahnya dengan tatapan yang sangat tak bisa dipulihkan oleh apapun.
"Jangan kira karena lo perempuan gue bakalan luluh sama tingkah centil lo!" sinis Andra membuat Nata semakin bergetar ditempatnya. Tetes air matanya sudah berjatuhan mendengar tiap kata yang di lontarkan Andra meluluhlantahkan hatinya.
"Gue cinta sama lo, Ndra. Gue.. Gue bisa lebih baik dari dia. Maafin gue." Nata memohon pada Andra. Ia berharap lelaki yang dihadapannya mau menerima maafnya.
Tanpa menjawab apapun, Andra berjongkok dihadapan Resya, "Lo nggak papa?" tanyanya. Tak ada lagi tatapan kemarahan diwajahnya. Yang terlihat sekarang hanyalah tatapan penuh sayang dan kelembutan.
Resya menggeleng membuat Andra semakin khawatir di depannya. Lelaki itu lebih takut bahwa perempuan ini diam dibanding marah untuk meluapkan emosinya. Tak butuh waktu lama, Andra menarik Resya lalu menggendongnya ala bridal style. Ia membawa Resya menuruni tangga walau susah payah.
Sedang Nata melihat adegan ini hanya bisa terisak. Hatinya semakin tak kuasa saat ia merasakan sendiri betapa Andra mencintai gadis itu. Mencintai Resya.
***
Ketika sudah sampai di area parkiran Andra kebingungan karena ia membawa motor. Tak mau berfikir panjang, ia meninggalkan motornya disekolah dan memilih untuk naik taxi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu [TAHAP REVISI]
أدب المراهقينKetika kamu hadir dengan segala hal yang mampu mengembalikan dunia ku. Menjadikan aku percaya akan hal yang sempat hilang. Tapi mengapa kamu memberi pembatas yang seakan tak dapat ku tembus? - Resya *** Karena kamu tidak tahu, aku mencintai mu denga...