Ketika bersama mu, aku sangat bahagia hingga ku lupa bahwa suka dan duka selalu hadir
Resya dan Andra tertawa bersama. Menikmati setiap detik kedekatan mereka. Menjelajahi seluruh sudut dalam taman bermain ini. Mencobanya, berteriak ketakutan, lalu tertawa. Terlihat sangat bahagia.
"Ke photo studio yuk" ajak Andra.
"Yuk"
Mereka memasuki ruangan, berfoto-foto ria. Banyak sudah foto yang mereka hasilkan dengan berbagai gaya termasuk candid.
"Sini deh deketan." tarik Andra
"Ngapain?"
"Nyoba jamu!" ujar Andra memutar bola mata jengah, "yah fotolah!". Akhirnya mereka berdekatan berpose dengan separuh waja yah ditutupi dengan jaket yang Andra pakai.
Cekrek!
"Hihihi gue cantik banget emang yah. Nggk ada duanya." seru Resya gemas. Andra langsung menoyor kepala Resya. Sebal karena sering kali gadis ini percaya diri bukan main.
"Ishh kalau lo suka bilang aja." Andra menatap datar Resya membuat si empu tertawa cekikikan.
"Jelek ah lo!" balasnya memukul lengan Andra kuat lalu menuju luar ruangan. Resya berjalan menuju kedai es krim. Memesan dua cone es krim, satu berperisa coklat dan lainnya kombinasi vanila dan coklat.
"Andra! Sini!" teriak Resya melihat Andra tengah mencari dirinya. Andra mengernyit bingung. Apa lagi yang dilakuin tuh anak, batinnya. Namun sedetik kemudian di berjalan cepat menuju Resya yang sedang melambaikan tangannya. Andra tersenyum tipis. Darahnya seakan berdesir hebat, dia selalu merasa bahagia dengan melihat tingkah-tingkah kecil Resya yang lucu.
"Bakat banget lo bikin gue bangkut." kata Andra mengacak rambut Resya gemas. Resya hanya menunjukkan cengirannya, "yah ini aja gue nggak bakalan kenyang Andra. Ntar makan yah? Kasihan nih perut gue kelaparan mulai tadi nggak dikasik makan sama lo."
"Iyah bawel banget sih." balas Andra.
"Nih neng es krimnya." ujar penjual di kedai tersebut. Resya menerimanya dengan semangat.
"Ini buat lo. Ini buat gue." Resya langsung mengambil es krim coklatnya, lalu memberi yang satunya kepada Andra. "Bang, yang bayar dia yah" lanjutnya sembari menunjuk Andra. Andra berdecak kesal. Memasang muka datarnya. Lalu ia membayar sejumlah uang tersebut.
***
"Yuk kita makan dulu!" seru Resya semangat. Saat ini mereka sudah berada dalam mobil. Andra menjalankan mobilnya, beberapa kali mereka bercanda. Sisanya Resya lah yang bercerita dan Andra hanya mendengarkan dengak seksama.
"Ehh kok kita ke pantai sih?" tanya Resya. Namun Andra tak menjawab ia langsung ke luar mobil. Mengabaikan pertanyaan Resya.
"Ganteng-ganteng budeg tuh orang." gumam Resya pelan. Kemudian ia juga turun untuk mengejar Andra.
"Lo nggak mau ngajakin gue makan gitu?" tanyanya polos sembari memegang perutnya memelas, "gue kasihan perut ini nggak dikasik asupan sama sekali." lanjutnya. Andra membalikkan badan menghadap Resya, kemudian dia tertawa.
"Yuk." ajaknya menggenggam tangan Resya erat.
Deg.
Resya merasa dirinya sudah jantungan saat ini. Dirinya berdebar. Ia melihat ke arah tangannya yang di genggam oleh lelaki disampingnya itu. Ada rasa senang juga malu karena debarannya sangat keras.
"Gue tau lo deg deg an kalau deket gue." kata Andra menghentikan langkahnya lalu berbisik pelan di telinga Resya. Gadis itu menegang. Dirinya seperti tersengat listrik berpegangan tinggi. Namun, cepat-cepat ia menggelengkan kepalanya. Mencari kesadaran penuh dari tingkah memalukan ini. Andra mungkin saja telah GR.
"Nggk deh, apaan lo paling yang modusin gue."
"Lo juga suka gue modusin." balasnya lagi dengan menyunggingkan senyum miringnya.
Kemudian, mereka menuju ke salah satu cafe disini. Suasana outdoor mengahap langsung ke arah gelombang laut yang tengah saling berbisik. Resya segera memesan makanan dengan porsi yang banyak hingga membuat Andra bergedik.
"Lo lapar atau doyan sih?"
"Dua-duanya."
Pelayan cafe itu datang, menghidangkan makanan yang sudah dipesan tadi. Mata Resya berbinar menatap makanan yang lezat itu. Dirinya seperti hidup di hutan dan tidak pernah makan makanan manusia normal.
Andra menyentil kening Resya, "lo malu-maluin banget yah" sinisnya. Resya tak menghiraukannya. Ia segera mengambil makanan itu dan menyantapnya dengan rakus.
Diam-diam, Andra tersenyum. Ia mengabadikan kegiatan Resya yang sedang makan itu. Sangat lahap.
***
Waktu saat ini menunjukkan pukul 17.00. Dua orang itu tengah kejar-kejaran dipinggir pantai. Menikmati suasana sore bersama. Andra sengaja mengajaknya kesini untuk menikmati indahnya sunset bersama.
Resya menyiram tubuh Andra, lalu tertawa keras. "Andra, tangkep gue kalau bisa!" serunya sambil berlari menghindari Andra.
Andra tersenyum sinis. Menangkap Resya bukan masalah yang besar baginya. Ia langsung berlari mengejar Resya.
Resya terus menghindar dari Andra. Ia tertawa puas meskipun napasnya sudah ngos-ngosan. "Hahaha, kalah lo Ndra" serunya lagi.
HAP!
Andra menangkap Resya. Memeluknya dari belakang. Kali ini Andra yang tertawa, "kena juga kan lo." katanya. Resya mematung, sadar akan posisinya yang dipeluk oleh seseorang. Detak jantungnya berpacu sangat keras. Saat ini Resya berharap bahwa Andra tak mendengar debaran itu.
Tiba-tiba Andra mengajar tubuhnya. Menggendong Resya hingga membuat gadis itu menjerit sekaligus tertawa.
"Ahh, turunin gue." ujarnya teriak. Andra pun turut tertawa. Ia semakin meninggikan gendongannya pada Resya.
"Hahahaha gue takut jatuh, Andra. Huah" lalu Andra menurunkannya. Ia berjongkok di depan Resya.
"Naik"
Resya terkejut, kemudian ia menaiki punggung Andra hati-hati. Laki-laki itu menggendongnya membawanya berlarian di pinggir pantai dengan ombak yang berlawanan. Resya tertawa bahagia, "huahhh lagi Ndra." katanya. Andra langsung membawanya lari, kemudian mereka jatuh ke pasir pantai.
"Hahahaha"
"Gue capek, Sya. Lo enak sih cuma gendong doang." ujar Andra sembari mendudukkan badannya. Resya pun bangkit, duduk disamping cowok itu. Dirinya sangat merasa bahagia hari ini. Andra menciptakan kenangan yang takkan ia lupakan. Ia membuat hari yang dijalankan Resya menjadi lebih berwarna.
Resya menarik kepala Andra pelan, menyadarkannya pada bahunya. "Sini", katanya sembari mengelus pelan Rambut Andra. Ia tersenyum, lalu mengajak ke arah langit yang saat ini sudah berwarna jingga. Beberapa saat lagi akan terjadi sunset.
"Sya,"
Resya menoleh ke arah Andra. "Makasih yah." Resya mengangguk dan tersenyum lebar. Saat ini tak ingin ada sepatah katapun yang ingin ia ucapkan. Dia sedang menikmati indahnya suasana pantai sore bersama seseorang yang membuatnya bahagia. Rasa hangatpun menjalar ke sekujur tubuh mereka.
"Gue nggak suka sunset, gue suka sama orang yang nemenin gue lihat sunset."
"Hahahaha, modus lo." balas Resya sembari tertawa renyah.
Yang dilakukan mereka saat ini adalah menikmati indahnya ciptaan Tuhan bersama. Menatap sisa-sisa senja yang belum sepenuhnya tenggelam. Ada rasa hangat yang menajalar ke tubuhnya. Rasa yang tak pernah ada sebelum mereka saling bertemu.
###
Huahhh hello guys?:*
Wah aku nulis ini tuh pakek perasaan banget 😘 dan semoga kalian juga ngerasain feelnya yah 🤗
Jangan lupa Vote & Komennya juga aku tunggu lo 😘
Salam,
Arf-*ini sudah revisi
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-abu [TAHAP REVISI]
Dla nastolatkówKetika kamu hadir dengan segala hal yang mampu mengembalikan dunia ku. Menjadikan aku percaya akan hal yang sempat hilang. Tapi mengapa kamu memberi pembatas yang seakan tak dapat ku tembus? - Resya *** Karena kamu tidak tahu, aku mencintai mu denga...