01

3.8K 396 69
                                    

Happpy reading ...

Tekan 🌟 sebelum membaca

Tekan 🌟 sebelum membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------oOo-------

Krrriinngggg

Suara bel itu terdengar cukup nyaring di sekolah elit yang beberapa jam tadi hening.

Para siswa dan siswi memasukkan buku, pulpen ataupun benda-benda yang berceceran diatas meja masuk kedalam tas. Setelah itu melangkahkan kakinya keluar kelas.

Pemuda tampan bersurai merah itu masih duduk dikursinya, menyembunyikan wajahnya di balik lipatan tangan diatas meja. Ia masih enggan sekedar bangun hanya untuk membereskan alat-alat belajarnya ─ ralat ─ bahkan ia tidak mengeluarkan sama sekali alat belajarnya.

"Park Jihoon!"

"..."

"Jihoon-ah."

"..."

"Jihoonie."

"...?!"

"Yak Jihoonie bangun."

"Sekali lagi kau memanggilku seperti itu akan kupastikan kau tidak bisa menghirup udara segar besok pagi!"

Suara berat sedikit serak itu terdengar dibalik lipatan tangannya. Tanpa mengangkat kepalanya memperhatikan sosok pemuda lain memanggilnya, ia sudah tahu lebih dulu siapa yang telah mengganggu ketenangannya.

Pria bersurai hitam itu menarik sudut bibirnya, tersenyum kecil pada sosok pria bersurai merah itu.

"Cepat bangun dan ikut aku,"

"Tidak perlu memperdulikanku sialan, pulanglah. Ayah dan ibu hanya ingin melihatmu."

Jihoon ─pria bersurai merah ─ mengangkat kepalanya menatap sinis pemuda berkulit tan di sampingnya. Ia berdiri dari duduknya menarik kasar ranselnya.

Ia melangkah menjauh, tidak memperhatikan sosok yang sejak tadi mengganggu ketenangannya.

"Pulanglah jam 7, jangan terlambat, tidak ada aroma rokok dan alkohol. Hari ini kakek ulang tahun, dan kita mengadakan acara keluarga dirumah"

Jihoon menghentikan langkahnya. Jika kalian pikir dia akan membalikkan badannya kalian salah. Ia bahkan enggan untuk menatap pria bersurai hitam itu.

Ia tersenyum remeh. Masih bertahan pada posisinya membelakangi saudaranya.

"Keluarga? aku bukan termasuk keluargamu Park Woojin." Ucapnya sebelum ia melangkah meninggalkan kelasnya.

Woojin memperhatikan punggung lebar itu menjauh dan menghilang diperbelokan.

Pria itu, Jihoon. Seharusnya Woojin menarik tubuh Jihoon untuk ikut dengannya pulang bersama. Memintanya seperti tadi tidak akan berbuah manis.

1000%, Woojin yakin saudara brengseknya itu tidak akan hadir di acara ulang tahun kakeknya.

The Demon || • P.jh K.sh ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang