17

1.3K 238 74
                                    

Happy reading

Tekan 🌟 sebelum membaca

.
.
.

-----oOo-----

Wanita cantik itu berdiri di gerbang sekolah.

Sesekali manik hitamnya melirik arloji coklatnya.

Sudah sepuluh menit dia berdiri, dan sudah sepuluh menit juga sekolah dibubarkan.

Lia meraih smartphone nya dan menekan beberapa angka sebelum dia mendekatkan nya di telinganya.

"Eoh, eonni?!"

Lia menoleh, air wajahnya berubah ceria ketika melihat gadis sesegar buah menghampirinya.

"Park Joy?"

"Apa yang kau lakukan di depan sekolahku?" tanya Joy mendekat. Tak sendirian, Woojin berjalan dj belakang Joy dan mengikuti gadis kuncir kuda itu mendekati wanita cantik.

"Menemui seseorang. Kalian baru pulang?" tanya Lia.

Joy menganggukkan kepalanya. "Mau bertemu dengan siapa?"

"Park Jihoon, apa kau mengenalnya? Dia juga sekolah disini."

Joy dan Woojin langsung saling bertukar tatap.

"Ada apa? Kalian mengenalnya?" tanah Lia penasaran. Pasalanya Woojin dan Joy hanya saling memandangi, seolah mereka sedang berbicara melalui mata.

"Bagaimana eonni bisa mengenal Jihoon?"

"Ah itu, kami bertemu di bar dan begitu saja menjadi dekat dengannya."

"hanya sebatas teman?" kali ini Woojin bertanya penasaran. Lia mengalihkan atensinya kepada pemuda berkulit tan.

Lia memperhatikan pemuda yang berdiri tepat di samping Joy. Jika di perhatikan lebih jauh pemuda itu sedikit mirip dengan Jihoon.

"Memangnya ada apa? Kenapa kalian jadi menginterogasi ku?"

Woojin diam, Joy menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kaku.

"Kenapa tidak menghubunginya?"

"Dia tidak menjawab. Aish anak itu sudah kukatakan jika aku datang menjemputnya." ucap Lia sebal.

Lagi-lagi Jihoon membuatnya marah dan mali setelah malam itu membuatnya malu setengah mati.

"Untuk apa?" tanya Woojin, Lia menoleh. Untuk kedua kalinya Woojin bertanya seolah dia sedang menginterogasi tersangka pembunuhan.

Lia mengerang kesal, tidak bisakah pemuda kulit tan itu bertanya sambil menatapnya tajam?

"Oh Ujinnie di sini kau rupanya."

Woojin dan Joy membalikkan badannya.

Nakyung mmebungkukkan sopan saat melihat teman bicara Woojin dan Joy yang terlihat lebih tua. Sementara Lia hanya memandang datar gadis perwatakan manja itu.

"Ada apa?" Tanya Woojin.

Nakyung memberikan surat kepada Woojin. Woojin mengerutkan dahinya saat melihat stampel sekolah yang tertera di ujung surat. Woojin begitu mengerti akan surat itu, dan hampir setiap hari dia menerimanya.

"Min saem menyuruhku untuk memberikan ini pada Jihoon, tapi aku tidak melihatnya sejak tadi." Ucapnya kemudian melirik Joy, "Dan ini tolong berikan pada Sohyun. Aigo, baru masuk sekolah dia langsung bolos." lanjutnya sambil memberikan amplop yang sama diberikan oleh Woojin.

The Demon || • P.jh K.sh ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang