07

1.6K 256 46
                                    

Happy reading

↪ tekan ⭐ sebelum membaca

.
.
.

Bunyi alaram yang berdering keras membangunkan tidur nyenyak dari seseorang yang masih asik bergumul dengan mimpinya. Meraba-raba meja nakas, begitu mendapati sebuah beker kuning yang berdering itu ia langsung membuangnya kelantai hingga beker laknat itu telah tewas.

Beker

Sejak kapan pemuda bersurai merah itu memiliki beker?

Jihoon bangun. Ia menatap sekelilingnya, ini bukan kamarnya, warna dinding cream itu menandakan jika itu bukanlah kamarnya. Diliriknya jam dinding berwarna pink yang menggantung tinggi.

Jam 7 pagi.

Sialan

Siapa manusia laknat yang meletakkan beker dan mengatur alaramnya sepagi ini. Jihoon terdiam sejenak, kembali teringat malam itu, ketika dia kembali dari bar dengan keadaan mabuk, menendang sebuah pintu dan ...

Sohyun'nya membuka pintu tersebut.

Tunggu apakah Sohyun telah menjadi miliknya dengan tiba-tiba.

"Aku mohon maafkan aku. hiks ...

J-jika aku bisa-hiks, aku tidak akan membunuh mu."

Menjitak kepalanya sendiri. Bodoh, dia benar benar bodoh. mengucapkan kalimat laknat itu tepat di  hadapan Sohyun. Bagaimana jika wanita itu mendengarnya.

Ck

Dia pasti mendengarnya.

Jika sudah seperti ini bagaimana Jihoon bisa membuat Sohyun menjadi miliknya, akan semakin sulit baginya karena Sohyun sudah menganggapnya sebagai pembunuh.

Tapi dia memang seorang pembunuh kan.

Menghembuskan nafas panjangnya. Jihoon bangun dari kasur Sohyun, melangkahkan kakinya mendekati mesin pendingin, ia butuh mineral untuk menghilangkan rasa hausnya.

Mata indahnya melihat stick note putih yang melekat pada kulkas silver. Mengambilnya dan membacanya.

aku sudah menyiapkan sup pereda mabuk. Setelah makan tolong piringnya dicuci dan kembali lah ke apartemen mu.

Jihoon menoleh kearah meja pantry, dilihatnya disana tersedia sup pereda mabuk untuk dirinya. Ia mendekat, menarik kursi untuk menduduki tubuhnya. Perlahan Jihoon menyuapi sup pereda mabuk kedalam mulutnya, menikmati bumbu yang dicampurkn Sohyun kedalam sup tersebut.

Jihoon tersenyum kecil, rasanya enak. ini pertama kali baginya menikmati sup perda mabuk. Selama dua tahun ini tidak ada yang pernah membuatkannya : tidak ada seorangpun yang ingin membuatkannya sup pereda mabuk. Bahkan ibunya sendiri.

Ini adalah rasa pertama yang dinikmati Jihoon, dan ia tidak akan melupakan makanan pertamanya yang dibuat langsung oleh power rangers pink nya.

•••

Tubuhnya itu terasa tidak nyaman sejak tadi, membungkuk dan menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya yang terletak diatas meja. Rambut hitam panjangnya sepenuhnya menutupi wajah cantiknya itu, namun tidak membuat pancaran sinar matahari yang menembus jendela mengganggu tidur tidak nyamannya.

Sohyun memperbaiki posisinya, membelakangi jendela kelasnya dan menghadap kearah berlawanan. Matanya terbuka secara perlahan, memperlihatkan iris coklat madunya. Matanya berkedap-kedip perlahan, mencoba menetralkan pencahayaan yang masuk kedalam netranya.

The Demon || • P.jh K.sh ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang