+6

4.2K 337 9
                                    

Alif dan remaja masjid lainnya sedang mengikuti rapat di masjid dengan Pak Ustadz dan para pengurus lainnya. Selain membicarakan bulan ramadhan yang akan tiba dua minggu lagi, mereka juga membicarakan mengenai hilangnya kotak amal masjid yang sudah kesekian kalinya dalam beberapa bulan terakhir.

"Kami setuju untuk memasang cctv di setiap sudut masjid ini." Kata ketua dewan masjid.

"Selama ada anggaran, dan demi kebaikan kita bersama, saya mewakili teman-teman remaja masjid, juga ikut mendukung, Pak." Ujar Alif.

"Baiklah kalau begitu. Semua pihak sudah menyetujuinya. Sekarang, Bapak akan menyerahkan padamu dan teman-temanmu untuk masalah takjil selama bulan ramadhan nanti."

Alif pun mengajak kesepuluh teman-temannya untuk rapat sendiri di bagian sayap kanan masjid.

"Kita mulai edarin surat pengumuman ke warga kapan, Lif?" Tanya seorang temannya.

"Kalau sore ini, apa terlalu cepat?"

"Gak juga sih, Lif. Soalnya kan nanti mesti kita data lagi." Jawab Arumi.

"Oke. Mulai nanti sore, kita sudah bisa membagikan surat ini kepada warga."

Adzan Ashar pun berkumandang. Memaksa mereka menyudahi rapat untuk sore ini, dan melanjutkan dengan melaksanakan ibadah shalat ashar berjamaah.

Selesai shalat, mereka kembali berkumpul untuk bagi-bagi tugas membagikan surat pengumuman bagi warga.

"Ehh guys, kok ada yang aneh sama orang itu ya?" Arumi menunjuk pada satu sosok yang sedang celingukkan di dalam masjid.

Namun sosok itu bangkit dan kemudian berdiri menghalangi pada kotak amal kaca berdiri yang diletakkan di dekat pintu masuk masjid.

"Kok dia --- jangan-jangan dia lagi mau nyongkel gembok kotak amal lagi!!?"

"Tapi gak mungkin dia senekat itu, teman-teman. Pak Ustadz sama bapak-bapak yang lain aja masih pada berdoa."

"Alif, mereka itu berdoa kan posisinya memunggungi pintu masuk. Jadi, mana ada yang lihat?!"

"Yosshh, kita ringkus aja dia diem-diem!"

"Ehh, kalian kasih tahu Pak Ustadz dan yang lainnya ya!"

"Teman-teman, tunggu!!"

Telat. Karena teman-temannya itu sudah memanggil Pak Ustadz dan warga, untuk meringkus si pencuri kotak amal masjid yang selama ini sudah sangat meresahkan warga.

"Pencuri kamu ya?!!"

Sosok itu berbalik dengan mata memelotot dan wajah pucat.

"Tuh bener kan!! Di tangannya aja banyak uang!!"

"Teman-teman, kita gak boleh langsung menuduh!"

"Semuanya harap tenang, anak-anak." Pak Ustadz menengahi. "Kamu lagi ngapain disini?"

"Sholat, Pak Ustadz."

"Tuh kan.."

"Alif, tenang sedikit."

"Maaf, Pak Ustadz."

"Maksud Pak Ustadz, kamu sedang apa dengan uang dan kotak amal itu?"

"Uhmmm -- ini -- Adit lagi mau masukkin uang Adit kesini.."

"Ohh jadi nama kamu Adit ya!? Dasar kamu pencuri!"

"Adit bukan pencuri!!" Adit berteriak sampai matanya memelotot. "Ini uang Adit! Kalau gak percaya nih, Adit bawa kok celengan di dalam tas Adit!"

"Astagfirullah. Banyak sekali uangnya, Adit.."

"Busettt...!! Jangan-jangan uang palsu tuh!"

"Uang palsu itu seperti uang mainan monopoli! Tapi ini uangnya Adit keluarin dari mesin uang. Sudah jangan ganggu. Adit mau masukkin lagi ke kotak amal."

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang