+36

1.7K 170 1
                                    

Kiki tertawa sinis di hadapan Andy. Kini dia sudah dalam keadaan telanjang bulat, dan siap untuk menyerahkan sepenuhnya tubuhnya untuk Andy.

Namun seperti yang sudah bisa Kiki tebak sebelumnya, bahwa Andy tidak akan pernah mau menyentuh tubuhnya.

"Kamu memang brengsek, An! Kamu sengaja melakukan ini, karena kamu memang tidak ingin melihatku bahagia kan?"

"Kenapa lo harus terus maksa gue, hah?!!" Andy pun tak bisa mengontrol emosinya. "Ki, asal lo tahu -- gue emang brengsek -- tapi gue gak bisa ngelakuin hal bodoh ini!!"

"Bodoh kamu bilang?!!" Air mata Kiki mulai menitik. "Aku cuma minta bukti dari kamu, Andy!! Bukti kalau kamu memang benar mencintaiku!!"

Kiki jatuh terduduk. Ia menangis terisak dengan kepala tenggelam diantara kedua lutut kakinya yang ditekuk ke atas.

Hening menyelimuti keduanya.

Andy pun tak bisa menampik kalau ia memang suka dengan tubuh mulus Kiki. Ia bahkan sudah membawa kondom, pelumas, dan obat perangsang di dalam dompetnya.

Namun ia tak sampai tega melakukan itu pada Kiki.

"Aku benci padamu, Andy..."

Andy pun bangkit dan mendekat pada Kiki. Ia mengangkat kepala Kiki. Dipandanginya wajah imut Kiki.

"Ki, bukannya gue gak mau seks sama lo. Tapi -- lo -- apa --" Andy menelan ludah. Kerongkongannya terasa amat berat sekali. "Apa lo mau nikah sama gue? Karena gue gak mau ngelakuin hubungan itu, sebelum gue dan orang itu ada suatu ikatan janji suci yang sah..."

Kiki tertegun sekaligus merinding mendengarnya. Ia menatap wajah Andy yang penuh keseriusan itu.

"Dan lo tahu kan, umur gue yang sekarang udah berapa? Dan apa pekerjaan gue? Dan gue harap lo gak keberatan dengan semua itu..."

"Andy, aku..."

Andy pun memeluk Kiki. "Kita bisa menikah di luar, Ki. Kalo lo emang serius mau jadi pasangan sah gue, untuk selamanya -- seumur hidup -- selamanya.."

"Aku mau, Andy. Aku mau menikah denganmu..."

Andy melepaskan pelukkannya. Ditatapinya wajah polos Kiki.

"Lo serius?"

Kiki pun mengangguk. "Bicaralah sama nenek. Karena aku gak mau, kalau sampai nenek berubah lagi pada Wahyu..."

"Gue gak akan tinggal diam!" Andy pun memasang wajah serius. "Karena lo itu -- tercipta cuma buet gue. Paham...?!"

Kiki mengangguk. Wajahnya pun bersemu merah. Jantungnya dag-dig-dug. Apalagi saat Andy memberikan sebuah ciuman hangat padanya.

Padahal ia sudah pernah berciuman tiga kali dengan Andy. Namun entah kenapa, ciuman yang keempatnya ini dengan Andy, rasanya begitu mendebarkan!

#####

Tok.. Tok.. Tok..

Perhatian seluruh siswa kelas XII IPA 1, langsung tertuju ke arah pintu. Guru piket itu yang ternyata yang mengetuk pintu dan membisikkan sesuatu pada Bu Uli, guru biologi yang sedang mengajar di jam ke-2 itu.

Kedua guru itupun mendekati meja Haikal.

"Haikal, Ibu baru saja mendapatkan kabar duka..."

Deg..!

Wajah Haikal memucat. Ia pun langsung meraih handphonennya dan menghubungi satu-satunya keluarga yang masih ia miliki.

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang