+11

2.9K 238 8
                                    

"Ne, bentar lagi gue --- hosh --- Ne ---gue mau --- arggghh...!!!"

Tubuh Elang bergetar hebat. Ia memeluk erat tubuh kekasihnya itu. Penisnya masih saja berkedut menyemburkan spermanya di dalam vagina Irene.

"Heh, ngapain lo!?" Perhatian Irene tertuju pada sosok yang kini tengah berdiri di luar jendela.

"Shit!" Elang buru-buru memakai celananya kembali. Dia keluar dari ruang olah raga dan mengejar sosok itu. "Mo ngapain lo disini?!"

"Cih..." Sosok itu tertawa sinis. "Baru tahu gue kalo ternyata kelakuan Elang yang sangat diidolakan itu, ternyata kayak gini.."

"Anjing lo! Murid baru aja udah belagak!"

"Gak usah diladenin, Yankk!!" Irene mencegah Elang untuk memukul sosok itu.

"Awas lo, jing!" Elang mengepalkan tangan pada sosok itu.

Sosok itupun cuma bisa bergeleng. Ia lantas berbalik dan..., lagi-lagi ketiga cowok itu menghadangnya.

"Seret dia ke gudang belakang!"

Sosok itu tak melakukan perlawanan. Bahkan ketika dompetnya di rampas, dan ketiga siswa itu memukuli dan menendanginya.

"Apanya yang ikut wajib militer di Korea?!! Sekali tendang juga keok!! Bhuahaha...!!"

Salah satu siswa itu meraih kerah seragamnya. "Disekolah ini, gue yang berkuasa! Kalo lo gak mau nurut -- bakal gue habisi lo!" Siswa itupun meludah persis di wajahnya.

"Cabut, bos!"

Sosok itu langsung bangkit seraya menepuk-nepuk celana abu dan baju putih seragamnya yang kotor.

"Nih..."

Dia menegakkan kepala. Melihat siswa itu lagi, menjulurkan sapu tangan padanya. Dan lalu pergi begitu saja meninggalkannya.

Di sudut bibirnya mengembang senyum tipis. Dia membuang sapu tangan itu langsung ke tempat sampah. Dan kembali menuju kelasnya.

"Ingat, tugas ini dikerjakan secara berkelompok! Dan dikumpulkan minggu depan!"

"Yahh Pak, masa cepet amat!!?"

"Tau nih, kita juga kan banyak tugas lain!"

Irene langsung merangkul Elang dan mengajaknya satu kelompok dengan geng-annya.

"Lang, lo yakin gak mau gabung sama kita?" Tanya Haikal memastikan.

"Yaudah sih, kalo gak mau gak usah dipaksa juga..!" Balas Irene sewot.

"Terus kita gimana? Kurang satu orang dong." Alif mengedarkan pandangannya pada keempat temannya.

"Gimana kalo kita ajak Andy aja?" Usul Angel yang sama sekali bukan solusi terbaik.

"Tapi kamu aja yang ngomong ya?" Erika langsung menembak Angel.

"Hehe, Alif aja deh yang ngomong..."

"Hah? Kok aku?" Alif malah melongok sambil menunjuk hidungnya sendiri.

Setelah dipaksa dan dibujuk rayu, akhirnya Alif mau juga turun tangan untuk membujuk siswa baru di kelasnya itu.

"Boleh. Kapan kita mulai?"

"Sabtu besok aja kita mulai jalan.."

"Hai, aku Angel.."

"Udah tahu." Sahut Andy ketus dan langsung membuat wajah Angel cemberut. "Sabtu? Oke. Kita kumpul dimana?"

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang