+24

1.9K 187 2
                                    

"Sayang, kenapa kamu melamun aja?"

Haikal hanya bisa mengulas senyum tipis. Ia tidak tahu apakah harus membicarakan hal ini kepada mamahnya atau tidak.

"Anak mamah kenapa?"

"Mah, apa mamah percaya dengan semua yang ditulis Aditya dalam novelnya? Apa mamah percaya kalau semua yang ditulisnya akan menjadi sebuah kenyataan?"

"Aditya adalah anak yang spesial, Haikal. Mungkin saja dia sudah diberi Allah sebuah kelebihan yang tidak diberikan kepada anak-anak lainnya."

Wanita yang sudah hidup menjanda selama 6 tahun lebih itu, kembali membereskan baju-bajunya.

"Kalau nanti kamu kesepian, kamu panggil saja teman-temanmu itu. Ajak mereka menginap disini."

"Mah..." Haikal meraih tangan mamahnya dengan tangis pelannya. "Mamah bisa gak jangan pergi?"

Wanita itu tersenyum seraya membelai kepala anaknya.

"Haikal, mamah ini pergi untuk menunaikan rukun islam kelima."

"Tapi, mah..."

"Loh kok malah nangis..?"

"Jangan tinggalin Haikal, mah..."

"Mamah gak akan ninggalin jagoan mamah sendirian kok. Duh..., kok kamu jadi cengeng gini sih.."

"Tapi -- di dalam novelnya Adit -- mamah pergi meninggalkan -- Haikal -- mamah meninggal....!!"

Wanita itu pun memeluk anaknya erat sekali. "Sayang, hidup matinya seseorang itu sudah ditentukan oleh Allah SWT. Kalaupun mamah dipanggil pada saat sedang menunaikan ibadah suci di Mekkah nanti, itu semata-mata karena Allah. Bukan karena Aditya.."

"Jangan pergi, mah... Haikal mohon, mamah jangan pergi ya..."

#####

"Gue cariin gak taunya lo ngumpet disini! Kayak anak curut aja lo, Ki!" Wahyu menyengir. Namun sama sekali tak mengurangi ketampanan di wajahnya itu.

Kiki malu-malu melihat cowok yang usianya lebih tua satu tahun darinya itu.

"Lagi ngeliatin apa sih?" Wahyu menggeser posisi duduk Kiki. "Gue kira lo lagi ngeliatin apaan gitu, sampe serius banget."

"Yu, masalah semalem.."

"Kak Wahyu, kalo mau ikutan gabung klub basket gimana?"

Kiki pun terpaksa menunda pertanyaannya. Namun hatinya makin sepi saat Wahyu yang meninggalkannya begitu saja dengan 4 cowok dari kelas X itu.

Bip-Bip.

(Wahyu) : Sorry Ki, tadi gue main asal pergi. Nanti gue tunggu di parkiran. Oke?

Kiki tersenyum. Meski Wahyu adalah salah satu cowok yang waktu itu pernah membullynya, namun perubahan sikapnya kini, malah membuat Kiki seolah jatuh hati padanya.

"Gue mau ngomong sama lo, Ki."

Kiki tercekat bukan main, saat Andy langsung menariknya ke salah satu lorong rak buku pengetahuan alam.

"Ada apa, An?"

"Hmmm --- itu ---" Andy kelihatan salah tingkah. Ia malah menggaruk-garuk kepala dan tengkuknya. "Besok gue ulang tahun. Terus gue --- mau ngajak lo dinner -- berdua! Itu juga kalo lo gak ada acara.."

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang