+35

1.7K 174 2
                                    

Kiki duduk menghadapi dua cowok yang sudah memenuhi ruang di hatinya itu. Bagai terpojok dan disudutkan, ia diharuskan memberikan jawabannya saat ini juga.

"Aku gak bisa --" Suara Kiki lemah sekali. "Aku mencintai kalian --"

"Gak masalah!" Andy langsung menyambar.

"Gak masalah biji lo!" Wahyu memelotot pada Andy. "Ki, gue gak akan pernah maksa lo. Tapi gue juga ---" Wahyu menghela nafas. Ia sudah terlanjur dicap gay oleh anak-anak basket. Tapi dia menanggapinya dengan entang dan biasa saja.

"Es campurnya, silahkan.." Seorang bapak membawakan dua mangkuk es campur.

Dean meraih satu mangkok es campur itu untuknya. Dan menyodorkan mangkok lainnya untuk Kiki.

"Yu, ditunggu sama yang lain tuh!"

"Oke." Wahyu pun bergegas meninggalkan Kiki dan Andy berdua saja di kantin sekolah.

Mulut Kiki masih saja terkunci. Ia sungguh tak bisa mengatakan apa-apa.

Wajah neneknya yang syok dan sedih saat melihat rekaman video lamanya yang tengah dibully oleh Fadhil dan teman-temannya yang lain. Termasuk ada Wahyu di dalamnya.

Ia menegakkan kepalanya. Menatap orang yang sudah membuat hati dan perasaan neneknya terluka.

"Andy.."

"Hmmm.."

"Apa kamu benar-benar mencintaiku?"

Andy pun memberikan sebuah anggukkan cuek sebagai jawabannya.

"Andy, aku butuh bukti darimu."

"Bukti?" Andy menaruh sendoknya. "Contohnya?"

"Ya bukti, Andy..."

"Hmmm..." Andy bergumam sejenak. Tangannya pun merogoh saku celananya. Lalu ia menyodorkan kotak kecil berwarna hitam. "Gue udah sengaja mesen dua cincin ini. Satu buat lo. Satu lagi buat gue."

"Aku gak butuh cincin, Andy.."

"Lalu?"

Kini malah Kiki yang diam seribu bahasa.

"Lo mau beli apa aja, gue beliin! Lo mau ke Disney Land sekarang juga, gue anterin! Lo mau ke Paris pun, gue anterin, Ki.."

"Seks.."

Andy melongok seketika.

"Jika kamu benar-benar mencintaiku -- aku ingin melakukannya denganmu.."

Kalau cuma sekedar pegangan tangan di bioskop, dan paling jauh 'berciuman', itu masih bisa diterima oleh Andy. Tapi kalau sudah melakukan sebuah hubungan intim --- Andy masih ragu sekali.

"Kenapa? Kamu gak mau, karena bagimu aku ini sangat kotor dan menjijikkan?"

"Gue gak pernah baca dibuku manapun, seseorang harus menyatakan rasa cintanya dengan yang namanya seks." Jawab Andy canggung.

Kiki bangkit dari kursinya. "Nenekku sudah mengizinkanmu datang kapan saja. Aku tunggu kamu malam ini. Kalau tidak..."

Andy menelan ludah. Ia sama sekali tidak jijik dengan Kiki. Hanya saja ia sungguh menghormati Kiki dan tidak mau membuatnya terluka lebih dalam lagi.

"Sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi..."

#####

Niko memeluk erat Haikal dari belakang. Bibirnya mengecup liar kulit punggung Haikal. Tubuhnya pun bergetar, seiring dengan spermanya yang menyembur dalam liang anal kekasihnya itu.

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang