+10

3.2K 267 11
                                    

Cprett -- Cprett -- Cprett

Farlo cuma bisa berdiri di pinggiran saat Aditya sedang asyik melayani foto-foto dengan para penggemarnya. Memang sudah resikonya jalan dengan seorang public figure yang kini namanya tengah naik daun, karena dua novelnya yang menjadi best seller, dan rencananya akan diangkat ke layar lebar itu.

"Makasih ya, guys..."

"Mau pulang sekarang, Dit?"

Yang ditanya menggeleng. "Aku kemaren liat kemeja sama tas keren banget deh. Udah lama sih aku ngincarnya.."

Farlo paham kemana arah dan tujuan pembicaraan Adit itu. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi sekarang. Dia tidak bisa terus-terusan menyamai gaya hidup seorang selebriti seperti Aditya. Kartu kreditnya sudah over limit semua. Pun begitu juga dengan atm-nya yang sudah terkuras, gara-gara membelanjakan semua-semua yang diminta oleh Adit.

"Keren kan tasnya?"

Farlo mengangguk sekali. Tentu saja keren. Tas ransel itu merupakan tas branded yang masuk dalam kategori limited edition. Harganya pun gak tanggung-tanggung. Bisa untuk membeli sebuah motor n-max baru.

"Gak ada diskon ya, Mbak?"

"Gak ada tuh, Kak.."

"Farlo, katanya kamu waktu itu janji mau beliin aku sesuatu --"

Dan remaja berkulit putih pucat itu cuma bisa mengangguk seraya melempar senyum. Ia mengeluarkan kartu kredit platinumnya dari dalam dompet kulit cokelatnya yang ia beli dari NY saat liburan kemarin dengan Adit.

"Eh, temenku ngajakkin dugem nih. Mau ikutan gak?"

"Gimana ya, Dit? Kan besok ada ulangan di sekolah.."

"Ohh yaudah. Kamu pulang aja. Aku bisa sendiri kok."

Dan seperti biasa, setelah mendapatkan barang yang dimaunya, Adit pasti akan langsung meninggalkannya.

Farlo merasa bahwa perjumpaannya dengan Adit adalah tidak seindah seperti yang dibayangkannya. Adit hanya mau dipeluk sekali, dan diciumnya sekali saja. Itupun susahnya minta ampun. Padahal dahulu...

'Farlo, kamu kenapa menangis?'

'Gak ada yang mau main denganku, Dit. Gara-gara aku gak bisa jalan.'

'Cup-cup, Farlo jangan sedih ya. Kan Adit selalu nemenin Farlo disini.'

Farlo rindu akan saat-saat itu. Saat dimana Adit selalu datang ke rumahnya untuk mengambil pakaian kotor milik keluarganya. Dan itu adalah saat paling membahagiakan dalam hidupnya.

'Ihh, Farlo kok cium Adit?'

'Farlo sayang sama Adit soalnya.'

'Tapi gak boleh! Kan janjinya cuma Adit duluan yang boleh cium Farlo!'

Farlo ingin kembali ke saat-saat itu. Saat dimana dirinya dan Adit, bisa menghabiskan waktu bersama dengan melakukan hal apa saja.

Sebelum pulang, Farlo menyempatkan diri untuk menjenguk kakeknya di rumah sakit. Kakeknya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Satu-satunya anggota keluarga yang masih ia miliki di dunia ini.

"Kek, apa Farlo kembali saja ya? Farlo rasa, Farlo hanya melakukan sebuah kesalahan saja datang ke Indonesia.."

Kakeknya tidak menjawab. Kian hari keadaannya semakin melemah. Farlo pun sudah putus asa. Selain Adit, ia tidak punya siapa-siapa lagi untuk diajaknya berkeluh kesah.

Tap-tap-tap...

Kyuutt...

"Ehh, kamu siapa?"

Farlo menoleh ke belakang. Seharusnya ia yang bertanya seperti itu kepada orang asing yang membuka pintu kamar kakeknya.

"Aku ini cucunya kakek. Kamu sendiri siapa?"

"Aku Adit. Aku di rawat di sebelah kamarnya kakekmu."

Adit? Farlo cuma bisa tersenyum getir. Kenapa dia harus mendengar nama itu lagi.

"Aku nunggu disini aja deh."

"Nunggu apa?"

"Kakekmu bangun. Biasanya dia bangun sebentar lagi. Terus nanti kita akan seru-seruan loh.."

Farlo makin bingung mendengarnya. Benarkah yang dikatakan sosok aneh itu padanya? Benarkah kakeknya itu akan bangun?

Dia duduk di sebelah Adit. Memperhatikan teropong hitam kecil yang selalu mengalung di leher Adit. Lalu sekantung gundu yang dibawanya. Dan juga dua buku cerita bergambar berukuran besar.

"Kalau kakekmu tahu kamu menangis, pasti dia akan malu."

"Hmmm...?"

"Kayak Adit dong! Kuat! Gak pernah nangis meskipun disuntik sama suster perawat.."

Jreenngg...!!

"Kakek bangun!!!"

Farlo nyaris tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kakek..."

"Farlo, kamu belum pulang? Bukannya besok kamu sekolah?"

"Kalau sekolah gak boleh tidur larut malam. Farlo pulang sana. Besok kesiangan loh.."

Farlo mendekati kakeknya. Ia langsung memeluk pria tua itu dengan air matanya yang tak terbendung. Sejak ia kembali ke Indonesia, sekalipun ia belum pernah berbicara langsung dengan kakeknya. Ia pulang pun, karena diberitahu bahwa kakeknya masuk ke rumah sakit.

"Anak laki tidak seharusnya menangis, Farlo." Ujar kakeknya seraya melepaskan pelukkan Farlo. "Malu kamu dilihatin sama Adit."

"Cup-cup, Farlo jangan menangis lagi ya. Kan ada Adit disini.."

Farlo tersentak. Ia merasakan sesuatu saat kedua tangan Adit itu bersentuhan dengan pipinya. Rasa dan getaran yang sama, yang sudah pernah ia rasakan bertahun-tahun silam.

"Kakek mau Adit bacain cerita yang mana? Si Anak lebah dan bulan, atau Naga, domba, dan kelinci di planet mars?"

"Kakek bosan, Adit. Ceritanya itu-itu saja."

"Yahh, Pak Dokter Ken habisnya cuma kasih aku dua buku ini doang.." Adit berfikir sejenak. "Sebentar ya. Adit mau pinjem dulu sama suster. Siapa tahu ada yang punya buku cerita lain."

Brak!

Kebiasaan Adit yang selalu menutup pintu dengan cara membanting.

"Gak selamanya manusia itu akan tetap bersikap sama, Farlo."

"Kakek..."

"Sebelum kamu kembali, Kakek sudah sering kali memperingatkanmu, bahwa Adit itu tidak seperti dulu. Tapi kamu tetap tidak percaya.."

Farlo cuma bisa diam menunduk. Tapi hatinya cuma untuk Adit seorang.

"Ini semua demi kebaikanmu sendiri, Farlo. Kalau kamu terus ada di dekatnya, selamanya kamu malah akan semakin terpuruk."

"Apa yang harus Farlo lakukan, Kek?"

"Pindah sekolah. Tinggalah di rumah kecil bersama dengan Pandu. Hiduplah apa adanya. Supaya manusia itu bisa --"

"Kakek, Adit harus pergi dulu!!"

Farlo dan kakeknya kaget bukan main saat Adit membuka pintu dan dengan penampilannya yang sudah berubah total.

"Adit mau pergi kemana?"

"Kakek sama nenek sudah tahu persembunyian Adit disini. Sekarang Adit mau pergi dulu ke bandara! Sampai jumpa lagi, kakek!! Jaga kakekmu ya Farlo. Dadahh...!!"

"Adit, tunggu...!!"

######

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang