+12

2.8K 232 7
                                    

Ken masih belum bisa tenang. Ia masih enggan beranjak keluar dari ruangannya, meski jam kerjanya telah berakhir sejak 3 jam yang lalu.

'Bagaimana bisa Aditya pergi dan gak ada satupun dari kalian yang melihatnya?!!'

"Ken..." Matt memegang tangannya. "Kita pulang sekarang. Sebaiknya kamu istirahat.."

"Tapi..."

"Ayolah, Ken." Matt setengah memaksa.

Tidak bertemu langsung dengan kedua orang tuanya saja, Ken sudah seperti ini. Apalagi kalau dia bertatapan langsung dengan mereka. Matt tidak bisa membayangkannya.

"Niko, kita pulang sekarang.." Matt membangunkan Nicholas yang tengah tertidur di sofa panjang, di ruangan Ken.

Sesampainya di mobil, Niko langsung merebahkan dirinya di jok belakang. Rasa kantuk sudah benar-benar menguasainya.

"Kita berdoa saja, semoga Aditya tidak apa-apa.." Ucap Matt membesarkan hati Ken.

Mini bus Matt menembus jalanan ibukota di tengah malam. Tidak terlalu padat memang. Namun roda perekonomian di kota ini, serasa tak pernah berhenti berputar.

"Dean masih berusaha mencarinya. Percayakan sama dia.." Matt memecah keheningan. "Sayang..." Diraihnya tangan Ken. "Senyum dong..."

Disaat Ken baru akan mengembangkan senyumnya, disaat itulah sebuah suara terdengar begitu saja.

"Mau pipis..."

Ken menoleh ke belakang. "Niko masih tidur, Matt.."

"Pak Dokter Ken, Adit mau pipis..."

Dari bangku paling belakanglah, Adit muncul sambil menggigit bibirnya.

"ADIT...!!"

Ciiittt....!!!

Matt mengerem mendadak. Untungnya dia sudah sampai di jalan masuk dekat gerbang perumahannya yang sepi.

"Adit kok bisa masuk ke mobil..."

"Adit mau ngompol!!! Pipiss...!!"

Matt dan Kenzo secepat kilat membukakan pintu bagasi belakang. Adit langsung melompat keluar, dan pipis didekat roda ban belakang mobil Matt.

"Akhirnya Adit bisa bebas juga.."

"Adit..." Ken masih berdiri dengan wajah bingungnya.

"Terima kasih tumpangannya ya. Sekarang Adit mau ke bandara dulu, naik pesawat.."

"Hei..." Matt refleks meraih tangannya. "Gimana kalau malam ini Adit nginep dulu di rumah Om? Baru, besok pagi kita sama-sama ke bandara?"

"Adit mau ke Bali. Jalan-jalan, Om Matt..."

"Yup. Besok kita ke Bali sama-sama, oke?!"

"Oke! Besok Adit sama Om Matt pergi ke ---"

Brugggh..

Adit jatuh ke arah Matt. Untungnya Matt dengan sigap menangkapnya.

"Adit cuma tidur, Ken. Dia kelihatan lelah dan capek sekali. Entah sudah berapa lama dia terkurung di dalam mobil." Urai Matt.

"Nik, bangun. Bagi kursinya sama Adit.."

"Adit?!! Dimana dia?!!" Niko langsung membelalak. "Loh kok dia bisa...?"

"Selama Adit bersama dengan kita, jangan pernah macam-macam dengannya. Paham?!"

Niko mengangguk. Kalau sudah Matt yang bicara, ia seperti mati kutu dibuatnya.

Find Him...!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang