Part 1

1.9K 93 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum pembaca semua..
💖💖
Semoga cerita ini bermanfaat dan pembaca semua menyukainya..
😂😂

***

Hafizah Janan Syarief

Assalamu'alaikum.
Namaku Hafizah Janan Syarief, usiaku dua puluh tahun, aku lahir dan dibesarkan di Jakarta. Tetapi sejak lulus menengah atas, papa mengirim aku untuk kuliah sekaligus mondok di pesantren milik saudara papa di perbatasan Jogja - Klaten.

Aku mahasiswi semester empat teknik informatika di salah satu universitas negeri di Jogjakarta. Setiap hari aku harus menghabiskan tiga jam perjalanan pulang pergi antara kampus dan pesantren. Semua aku lakukan untuk mendapatkan ilmu dunia dan akhirat.

Aku memiliki seorang adik laki-laki yang tampan, sekarang dia masih kelas sepuluh. Namanya Keenan Malik Syarief, dia remaja lucu yang sangat aktif baik disekolah maupun kegiatan masjid di komplek tempat kami tinggal.

Papa dan mama memang selalu mengajarkan aku dan adikku untuk hidup mandiri. Dari kecil aku selalu dididik untuk tidak tergantung pada orang lain. Bukan tanpa alasan, terlebih karena mereka tidak menginginkan kami tenggelam dalam kenikmatan duniawi meskipun kedua orang tua kami mampu menghujani dengan kemewahan.

Baik papa maupun mama memiliki perusahaan konstruksi yang cukup disegani di negeri ini. Karena keduanya adalah insinyur, keduanya satu kampus, satu komunitas, dan satu pekerjaan yang akhirnya mempersatukan mereka dalam satu ikatan tali suci pernikahan.

Kedua orang tuaku memberikan aku gambaran keluarga yang diidamkan banyak orang, kami bahagia. Satu menit waktu pertemuan kami adalah berharga, maka kami akan menjadikannya sebagai prioritas utama.

Aku dan Keenan tidak pernah mempermasalahkan kesibukan orang tua kami, karena kami sadar papa dan mama melakukan yang terbaik untuk masa depan kami kelak.

Kata mama, mengapa kita harus memiliki finansial yang kuat? Karena sebagai seorang muslim dengan finansial itu kita bisa melakukan banyak hal seperti membantu orang kesusahan, membangun panti, madrasah, atau rumah sakit yang bisa menjangkau berbagai lapis masyarakat. Dengan finansial yang baik kita bisa berzakat, menuntut ilmu sesuai kehendak kita, dan yang paling penting yang menjadi cita-citaku selama ini yaitu menunaikan rukun Islam kelima, menjadi tamu di baitullah.

Inilah aku yang sedang memperkenalkan diri pada kalian, selanjutnya nikmati ceritaku ambil ibrah-nya yang bermanfaat. Wassalamu'alaikum..

***


Amran Apriansyah Syafrie

Assalamu'alaikum.
Namaku Amran Apriansyah Syafrie, usiaku belum genap delapan belas tahun dan sebentar lagi aku akan menjalani ujian nasional untuk mendapatkan kelulusan menengah atas.

Aku memiliki dua orang adik perempuan dan satu adik laki-laki. Abi dan ummi sangat memperhatikan pendidikan agama dan akhlak putra-putrinya. Kami dibesarkan dalam lingkungan pesantren yang sangat memegang nilai ketauhid-an.

Sebenarnya lebih tepat pondok pesantren kami adalah panti asuhan, tetapi seiring berjalannya waktu banyak pula pelajar dan mahasiswa yang dititipkan orang tua mereka untuk menimba ilmu agama disini.

Suasana Jogjakarta yang tenang dan sejuk sangat mendukung untuk menuntut ilmu. Tidak salah jika Jogja disebut sebagai kota pelajar, karena banyak universitas yang berdiri disini. Banyak pelajar dari berbagai penjuru yang berdatangan menimba ilmu dikota ini.

Besarnya jumlah pendatang di usia yang masih muda, tidak sedikit dari mereka yang kehilangan arah karena pergaulan. Mereka merasa memiliki kebebasan setelah tidak lagi tinggal bersama orang tua, atau sebagian merasa telah mandiri sehingga mampu menentukan kehidupan mereka sendiri.

Itulah sisi lain dari sebuah kehidupan pelajar dan mahasiswa di Jogja. Dimanapun kita berada kita akan selalu melihat dua sisi kehidupan, ada baik dan buruk, ada hukum sebab akibat. Maka tidak sedikit orang tua yang menitipkan putra-putrinya di pesantren sampai mendapatkan gelar sarjana.

Abi adalah salah satu ustadz yang dipercaya untuk dititipkan putra-putri para orang tua. Meski sebenarnya usaha peternakan kambing milik Abi, sudah sangat menyita waktu disamping menjadi ustadz. Tetapi semua dilakukan Abi dengan senang hati.

Abi seorang sarjana lulusan Universitas Islam Negeri, ditambah sejak kecil dibesarkan dilingkungan pondok milik kakek membuat Abi memiliki kecakapan dalam bidang pendidikan pesantren.

Sedangkan ummi adalah ibu yang sangat penyayang, ibu rumah tangga yang rela membesarkan putra-putrinya dengan penuh limpahan kasih sayang. Walaupun sebenarnya ummi seorang akuntan, tetapi karena Abi ingin semua anaknya mendapatkan didikan dari orang tuanya sendiri, maka ummi memilih untuk berhenti bekerja. Selain itu kondisi fisik ummi yang menderita gangguan jantung sejak lahir, membuat ummi sering kelelahan jika harus bekerja diluar rumah.

Dipesantren ini Abi dibantu lima staf pengajar dan dua orang pembantu. Dan empat puluh empat penghuni pondok pria dan wanita. Tetapi untuk urusan peternakan Abi memiliki enam pekerja ternak dan tiga orang untuk administrasi, pemasaran dan keuangan.

Dipesantren kami memang tidak memiliki pendidikan formal, maka jika siang suasana pondok sepi karena penghuninya menuntut ilmu disekolah formal, sedangkan menjelang sore hingga malam, pesantren ini sudah gaduh oleh suara pengajian atau apapun yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran ilmu Islam.

Abi selalu mendidik kami dengan lembut tetapi penuh ketegasan jika berbicara soal akidah. Abi adalah sosok panutan untukku dan adik-adikku. Kami semua bangga dan sayang terhadap Abi dan ummi.

Itulah aku dan cerita tentang diriku, ikuti dan nikmati jalan ceritaku. Wassalamu'alaikum.

***

Pantengin terus ya...
😄😄
Lambaikan tangan
👋👋
Yuk aah.. da dah
😘

Hafizah JananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang