"Nan kita pulang kuliah mau jengukin sahabat kamu satu itu, ikut nggak?"
"Siapa aja yang ikut Dit?."
"Banyak lah, dua mobil. Ada mobil si Mitha sama Riko. Kamu ngikut yang mana?."
"Aku ikut yang banyak ceweknya ajalah."
"Mobilnya si Riko dong, rombongan mobil Mitha pulangnya mau mampir Plaza, mau ikut mampir gramed?."
"Nggak deh, dari rumah sakit aku mau langsung pulang soalnya."
"Kayak mak-mak kamu, cepet pulang soalnya dirumah ada yang harus dikasih makan." ejek Dito yang hanya dijawab tawa oleh Janan, karena nyatanya ia memang ingin cepat pulang untuk menjaga Azka.
"Oke deh berarti kamu ikut mobil Riko ya." ucapan Dito hanya diangguki Janan.
Rencananya hari ini teman-teman Janan akan menjenguk Sofia yang sedang dirawat di rumah sakit karena terkena demam typhoid. Semalam suhu tubuhnya tinggi, teman satu kost Sofia yang membawa ke rumah sakit.
Rombongan kelas Janan segera menuju rumah sakit begitu kuliah jam terakhir selesai, perkiraan waktu jika perjalanan lancar mereka tiba tepat saat jam bezuk.
"Hallo sista, sakit apa kamu?." tanya Mitha yang heboh meski sudah ada peraturan 'Harap Tenang'.
Perempuan walaupun sedang sakit jika bertemu tetap ada acara cipika cipiki. Sofia terlihat pucat tapi senyuman manis masih menghiasi wajahnya.
Mama dan adik lelaki Sofia menunggui gadis ajaib yang sekarang masih terbaring lemah itu. Janan tersenyum geli melihat Sofia yang biasanya tangguh dan banyak bicara sekarang seperti bayi manja yang selalu minta diperhatikan mamanya.
Janan mencium punggung tangan mama Sofia sebelum memeluk sahabatnya itu. "Tante sampai Jogja jam berapa?."
"Siang tadi, begitu dikabari Sofia masuk rumah sakit Tante langsung kemari. Om nggak bisa antar jadi Deny yang temani, Tante kan takut naik pesawat sendiri."
Mereka berdua tersenyum, mengingat cerita tentang mama Sofia yang sangat menyukai traveling tetapi takut naik pesawat sendiri.
"Fi kenapa bisa sakit? Kamu kebanyakan seblak sama cilok sih."
"Enggak Dit, nggak tiap hari juga. Lagian jangan buka aib depan mamaku, berabe nanti."
"Marahin aja Tan, anak Tante itu sukanya yang pedes pedes nampol." Dito masih dengan ejekan.
"Wah ketahuan ya sayang katanya dikost-an masak sendiri taunya jajanan micin tiap hari."
"Tan nggak tau kan Sofia mah, micin aja digadoin."
Sofia membulatkan mata, tapi apa daya badan lemahnya belum mampu membalas serangan bertubi Dito.
"Awas nanti kamu Dit, mending gue bucin 'budak micin' daripada lo budak cinta-nya si Mitha." semua yang mendengar ucapan Sofia tertawa, tapi tidak untuk Dito dan Mitha.
"Sudah stop nggak dikampus nggak di rumah sakit kalian sukanya berantem terus." ucap Riko melerai.
Tiga puluh menit mereka saling bersendau gurau untuk memecah suasana, sekarang waktunya mereka pamit untuk pulang.
Kedua pipi Sofia juga semakin memerah tidak sepucat tadi. Semoga dengan kehadiran teman sekelasnya mampu meningkatkan motivasinya untuk segera sembuh.
Ucapan doa untuk kesembuhan Sofia mengiringi pamitnya mereka, membuat mama Sofia senang dengan perhatian rekan kelas untuk putrinya.
***
Rombongan mobil Mitha sudah berlalu menuju Plaza, sekarang tinggal rombongan mobil Riko itupun sudah terpecah karena Rini dan Galih memilih pulang sendiri karena rumah mereka sudah dekat dengan rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafizah Janan
Teen Fiction"Aku butuh kamu mbak, untuk membantuku menata hidupku. Membantu menenangkan hatiku." Nah kan mulai nih anak... "Membantu bukan berarti harus menikah. Ini bukan sekedar persoalan memiliki buku nikah." "Justru itu, ijinkan aku untuk menghalalkan kamu...