Part 7

899 84 8
                                    

"Felicitatem" nama itu terus berputar dibenak Janan, sangat ingin memastikan pada sang pemilik tetapi keengganan menahannya untuk bertanya.

Harusnya dengan mengetahui kebenaran Janan bisa mengucapkan terima kasih secara langsung, karena bagaimanapun juga beberapa kali sangat terbantu oleh pemilik akun dengan nama tersebut.

Tetapi lagi keraguan membayangi, dengan pikiran yang terus hanya terfokus pada satu nama itu membuat Janan mendecak dalam hati.

"Astaghfirullah Janan, apa yang kamu lakukan? Hari ini kamu sudah banyak melupakan Robb mu dengan pikiran yang belum tentu kepastiannya​."

Janan beristigfar​ beberapa kali, berulang tanpa sadar ia mengetuk kepalanya sendiri.

Diujung halte dua anak berseragam SMU juga tengah menanti bus untuk mengantarnya ke sekolah. Mereka memperhatikan keberadaan Janan.

"Am itu kakak yang tinggal dirumah kamu." Kata Bayu, sedangkan Amran sahabatnya itu hanya mengangguk dengan tak melepas tatap dari Janan.

"Dia kenapa pukul kepala begitu?"

"Nggak tau Bay mikir tugas kali." Kata Amran dengan mengangkat bahu.

Bis yang akan mereka tumpangi tiba membawa beberapa penumpang tak terkecuali Amran dan Bayu. Amran yang melewati tempat Janan berdiri masih saja memperhatikan gadis itu.

***

"Hari ini kuliah saya akhiri sekian, tetapi ada yang harus kalian kerjakan yaitu besok Ahad pagi kalian harus menghadiri Pameran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Buat kelompok maksimal lima orang, lalu susun referensi dan setiap kelompok akan memaparkannya hari Rabu depan." Ucap pak Barata dosen mata kuliah Janan.

"Pak kelompok ditentukan?" Tanya seorang mahasiswa.

"Tidak terserah kalian, yang penting maksimal lima orang. Buat soft file dan powerpoint. Ada pertanyaan lain?"

"Tidak pak." Jawab kelas serempak.

"Terima kasih, sampai bertemu di hari Rabu untuk presentasi. Wassalamu'alaikum."

Kelas kembali ramai setelah pak Barata meninggalkan ruangan, mereka sibuk membagi kelompok.

"Aku sama Janan ya Ko, wajib." Ucap Sofia bersemangat. Riko yang menjadi komting harus lebih bersabar menghadapi semua rekan sekelasnya yang minta ini itu.

Setelah Riko berhasil mengumumkan pembagian kelompok, maka kelas mereka bubar. Janan mendapat satu kelompok dengan Sofia, Riko, Dito, dan Naura. Dengan siapapun Janan dibawa santai saja asalkan ada Sofia.

Mereka berlima sepakat membuat group chat sementara agar memudahkan berkomunikasi. Termasuk penentuan tugas, akomodasi dan yang lain.

***

"Mas Zian?" Kata Janan seperti bertanya pada diri sendiri saat melihat seorang lelaki berbaju biru rapi dan mengenakan dasi dengan motif garis silver.

Sofia menatap bergantian antara Janan dan seorang pria yang berjalan mendekat. "Kamu kenal Nan?"

"Fi apapun yang aku katakan kamu cukup bilang 'Iya'." Suara Janan hampir mendesis.

"Assalamu'alaikum, sudah pulang dek?" Tanya Zian dan kedua gadis dihadapannya menjawab salam kompak.

"Iya mas, mas Zian kenapa ada disini?"

"Mau jemput dek Janan, sekalian sholat Jum'at di pondok ammi." Jawab Zian. Sementara Sofia membulatkan mata saking kagetnya​ hingga batuk tak beraturan. Janan yang tak menduga dengan permintaan Zian mengalihkan dengan menepuk-nepuk​ bahu Sofia.

Hafizah JananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang