Part 21

2.4K 134 40
                                    

Pria bertahan dengan ego
Perempuan bertahan dengan malu
Jadi intinya samakan?
Gak akan ketemu kalo ga da
yang mo ngalah.

Sofia Manda
____________________________________


Ini adalah Senin kedua setelah Janan meninggalkan rumah Abi. Ternyata semua tak seperti dulu sebelum ia mengenal keluarga Abi. Keseharian Janan semakin berat menanggung rindu.

Janan merindukan kelembutan dan ketulusan ummi, Janan juga ingin bertemu dengan Azka dan Zulikha yang biasa bercanda bersama. Janan juga sangat merindukan pondok Abi yang tenang. Merdengar sayup bacaan santri yang sedang muroja'ah, atau santri yang sedang beraktivitas disekitar masjid. Bahkan Janan merindukan suara kodok ditepi sawah saat turun hujan.

Rindu itu membawa perasaan melankolis dalam hati Janan. Niat untuk menjernihkan pikiran nyatanya​ tak membuahkan hasil yang ia harapkan.

Yang ada keadaan semakin kacau menderanya Janan. Dihari kedua Janan berangkat kuliah dari pondok pakde Maulana, ia mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.

Saat dia akan naik bus umum dari belakang seseorang memegang pantatnya dengan sengaja. Janan spontan marah tapi sayang pria kurang ajar itu melarikan diri.

Janan hanya bisa menangis didalam bus, ia ditenangkan beberapa ibu-ibu yang ikut prihatin. Mereka juga gemas dengan perilaku tak bermoral seperti itu.

Dan sekarang setelah sampai dikampus lagi-lagi Janan harus menghadapi tingkah Riko yang semakin menyebalkan. Riko sangat gencar meminta maaf atas insiden sepulang dari rumah sakit tempo hari.

Janan sudah berulang kali menjelaskan bahwa ia memaafkan sikap Riko dan tak ingin memperpanjang masalah, tapi seperti sedang cari perhatian Riko selalu saja mencari alasan agar dapat kembali dekat dengan Janan. Tapi menurut Sofia Janan harus terus waspada terhadap Riko.

Mengingat insiden Riko maka saat itu pula ingatannya kembali pada seorang Amran, remaja yang diam-diam selalu menjadi penolongnya disaat yang genting.

Semakin hari semakin membuat Janan menyadari bahwa ia tak bisa jauh dari Amran. Ucapan remaja itu ada benarnya ketika ia sangat mengkhawatirkan keamanan Janan.

Ya Janan rindu.. terutama pada Amran.

***

Janan terus mengekori Sofia seperti anak ayam yang minta makan pada induknya. Bagi Janan mengekori Sofia tidak saja untuk mendapat kekuatan atas kekalutan hatinya, tetapi juga cara untuk menghindari Riko.

Ini persoalan yang membuat Sofia jengah. Pasalnya sahabatnya itu cerdas dalam bidang akademik tapi nol di bidang asmara.

"Kok makin rumit sih." Janan menggaruk pelipisnya​. Saat ini ia dan Sofia sedang duduk di perpustakaan kampus untuk menyelesaikan tugas. Tapi sebenarnya pikirannya entah kemana.

Sofia yang mengetahui bahwa sahabatnya itu tidak konsentrasi pada tugas yang sedang mereka selesaikan, ia mengambil nafas panjang.

"Nan bisa fokus nggak? Kamu nggak kayak dirimu biasanya, kenapa? Mikirin Amran?"

"Kok ngomongin Amran sih? Aku nggak lagi ngelamun Fi ini tugasnya juga lagi aku ketik."

Hafizah JananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang