Ini aneh.
Benar benar di luar kebiasaanku.
Sejujurnya, meski tubuhku kecil, tapi daya tahannya cukup kuat. Lagipula aku jarang sakit. Mimisan saja baru sekali saat sekolah dasar dulu. Kalau di tambah sekarang, berarti ini yang kedua kalinya.
Penjaga unit kesehatan tadi bilang padaku kalau mungkin aku hanya terlalu lelah. Itu mungkin saja kalau mengingat kegiatanku yang belakangan ini bertambah. Tapi biasanya juga aku hanya akan pusing sebentar. Lalu kembali sembuh.
Memilih mengabaikan semua ke ganjilan yang terjadi pada diriku, aku kembali melanjutkan menonton drama di laptop. Mataku rasanya sudah berat, tapi ku tahan agar bisa sampai jam dua belas dan bertemu Hyunjin nanti. Ku lirik jam di nakas yang dengan jelas menunjukkan pukul sebelas lewat lima menit. Masih lebih dari setengah jam agar bisa sampai tengah malam.
Tapi seperti tidak di ijinkan terjaga lebih lama, kedua mataku sudah tertutup, membawaku menuju alam mimpi.
"Jangan...."
"Noona... Aku takut."
Secepat kilat aku bangkit dari tidurku saat alam mimpi menyuguhkan kilatan kejadian mengerikan. Entahlah, aku tidak tahu itu apa. Aku hanya meliat sekilas saja kejadian mengerikan yang tidak ingin ku bayangkan. Yang jelas ada teriakan dan darah.
"Apa yang terjadi?" Aku mengusap wajahku kasar. Berusaha menghilangkan bayang bayang mimpi tadi.
Sejauh aku hidup sampai sekarang, aku rasa ini pertama kalinya aku bermimpi mengerikan seperti ini. Rasanya seperti saat kau melihat film horror dan kau masuk ke dalamnya.
Sudut mataku menangkap jarum jam di nakas yang menunjukkan pukul dua belas tepat. Kenapa aku merasa seperti—mimpi itu adalah alarm?
Karena mungkin saja saat ini aku masih terlelap kalau mimpi itu tidak mendadak datang.Aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, mencoba mencari sosok lelaki berbibir tebal yang menjadi alasanku terjaga saat ini. Di mana dia?
"Mencariku?" Aku terlonjak kaget saat Hyunjin tiba tiba saja sudah ada di belakangku. Heol, apa ini yang di rasakan seseorang saat tiba tiba di kageti oleh hantu?
"Nan kkamjagiya!" protes ku sambil melayangkan pukulan padanya.
Tapi tunggu!
"Hey, kenapa aku bisa menyentuhmu?" kataku sambil kembali menyentuhnya, bahkan mendorong kepalanya kebelakang.
"Yak! Berhenti menyentuhku, arra?!"
Hyunjin mengusap usap dahinya yang tadi sempat ku pukul. Kemudian menatapku dengan jengkel. Heol, dia minta di bantu, tapi kenapa sikapnya selalu membuatku ingin membiarkannya mati saja?
"Kau ini tidak tahu ya? Aku 'kan belum mati. Jadi tentu saja kau bisa menyentuhku. Tapi kita tetap beda alam."
Aku ber-oh ria mendengar penjelasannya. Kemudian kembali teringat tujuan awalku bertemu dengannya.
"Apa kalau kau mati aku akan ikut mati?"
Hyunjin justru menunjukkan raut wajah bingung. "Mana ku tahu. Perempuan itu hanya bilang padaku untuk minta bantuanmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/161310290-288-k641336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Awake | H.Hyunjin
Детектив / Триллер"αωαĸe, αnd мeeт нιм every мιdnιgнт." Di usianya yang baru menginjak delapan belas tahun, Lucy mendadak dapat undangan ke sebuah tempat, sekaligus undangan yang akan merubah hidupnya dan hidup satu orang lagi-teman sekelasnya, Hwang Hyunjin. ©sugarl...